Cost Innovation Ala Cina

(Business Lounge – Strategic) , Benarkah cost innovation tidak lebih baik dibandingkan dengan value innovation? Setidaknya itulah strategi yang diterapkan perusahaan-perusahaan Cina kini dalam memenangkan persaingan di berbagai pasar. Melalui cost innovation, Cina mengubah peta persaingan bisnis global.

Peter Williamson, dalam buku terbarunya yang berjudul ‘Dragons at Your Door: How Chinese Cost Innovation is Disrupting Global Competition’ dan co-author Ming Zheng, Cina memanfaatkan keunggulannya dalam hal biaya untuk menawarkan produk dengan harga khusus. Menurutnya, kita semua harus mulai menerima, siap maupun tidak, bahwa segera akan ada revolusi biaya. Cina terus merangsek dalam ekspansi global, sehingga jika perusahaan Barat berpangku tangan, maka dalam jangka panjang mereka bisa kalah bersaing.

Buku ini mengungkapkan, bahwa the dragons (orang-orang Cina) berusaha untuk mencari celah dalam pertahanan kompetitornya kemudian berusaha mengeksploitasi kelemahan tersebut. Umumnya, untuk melawan ancaman low cost dan low price, jawaban standarnya adalah, bidik segmen high-end. Namun, apa yang terjadi disini adalah Cina memenangkan ceruk pasar dan merengkuh mass market dengan cara memangkas harga sebanyak 50%. Oleh karena itu, perusahaan multinasional harus mengembangkan strategi baru yang kreatif untuk melawannya. Contohnya adalah Haier, yang memenangkan 60% pangsa pasar dari kulkas penyimpanan wine, yang sebelumnya adalah produk premium.

Pertama, perusahaan Barat sudah seharusnya mempelajari cost innovation, Contoh yang baik adalah Nokia, dimana mereka mengekspansi distribusi dan lini produk secara agresif, sehingga bisa mendominasi pasar mulai dari bawah hingga keatas. Sehingga, Nokia kini juga memberikan tekanan pada perusahaan-perusahaan Cina dengan melakukan cost innovation.

Kedua, Williamson berpikir mungkin sudah saatnya bagi perusahaan Barat untuk melakukan penetrasi pada mass market di Cina. Mass market di Cina meliputi area rural yang dihuni oleh sekitar 800-900 juta orang, yang merupakan porsi signifikan dan sejauh ini kurang dilirik oleh perusahaan multinasional.

Terakhir, Williamson menyarankan, jika perusahaan Barat tidak dapat mengalahkan perusahaan Cina dalam persaingan, maka pertimbangkan untuk membina kerjasama dalam bentuk aliansi. Partnership ini bukan hanya untuk melakukan penetrasi , melainkan dalam rangka menggabungkan kapabilitas yang ada supaya meningkatkan daya saing di pasar global. Misalnya, 3Com dan Huawei yang membentuk aliansi pada bisnis peralatan telekomunikasi.

Dalam buku ini, Williamson menyatakan bahwa perusahaan tentunya mampu bersaing dengan the dragons, namun itu bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam sekejap. Maka, perusahaan multinasional harus serius dan memikirkan strategi untuk melawannya. Salah satu kunci sukses adalah dengan mengubah mind set. Perusahaan yang memahami bahwa orang-orang Cina memang mempunyai sesuatu yang bisa dipelajari, dan jika itu dikombinasikan dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan multinasional saat ini, tentunya akan menjadi pemenang global.

Pic: infoakgroup.com

(Rinella Putri/RF/TML)
(Sumber: INSEAD Knowledge)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x