(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Di dalam digital marketing atau bisa disebut pemasaran online, kadang kita lebih memikirkan bagaimana supaya jualan kita laku ketimbang daripada kenyamanan calon pembeli kita. Contohnya saja, di social media yang sering kita temukan, banyak sekali timeline kita tiba-tiba dipenuhi oleh jualan-jualan online shopping, mulai dari jualan handphone, jualan baju-baju, aksesoris, dan banyak lagi, sehingga kita jadi bingung dan malas melihat jualan tersebut. Atau, terkadang ada tindakan kriminal yang suka terjadi pada pemasaran online, seperti ketika klien memesan barang dan sudah melakukan transfer pembayaran, yang terjadi malahan supplier atau reseller yang bersangkutan tidak kunjung mengirimkan barangnya, dan bisa dibayangkan betapa kecewanya klien jika hal itu terjadi.
Menurut Dave Chaffey (2009), konsep utama dari pemasaran online yang diperbolehkan adalah :
1. Bukan merupakan pemasaran yang mengganggu (interruption marketing)
2. Bukan merupakan SPAM
Selanjutnya, seperti yang dijelaskan di poin kedua, pemasaran online juga memang tidak boleh merupakan spam, karena hal itu bisa merusak image dari penjualan online itu sendiri. Dikatakan bisa merusak image adalah karena memang seringkali email yang masuk ke spam dikategorikan sebagai email yang tidak etis meskipun pada kenyataannya tidak semuanya seperti itu.
Sesuai poin ketiga dan keempat, opt-in dan opt-out harus diperhatikan dalam pemasaran online. Dalam kebijakan opt-in, hal tersebut membutuhkan peran calon pelanggan untuk memilih sendiri layanan yang mereka ingin berlangganan, dan bagaimana informasi yang calon pelanggan berikan dapat digunakan oleh penjual. Kebijakan opt-in juga disebut sebagai permission-based marketing. Sedangkan dalam kebijakan opt-out, adalah di mana pelanggan yang sudah ada menerima komunikasi elektronik, dan biasanya komunikasi itu sudah terjadi sebelum adanya hubungan antara penjual dan pembeli. Kedua hal ini, baik opt-in dan opt-out, tetap merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasaran online.
Dan yang terakhir, jika posisi Anda adalah supplier dan Anda memiliki reseller, buatlah sistem insentif yang baik kepada reseller Anda, sehingga dia dengan senang akan memasarkannya kepada klien. Jangan karena Anda ingin meraup keuntungan yang banyak, Anda memberikan komisi atau insentif kecil kepada klien, tapi berilah insentif yang menarik dan sesuai, sehingga ia akan terus menjual produk Anda, dan bagi Anda sendiri, penjualan produk online Anda pasti akan lebih meningkat.
Happy selling…
(Fanya Jodie/AA/TML)