How To Using Pareto Diagram For Quality Control

(Business Lounge- Quality) – Kalau Anda mau menjadi entrepreneur, Anda sebenarnya harus mengenal diagram pareto. Mungkin Anda bertanya, mengapa saya harus tahu diagram pareto? Bukannya itu tidak perlu? Siapa bilang, Anda harus tahu bahwa diagram pareto sangat penting dalam quality control di dalam pekerjaan dan bisnis yang Anda jalankan. Jika Anda sebagai entrepreneur tidak dapat mengontrol kualitas dari barang dan jasa Anda, maka Anda bisa gagal dalam bisnis Anda pada akhirnya. Mungkin Anda bertanya, bagaimana caranya supaya kualitas produk atau jasa saya bisa terkontrol dan pastinya zero defect dan berkualitas baik? Salah satu jawabannya adalah tidak bisa tidak, Anda harus mengetahui dan mempelajari diagam pareto.

Sebagian dari kita mungkin sudah mengenal Diagram Pareto. Bahkan mungkin di dalam bekerja sudah biasa menggunakan diagram Pareto ini dan merasakan manfaatnya. Sesuai dengan fungsinya maka Diagram Pareto adalah salah satu tools atau alat dalam  Quality Control yang digunakan untuk menganalisa sesuatu yang penting dari satu pokok permasalahan.  Dengan dilakukan analisa Diagram Pareto maka aktivitas-aktivitas yang dikerjakan dapat di seleksi mana yang paling prioritas untuk ditindaklanjuti. Jadi secara flow pekerjaan Diagram pareto sangat membantu pekerjaan-pekerjaan dilakukan dengan lebih teratur dan tidak serabutan.

Saya bisa merekomendasikan bahwa digram pareto ini cukup user friendly di dalam penggunaannya.  Sangat membantu di dalam menyelesaikan suatu permasalah yang terjadi di dalam dunia enterpreneur dan pekerjaan bahkan dalam dunia kehidupan kita.

Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia, bernama ”Vilvredo Pareto”, pada tahun 1897 dan kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran dalam bidang pengendalian mutu.

Diagram Pareto ini biasa digunakan untuk dapat menentukan pangkal persoalan, berdasarkan analisa-analisa dan pertimbangan beberapa sudut pandang. Diagram ini juga biasa digunakan untuk menganalisa suatu kejadian, sehingga dapat diketahui hal-hal yang prioritas dari kejadian terbesut. Oleh karena itu istilah Pareto biasanya identik dengan Priority. Jelasnya  dalam  suatu diagram Pareto akan dapat diketahui suatu faktor merupakan factor yang paling prioritas dibandingkan faktor-faktor lainnya, Kriteria yang harus dimiliki adalah  minimal ada 4 faktor dalam diagram ini.  karena faktor tersebut berada pada urutan terdepan, terbanyak atau pun tertinggi  pada deretan sejumlah faktor yang dianalisa.

Contoh yang sering kita hadapi misalnya:  Ada 4 persoalan yang dihadapi, yaitu A, B, C, D. Bila ditinjau dari frekuensi kejadian, ternyata persoalan C yang paling sering terjadi, tetapi bila ditinjau dari akibatnya secara finansial, ternyata persoalan A yang paling merugikan bila tidak segera diatasi, tetapi bila dilihat dari segi enerji yang terbuang, mungkin malah persoalan B yang paling menonjol. Berdasarkan tinjauan-tinjauan inilah, kemudian dapat disimpulkan, manakah dari ke-empat faktor itu, yang akan menjadi prioritas persoalan untuk ditindaklanjuti ?

Sebagai seorang entrepreneur profesional yang menekankan kualitas sebagai hasil akhir pekerjaan dan bisnis yang akan dicapai pastilah  berminat untuk mencoba menggunakan  salah satu alat Quality Control ini dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan dan bisnis yang dibangunnya. Tetapi saya menyarankan apabila hendak menggunakan Diagram ini, harap supaya user benar-benar tidak sembarangan memilih tools ini sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan  yang dihadapinya. Tetapi pemilihan Diagram Pareto ini adalah berlandasakan pengetahuan dan pengertian yang cukup baik sehingga penerapan tools ini dapat  berlangsung dengan  EFISIEN (tepat) dan EFEKTIF (benar).

EFISIEN, maksudnya adalah ketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengan karakteristik persoalan yang sedang dihadapi. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan alat bantu tersebut dilakukan dengan “benar”, sehingga persoalan menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki.

Tetapi memang ’jam terbang’ sangat berpengaruh dalam melakukan pemilihan tools ini. Jadi prinsip berani mencoba sangat dibutuhkan sampai pada akhirnya dapat merasakan betapa dahsyat kemampuan Diagram Pareto ini untuk memetakan lingkup persoalan, menyusun data dalam diagram-diagram agar lebih mudah untuk dipahami, menelusuri berbagai kemungkinan penyebab persoalan dan memperjelas kenyataan atau fenomena yang otentik dalam suatu persoalan.

Ada 8 langkah sederhana yang dapat diikuti dalam melakukan analisa Diagram pareto dan saya yakin pasti akan membantu yaitu:

1. mengumpulkan sebanyak mungkin data perstiwa yang menunjukkan sifat dan frekuensi
2. Menentukan kategori yang akan digunakan untuk analisa data
3. Mengalokasikan frekuensi peristiwa menjadi kategori yang berbeda
4. Menghitung frekuensi  tersebut ke dalam prosentase
5. Membuat Diagram Batang
6. mengurutkan Diagram Batang mulai dari yang terbanyak
7. Mengecek dampak Pareto dalam Diagram Batang tersebut.
8. Bila dampak pareto jelas, ambil tindakan pada faktor yang paling umum
9. Bila Analisa masih terlihat umum, ulangi lagi analisa tersebut sampai mendapatkan hasil yang signifikan.

Apabila kurang membantu, silakan bertanya kepada entrepreneur yang sudah Expert menggunakan diagram pareto, karena kembali saya ingatkan “ Jam Terbang” sangat mempengaruhi keberhasilan pemakaian Diagram Pareto ini.

Fadjar Dewanto/Managing Partner Infrastructure and Regional Development Vibiz Consulting

Editor : Fanya Jodie

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x