(Business Lounge – Business Today) – Kuatnya dominasi Samsung Electronics Co. dan Apple Inc. mencengkeram industri smartphone dirasakan di seluruh kawasan Asia. Banyak perusahaan membukukan kerugian besar. Beberapa perusahaan bahkan berada di ambang kebangkrutan.
Persaingan dalam industri smartphone semakin terlihat jelas saat NEC Corp. pada Rabu mengumumkan rencana pengunduran dirinya dari bisnis smartphone. Perusahaan itu merugi dua tahun setelah meluncurkan model perdana.
- “Kami terlambat memasuki pasar smartphone dan tak mampu mengembangkan produk-produk menarik. Itu hal terpenting,” ujar Direktur Keuangan NEC, Isamu Kawashima pada sebuah jumpa pers.
Dihadapkan dengan jurang menganga di antara produsen smartphone kecil dan besar, pasar telepon seluler Jepang masih menonjol. Produk buatan Jepang dihargai karena kecanggihannya bahkan sebelum smartphone muncul.
Pada masa smartphone belum berkembang, para produsen telepon seluler di Jepang mengembangkan teknologi yang memungkinkan pengguna menonton televisi, melakukan transaksi mobile dan memanfaatkan fitur canggih lainnya.
Produk-produk tersebut ditujukan untuk konsumen Jepang, sehingga sulit bagi produk-produk itu melakukan penetrasi ke pasar luar negeri.
Industri mobile di Jepang kerap digambarkan sebagai “Galapagos” karena tumbuh dalam lingkungan tertutup, tanpa persinggungan dengan dunia luar. Hal itu sejalan dengan lingkungan hewan yang ditemukan oleh Charles Darwin di Kepulauan Galapagos yang turut membantunya memformulasikan teori evolusi.
Memiliki kepercayaan pada kemampuan teknis produk teleponnya, perusahaan Jepang telat mengantisipasi pergeseran ke arah smartphone dan terpaksa mengimitasi produk buatan Apple dan Samsung, iPhone dan Galaxy S. Hal tersebut menekan para konsumen Jepang yang sebelumnya loyal pada merek lokal untuk beralih kepada produk impor demi memenuhi hasrat memiliki smartphone.
Pengumuman NEC disampaikan sehari setelah HTC Corp. asal Taiwan memperingatkan kemungkinan mencetak kerugian operasional tiga bulanan pertama sejak menggelar IPO pada 2002. Pada Selasa, Fujitsu Ltd. membukukan kerugian untuk ketiga kalinya dalam lima triwulan terakhir seiring dengan anjloknya penjualan telepon seluler hingga 30% pada kuartal yang berakhir Juni dibanding dengan tahun sebelumnya.
Kesulitan yang dihadapi produsen smartphone di tengah naiknya pengapalan tiga bulanan menyoroti kekuatan Apple dan Samsung pada industri smartphone. Keduanya berhasil mencatatkan separuh dari total smartphone yang terjual secara global. Namun, Apple dan Samsung berbagi hampir seluruh laba yang dicetak industri tersebut.
Kekuatan keduanya berbanding terbalik dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergelut menjadi pemain berpengaruh seperti Nokia Corp., BlackBerry Ltd., Sony dan LG. Bahkan pabrikan besar Cina seperti Lenovo Group Ltd., ZTE Corp. dan Huawei Technologies Co. belum bisa membuktikan konsistensi pembukuan laba melalui smartphone.
Bisnis seluler NEC—yang menyatukan divisi perangkat genggam Casio Computer Co. dan Hitachi Ltd. pada 2010—merugi sebesar ¥9 miliar, atau $92 juta, dengan penjualan kurang dari ¥20 miliar pada kuartal kedua.
Pada Rabu, Panasonic mengatakan kerugian pada divisi mobile kian parah. Pada triwulan kedua, Panasonic menyatakan unit mobile merugi ¥5,4 miliar dibanding tahun lalu yang mencapai ¥3,7 miliar. Tingkat penjualan pun jatuh sebesar 14%.
(FJ/FJ-BL, WSJ)


