(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Bagaimana kita dapat menjadi diplomat public setiap hari? Kita melakukannya dengan cara mempraktikkan “diplomacy of deeds” atau dengan menjadi “people in action”.
Citigroup telah memberikan $100 juta pinjaman kepada 132 lembaga mikro keuangan di 39 negara. Bank ini mengikuti contoh dari Dr. Muhammad Yunus, banker dari Bangladesh pendiri Grameen Bank yang memberikan pinjaman kecil kepada wiraswasta miskin yang tidak memenuhi kualifikasi pinjaman dari bank biasa. Ia memenangkan Hadiah Nobel pada 2006. Bisnis yang sukses adalah bisnis yang berhasil meningkatkan taraf hidup orang lain. Dan sebagai diplomat publik, kita dapat mendukung hal tersebut.
Perusahaan dan klien menyewa kita untuk membantu mereka supaya connect, convince dan make money — menghubungkan, meyakinkan dan menghasilkan uang — secara bertanggung jawab dan etis. Suatu hubungan ditentukan terutama oleh perilaku dan tindakan, bukan kata-kata. Tugas dari public relation adalah supaya bertindak, bukannya mendikte.
Baik Anda setuju dengan perspektif ini maupun tidak, saya ingin mengambil kesimpulan dengan menyarankan beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk menjadi diplomat publik yang lebih baik.
Pertama, kita perlu untuk mendefinisikan kemungkinan-kemungkinan baru bagi organisasi dan CEO kita.
Penelitian terbaru dengan responden para CEO yang dilakukan oleh Arthur Page Society menunjukkan bahwa para para CEO melihat bahwa PR senior lebih berpengaruh saat ini. Tren ini menuju integrasi lebih besar dari PR menuju pembentukan strategi. Sebagian besar CEO yang disurvei mengharapkan bahwa pemimpin senior PR mereka juga memiliki keahlian kuat dalam bidang bisnis.
Dengan menjadi partner strategis dengan CEO kita, kita dapat membantu mereka menyadari potensial dari bukan hanya komunikasi, melainkan juga reputasai dari diplomasi publik.
Kedua, kita dapat memperluas jaringan aliansi perusahaan
Page Society yang menyelenggarakan survey tersebut mempercayai bahwa PR yang profesional seharusnya tidak hanya berbicara pada seluruh orang di perusahaan melainkan juga belajar dari mereka dengan cara yang baru dan berbeda. Kita harus mengembangkan kepentingan dan nilai-nilai yang sama dengan orang dengan negara, budaya dan kepercayaan yang berbeda di seluruh dunia.
Masa depan dari profesi kita serta tantangan yang mengiringi para PR di abad ke 21 ini adalah tidak hanya untuk mengarahkan perilaku organisasi kita, melainkan juga mempengaruhi konsep diri dan tindakan dari stakeholder eksternal kita, termasuk hubungan yang tidak perlu melibatkan langsung perusahaan maupun klien kita.
Mengabaikan elemen diplomasi publik yang mengarah kepada membangun hubungan dan reputasi dapat menghasilkan konsekuensi yang serius.
Misalnya Wal-Mart di Jepang. Retailer raksasa ini menghabiskan lebih dari miliaran dolar beberapa tahun lalu untuk membali saham mayoritas dari Seiyu, retailer dari Jepang. Namun sejauh ini, Wal-Mart berusaha mati-matian untuk berjuang di Jepang. Para analis mengkritik Wal-Mart atas kurang membekali tim manajemennya dengan pemahaman mengenai apa yang diinginkan konsumen Jepang, bagaimana mereka membeli, dan pengoperasiannya secara lokal. Wal-Mart memiliki teknologi dan keuangan yang mumpuni. Pertanyaannya adalah, dapatkan Wal-Mart menyesuaikan budayanya supaya sesuai dengan karyawan dan pelanggannya? Menurut Wal-Mart, ini adalah suatu proses learning.
Tindakan ketiga yang dapat kita ambil adalah temui orang dimanapun
Kali ini adalah mengenai teknologi informasi. Kita harus menjadi ahli di dalamnya dan menemukan cara yang baru dalam hal bagaimana kita menggunakannya. Organisasi yang kita wakili sekarang terintegrasi baik secara horizontal, network dan global. Jika pekerjaan kita adalah membangun hubungan dengan konsumen, anggota, dan investor, kita perlu untuk terhubung dengan mereka dimanapun melalui media dan teknologi yang mereka gunakan.
Miliaran orang mengakses internet. Dunia belajar online. Miliaran orang memiliki telepon seluler. Dan iPod serta BlackBerry dimana-mana. Oleh karena itu kita dituntut untuk dapat berbicara dalam bahasa waktu. Bahwa bahasa itu pendek. Bahwa content itu visual. Bahwa user itu mobile.
