(The Manager’s Lounge – Quality) Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang Black Belt Six Sigma punya keahlian kuat dalam analisa, statistik serta memecahkan masalah. Hanya saja, sebenarnya tidak hanya skill teknis melulu yang semata-mata penting. Setidaknya ada 5 kualitas utama yang mutlak harus dimiliki oleh seorang pemegang Black Belt Six Sigma.
1. Change Agent
Seorang pemegang Black Belt Six Sigma otomatis harus menjadi seorang change agent, karena dia merupakan orang yang memimpin dalam proses perubahan dalam organisasi, baik secara organisasional hingga budaya organisasi. Seorang Change Agent yang efektif mengetahui dengan baik apa yang harus dirubah, dan bagaimana mengajak orang-orang untuk terlibat dalam perubahan tersebut. Seorang Change Agent selalu berusaha untuk aktif melakukan perbaikan melalui perubahan dari suatu proses, menggunakan metode Six Sigma tersebut. Sehingga, diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja yang konsisten dari waktu ke waktu.
2. Business Knowledge
Seorang pemegang Black Belt harus memiliki pengetahuan bisnis yang mumpuni, terutama mengenai organisasi bisnis yang digelutinya. Hal utama yang terpenting adalah ia dapat menyelaraskan antara tujuan proyek dan Six Sigma dengan strategi bisnis. Jadi, proyek Six Sigma ini mendukung penuh tujuan dan strategi dari organisasi bisnis.
Selain itu, ia juga harus bisa membuat suatu sistem yang mengukur metrik-metrik utama dari kinerja yang diinginkan. Sehingga, proyek Six Sigma yang dijalankan benar-benar berjalan dengan baik, dimana tercipta operational excellence yang pada akhirnya berpengaruh ke dalam angka bottom line.
3. Interpersonal Skill
Seorang Black Belt adalah pemimpin, maka ia mutlak harus punya interpersonal skill yang bagus. Dalam tiap proyek Six Sigma, pasti selalu ada tekanan, baik itu dari tim maupun pihak luar. Maka, seorang Black Belt harus dapat menanganinya dengan baik, dengan cara menyelesaikan konflik yang terjadi, maupun memotivasi tim yang semangatnya sedang turun.
Sebagai change agent, maka interpersonal skill sangat penting peranannya. Seorang change agent harus punya skill berkomunikasi yang tinggi, karena biasanya perubahan selalu memperoleh penolakan. Dengan skill komunikasi yang handal, maka seorang change agent dapat menyampaikan dampak positif perubahan sehingga dapat diterima oleh semua orang. Skill komunikasi juga penting manakala berhubungan dengan manajemen puncak, demi menyelaraskan strategi bisnis dengan proyek Six Sigma.
4. Positive Attitude
Seorang Black Belt harus memelihara suatu sikap yang positif, dimana ia selalu punya kepercayaan diri dan optimisme yang tinggi bahwa proyeknya bakalan sukses. Dengan sikap positif, dilengkapi dengan visi, pengetahuan serta keahlian yang mereka miliki, maka mereka bisa menggiring orang untuk turut bersikap positif dan percaya diri terhadap kesuksesan Six Sigma. Tanpa optimisme dari pemimpinnya, bagaimana orang lain bisa percaya?
5. Learning and Sharing Attitude
Six Sigma adalah selalu mengenai improvement, improvement, dan improvement. Oleh karena itu, seorang Black Belt harus selalu mempunyai learning attitude, dimana ia selalu mempelajari perbaikan-perbaikan apa saja yang dapat dilakukannya menggunakan Six Sigma, ataupun mempelajari perkembangan terbaru dalam dunia bisnis terkait dengan Six Sigma.
Tidak hanya itu, seorang Black Belt juga harus punya sharing attitude karena mereka adalah pemimpin. Black Belt harus membina dan mewariskan ilmunya kepada para Green Belt dan Yellow Belt yang juga merupakan bagian penting dari tim Six Sigma dan kedepannya akan menjadi Black Belt pula.
(Rinella Putri/RP/TML)