(Business Lounge – Business Today) – China telah menjatuhkan larangan impor terhadap susu bubuk buatan Fonterra Co-operative Group. Ini merupakan pukulan telak bagi eksportir produk susu terbesar di Selandia Baru, yang saat ini juga tengah menghadapi investigasi oleh pemerintah Cina terkait pengaturan harga.
Keputusan Cina tersebut telah dibenarkan oleh pemerintah Selandia Baru, dan dilakukan setelah Fonterra mengeluarkan peringatan bahwa kadar protein whey yang digunakan dalam formula susu bayi dan produk lainnya memiliki kemungkinan tercemar oleh bakteri yang bisa menyebabkan keracunan makanan parah yang bisa mematikan. Meskipun Fonterra mengatakan belum menerima laporan adanya kasus di mana pelanggan terjangkit penyakit, para analis mengatakan kasus ini bisa merusak reputasi Selandia Baru sebagai produsen produk susu yang aman. Negara itu selama ini bisa mematok harga lebih tinggi dibanding pesaing-pesaingnya karena kredibilitas tingkat keamanan produknya.
Fonterra sebelumnya pernah menghadapi isu-isu keamanan lainnya di Cina. Fonterra memiliki saham di salah satu perusahaan yang terlibat dalam skandal melamin pada tahun 2008. Ketika itu, 6 anak tewas dan 300,000 lainnya mengalami sakit akibat susu yang mengandung melamin dalam kadar yang membahayakan. Performa Fonterra di Cina melejit setelah ditutupnya Sanlu Group, namun konsumen Cina tetap sensitif mengenai aman tidaknya produk susu yang mereka beli.
Sabtu kemarin, Fonterra melaporkan adanya “masalah dengan kualitas” menyangkut 3 kelompok konsentrat protein whey yang diproduksi di sebuah pabrik manufaktur di Selandia Baru pada Mei 2012.
Pemerintah Selandia Baru mengatakan Australia, Cina, Malaysia, Thailand, Arab Saudi dan Vietnam telah menerima protein jenis whey tersebut, yang digunakan dalam berbagai macam produk, termasuk susu bayi dan minuman olah raga.
Fonterra mengatakan isu tersebut pertama kali teridentifikasi pada bulan Maret, dan mereka telah melakukan penelitian intensif untuk mengisolasi bakteri tertentu. Rabu pekan lalu, penelitian tersebut mengindikasikan kemungkinan adanya Clostridium botulinum, yang bisa menyebabkan botulism, kata perusahaan tersebut.
Temuan ini merupakan tantangan terbaru yang dihadapi perusahaan tersebut. Bulan lalu, Fonterra mengatakan tengah diselidiki oleh pemerintah Cina sebagai bagian dari peninjauan terhadap industri produk susu secara meluas.
(IC/IC/BL-WSJ)