(The Manager’s Lounge – Business Today), Minat masyarakat Indonesia akan batik sangat tinggi. Karena batik sangat fashionable dan dapat dipakai oleh berbagai kalangan usia. Dari usia tua sampai usia anak-anak. Namun sangat disayangkan ternyata batik buatan Indonesia mengalami penurunan yang tajam, sementara batik ‘made in’ China dan Malaysia mengalami peningkatan.
Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, menyatakan bahwa batik buatan China dan Malaysia ini sudah menembus akan pasar Indonesia. Hal ini disebabkan karena persaingan terjadi ada pada masalah ‘harga’. Per potong baju batik asal Malaysia dengan model standar di jual dengan harga ‘hanya’ Rp 60.000,-.
Sebenarnya masih lebih mahal harga batik malaysia dibanding dengan batik Indonesia. Bila harga batik Malaysia Rp 60.000, batik Indonesia seharga Rp 30-40 ribu sedangkan batik China lebih murah lagi sekitar harga Rp 12-15 ribu per potongnya.
Masyarakat Indonesia belum dapat memahami benar akan batik mana yang sebagai bentuk dari kebudayaan bangsa, mana yang hanya melalui proses printing seperti buatan China dan Malaysia dan mana yang benar-benar buatan tangan yang asli. Karena bila hal ini dibiarkan terus maka besar kemungkinan batik asli Indonesia pasti akan ‘mati’ di pasaran domestik.
(rs/IK/tml-dtc)

