(Business Lounge – Business Today) – Pada hari Rabu, Rick Goings selalu CEO Tupperware Brands Corp memperkirakan paling tidak 80% pendapatan perusahaan pada 2019 bersumber dari pasar negara berkembang. Jumlah ini naik dari sekitar 60% dalam kuartal IV lalu. Kenaikan dipicu bertambahnya populasi kalangan menengah di beberapa negara, seperti Cina, Indonesia, dan Brasil.
Seperti dikutip dalam The Wall Street Journal, Goings menyatakan bahwa perusahaan yang berpusat di Florida itu bertumbuh pesat di beberapa negara, terutama yang kaum perempuannya tengah giat mengincar peluang mencari nafkah. Dengan mengandalkan 2,9 juta tenaga penjual yang sebagian besar perempuan, Tupperware menjual wadah makanan dan minuman lewat pesta keluarga.
Perkiraan pertumbuhan “bukan disetir oleh seberapa rendahnya kinerja di pasar Barat,” papar Goings. “Ini disetir keberadaan konsumen.” Dalam kuartal IV 2013, penjualan bersih Tupperware naik 1% menjadi $717 juta. Laba naik 20% menjadi $89,7 juta. Kenaikan laba didorong kekuatan negara berkembang, yang berhasil menutupi kelemahan di negara maju. Negara berkembang menyumbang 63% penjualan Tupperware dalam kuartal IV.
Indonesia, negara dengan populasi terbanyak keempat sedunia, merupakan pasar terbesar Tupperware. Dalam kuartal IV, penjualan Tupperware di tanah air—dengan tenaga penjualan 220 ribu orang—naik 33%. Penjualan di Cina naik lebih dari 20%. Sedangkan Brasil menguat 19% dalam periode yang sama.
Menurut analis keuangan, Indonesia merupakan pangsa pasar yang baik untuk produk seperti Tupperware, mengingat juga jumlah penduduk yang banyak, dan kebutuhan untuk produk sejenis Tupperware merupakan hal yang biasa, apalagi bagi individu yang memiliki anak lebih dari satu. Harga penjualan yang bisa dikatakan terjangkau, dapat merupakan salah satu strategi Tupperware dalam meraup keuntungan di negara berkembang. Selain itu, diperkirakan ratusan ribu penjual Tupperware di seluruh Indonesia bisa menunjang kesuksesan Tupperware di dalam upaya meraih keuntungan setinggi-tingginya.
(FJ/MX/BL-WSJ)
Editor : Michelle Xu