(Business Lounge – Business Today) – Kabar dari dunia internasional, Amerika Serikat dan Rusia telah menyepakati kerangka kerja untuk menghancurkan stok senjata kimia Suriah pada paruh pertama 2014. Dengan perjanjian yang ditandatangani oleh Moskow dan Washington, Presiden Suriah Bashar Assad harus menyerahkan daftar lengkap mengenai jenis, jumlah, dan lokasi penyimpanan cadangan senjata kimia negaranya kepada Organisasi Pelarangan Senjata Kimia pada Jumat depan.
Rencana itu akan dikodifikasi dalam resolusi Dewan Keamanan PBB yang tak hanya bersandar pada aksi militer, demikian para pejabat. AS, Prancis, dan para sekutu negara-negara Barat telah memilih untuk mengimbuhkan ancaman serangan pada resolusi PBB jika Suriah tidak membangkang. Namun, penolakan dari Moskow memaksa pemerintahan Barack Obama untuk mengupayakan aksi diplomatik dan menghindari aksi militer.
Namun, ketidaksetujuan Rusia dalam penggunaan kekuatan hampir pasti akan membuat resolusi PBB atas Rusia itu takkan menerapkan hukuman militer. Adapun, masih ada kemungkinan AS akan akan melakukan serangan sendiri atau bersama-sama para sekutunya.
Presiden Obama mengatakan, Sabtu bahwa kesepakatan tersebut menandai kemajuan hubungan bilateral AS-Rusia serta “mewakili langkah penting dan konkret” dalam upaya melucuti senjata kimia Suriah. Namun, Obama berkeras bahwa rezim Assad mematuhi kesepakatan. Jika tidak, ada indikasi bahwa AS dapat bereaksi secara militer.
“Kerangka kerja tersebut memberikan peluang bagi pelenyapan senjata kimia Suriah dengan gamblang, lancar, dan berdasar pada bukti. Ini dapat mengakhiri ancaman senjata kimia tidak saja bagi rakyat Suriah, tapi juga kawasan dan dunia,” ujar Obama dalam sebuah pernyataan. “Jika usaha diplomasi gagal, AS akan tetap siap beraksi.”
Perjanjian antara AS dan Rusia meminta agar OPCW mendapat akses untuk bebas memasuki lokasi penyimpanan senjata kimia Suriah yang AS percaya tersebar di 45 tempat. Kerangka kerja tersebut mendesak OPCW menyelesaikan inspeksi lapangan awal pada November dengan disertai penghancuran sebagian besar perlengkapan produksi milik Suriah.
OPCW menerapkan Konvensi Senjata Kimia internasional. Sekretaris jenderal PBB mengatakan, Sabtu mengenai peningkatan status formal konvensi. Artinya, Suriah terikat dengan konvensi selama 30 hari pada 14 Oktober.
Para diplomat Rusia dan Amerika menyatakan harapannya untuk melucuti infrastruktur senjata kimia pada paruh pertama 2014. Menurut mereka, penghancuran unsur kimia, unsur campuran, mesiu, dan sejumlah sistem peluncur akan dilakukan di Rusia dan negara pihak ketiga.
(FJ/FJ-BL, WSJ)