Raksasa Aluminium Dunia-Alcoa Akan Tutup 2 Pabrik di Australia, Ribuan Pekerja Di PHK

(Business Lounge – Business Today)  Raksasa produsen aluminium, Alcoa berencana untuk menutup smelter dan dua pabrik di Australia pada akhir tahun ini. Akibat dari tindakan tersebut khabarnya hampir 1.000 tenaga kerja akan terkena PHK.

Perusahaan yang berbasis di AS ini mengatakan tiga fasilitas yang tidak lagi kompetitif dan tidak layak secara finansial akan segera ditutup. Langkah ini akan memberikan pukulan lebih lanjut untuk industri manufaktur Australia, yang terus bermasalah dengan tingginya gaji tenaga kerja dan harga mata uang yang kuat.

Dalam sebuah pernyataan yang dilansir BBC, Alcoa menyebut penutupan smelter dan pabrik tersebut adalah keputusan yang sulit. Meskipun tim lokal di sana sudah bekerja keras, tetapi aset tersebut tidak lagi kompetitif dan tidak berkelanjutan secara finansial pada hari ini atau masa depan.

Perusahaan itu juga mengatakan restrukturisasi biaya dari penutupan ketiga fasilitas itu akan membuat perusahaan menghemat biaya hingga USD 270 juta dan mengurangi kapasitas peleburan aluminium global hingga 190.000 metrik ton.

Smelter Alcoa terletak di Geelong, negara bagian Victoria, akan ditutup pada bulan Agustus 2014 karena kondisi persaingan pasar yang semakin berat.

Sementara dua pabrik terletak di rolling mills, dan akan ditutup pada akhir 2014 setelah pasar Australia dan Asia mengalami kelebihan kapasitas aluminium untuk bahan pembuatan kaleng.

Namun, Alcoa akan terus mengoperasikan smelter aluminium mereka yang terletak di Portland, Victoria, dan juga tetap mengoperasikan pertambangan dan penyulingan alumina bauksit di Australia.

Pemotongan biaya memang sedang terjadi di industri manufaktur Australia, yang telah mencurahkan pekerjaan di sektor pertambangan yang booming di negara itu.

Harga komoditas tambang yang lebih rendah mengakibatkan perusahaan untuk mengendalikan pengeluaran dan proyek-proyek pertambangannya, hal ini menyebabkan kenaikan tingkat pengangguran di Australia.

Seakan tidak cukup, sektor manufaktur Australia juga bermasalah dengan tingginya gaji tenaga kerja dan kuatnya harga dolar Australia. Akibat kedua masalah itu, baru-baru ini produsen mobil utama Toyota yang berinvestasi dinegara tersebut  memutuskan untuk pindah ke luar negeri.  Toyota mengatakan akan berhenti memproduksi mobil di Australia pada tahun 2017. Tahun lalu, Ford dan General Motors juga menyatakan keputusan serupa.

(ja/IC/bl-bbc)

Pic: skynews.com.au

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x