(Business Lounge – Business Insight)-Dalam pertemuan KTT ASEAN, Presiden Joko Widodo dengan lugas nyatakan harapannya untuk dapat bekerja sama dan berinvestasi di Myanmar.
Foto diatas menunjukan, Presiden Joko Widodo sedang berjabat tangan dengan Presiden Myanmar U Thein Sein sebelum melakukan pertemuan bilateral di KTT ke-25 ASEAN Tahun 2014 di Nay Pyi Taw, Myanmar pada hari Rabu, 12 November kemarin. Dalam pertemuan bilateral ini, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menko Sofjan Djalil serta Duta Besar RI untuk Myanmar Ito Sumardi.
Dalam pertemuan tersebut, seperti yang dikutip The Wall Street Journal, Presiden Jokowi berkata “Kami akan terus mendorong badan usaha milik negara dan sektor swasta untuk berinvestasi di Myanmar, terutama dalam pertambangan, telekomunikasi, dan infrastruktur.”
Sementara Presiden Myanmar Thein Sein berharap Presiden Jokowi yang dulunya adalah seorang pengusaha dapat meyakinkan pengusaha Indonesia untuk berinvesatsi di Myanmar.
Berbagai cara dapat dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan mengirimkan tenaga kerja ke Myanmar khususnya pengiriman tenaga kerja Indonesia menuju proyek-proyek konstruksi di Myanmar atau sejumlah bentuk kerja sama lainnya seperti penambahan rute penerbangan langsung antara kedua negara dan kerja sama di bidang perbankan yang lebih intens. Realisasinya Myanmar akan mengijinkan bank asing untuk membuka cabang di negaranya dan mengundang bank asal Indonesia untuk beroperasional juga di Myanmar.
Saat ini sesungguhnya Indonesia dan Myanmar memang ada dalam tahapan untuk mencapai target perluasan perdagangan bilateral dengan investasi sebesar $1 miliar pada tahun 2016. Target ini naik dua kali lipat dari target tahun 2012.
Myanmar memang sedang mempesona sebab merupakan salah satu negara dengan laju pertumbuhan ekonomi tahunan tercepat di dunia. Reformasi politik dalam beberapa tahun terakhir telah memacu minat investor asing datang ke negara dengan jumlah penduduk 60 juta lebih itu.
Namun demikian, perlu dicatat bahwa sekalipun tumbuh cukup pesat namun skala ekonomi Myanmar tidak lebih dari 10% dari ekonomi Indonesia. Oleh karena itu Myanmar sangat berharap kerja sama bilateral kedua negara dapat segera bergulir.
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing
Image: Antara