Dan yang paling penting, bahwa user itu muda. Itulah sebabnya sangat penting untuk berhubungan dengan kelompok demografis yang saat ini memiliki pengaruh tinggi: digital-savvy global youth culture. Mereka bermigrasi ke Web 2.0, yaitu generasi kedua revolusi digital, dengan situs yang menonjolkan content yang dihasilkan oleh user, social networking dan interactive sharing. Remaja dimana-mana saling berbagi ide dan informasi tanpa batas dan mendorong permintaan atas elektronik, hiburan, kendaraan dan makanan.
Hal ini menarik perusahaan untuk berkecimpung di dalamnya. Sehingga, itu akan membantu kita dalam melihat dampak demografi ini terhadap perusahaan, produk dan karyawan kita. Mempelajari penggunaan hubungan ini sangatlah penting bagi bisnis.
Dan terakhir, kita dapat menjaga fakta tetap hidup
Jangan buat kesalahan dalam hal informasi faktual. Dengan hadirnya website, pemirsa terletak di seluruh dunia dan terdapat para pencari fakta. Namun memang ada dialog yang hanya berdasarkan pada opini saja. Blogger ada dimana-mana dan kita adalah salah satu diantaranya. Namun kita harus sadar bahwa terlalu banyak informasi yang tidak diverifikasi di luar sana. Dan itu jelas-jelas tidaklah factual.
Sebagai profesional, kita harus selalu akurat. Kita perlu untuk menjaga supaya fakta tetap hidup. Supaya tetap berlandaskan pada informasi, etis dan adil. Tidak perlu untuk menyebarluaskan opini dalam tindakan kita. Cukup dengan vberlaku obyektif. Kita membutuhkan ahli informasi di dunia dimana kebijaksanaan berperan besar.
Diplomat Edward R. Murrow, pada Mei 1963, menyatakan:
“ tradisi dan etika orang Amerika mensyaratkan kita supaya jujur. Namun alasan yang terpenting adalah kejujuran menjadi propaganda terbaik dan kebohongan adalah yang terburuk. Supaya menjadi persuasif, kita harus dapat dipercaya, supaya dapat dipercaya, kita harus kredibel, supaya kredibel kita harus jujur. Sesederhana itu. “
Sebelumnya kita telah berbicara mengenai waktu apa dalam hidup kita sekarang, apa yang diminta oleh momen ini dari orang-orang PR, dan bagaimana kita dapat menjadi diplomat public di dunia yang saling memiliki keterkaitan ini. Profesi kita sekarang menjadikannya titik tolak yang bersejarah. Saya telah menyarankan beberapa langkah untuk beradaptasi dan berkembang dalam menghadapi realitas ini.
Bagaimana kita bereaksi menghadapi momen ini dapat menetukan masa depan dari profesi kita. Lebih penting lagi bahkan, tindakan kita dapat memberikan dampak materiil terhadap kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dan bertahan dalam lingkungan ekonomi dan social yang baru.
Kita harus memiliki keberanian untuk berbicara satu sama lain, bahkan dengan mereka yang tidak sependapat dengan kita. Bukan sebagai sebuah tanda persetujuan, melainkan sebuah cara dalam mempengaruhi dan membentuk opini mengenai lingkungan dan perilaku mereka.
Untuk melakukan ini, kita perlu untuk membentuk kembali profesi kita untuk menyesuaikan dengan waktu kita, yang meminta supaya kita tidak hanya menjadi seorang public relation saja melainkan juga diplomat publik, yang mendorong kerjasama kebudayaan secara global dan tidak takut untuk mengakui bahwa kita menghadapi banyak tantangan dan terkadang berjuang sebagai professional.
Asosiasi IPRA, berdiri setengah abad yang lalu untuk membantu perusahaan, organisasi dank lien untuk sukses dalam dunia yang terintegrasi secara ekonomi dan professional. Apakah ada bedanya dengan sekarang? Dunia yang berbeda, ya. Misi yang berbeda? Tidak. Lebih banyak hal yang dapat menyatukan kita dibandingkan hal yang memisahkan kita.
Kita memiliki kesempatan untuk mengambil peranan lebih besar. Jika kita memilih jalan ini, kita dapat mengubah profesi kita, membuka kesempatan dan pembelajaran yang baru dan berarti serta menciptakan jenjang karir yang baru dalam PR.
Ketika kita bekerja dengan baik, berarti kita adalah diplomat publik. Dan ketika kita baik dalam melakukannya, maka berarti kita meningkatkan kesempatan dan mengurangi risiko dari konflik di dunia. (RP)
(Robert W. Grupp/AA/TML)

