Kisruh Merpati Masih Terus Menjadi Drama

(Business Lounge – Business Today) – Sepertinya kali ini, para penumpang setia Maskapai Pelat Merah yang satu ini harus mengganti pilihan maskapainya. Pasalnya, setelah hamper sekitar sebulan ini PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) berhenti beroperasi, akhirnya diputuskan 19 rute perintis yang hanya diterbangi penerbangan perintis ini dipastikan akan diisi dengan maskapai lain.

Kendati demikian, 19 rute bekas Merpati beroperasi tersebut baru akan dibuka untuk maskapai lain tergantung dari kesiapan operasional maskapai yang meminatinya, misalnya soal penjadwalan penerbangan, rotasi pesawat, dan sebagainya.

Sebelumnya, tercatat sebanyak lima maskapai berminat menerbangi rute Merpati, setelah izin terbang (AOC) Merpati dibekukan sementara waktu. Beberapa maskapai tersebut antara lain Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Citilink, Kalstar, dan Express.

Namun persoalan tidak terselesaikan begitu saja. Harus dipahami bahwa sudah ada ratusan penumpang yang mengalami kerugian pasca dibekukannya AOC atas Merpati. Para penumpang yang sudah terlanjur memesan tiket penerbangan Merpati dari jauh-jauh hari hingga saat ini masih belum mendapatkan kejelasan dari pihak manajemen Merpati terkait keberangkatan mereka apakah akan dialihkan ke maskapai lain atau akan dilakukan sistem refund.

Merpati yang merupakan salah satu maskapai yang dimiliki Negara (BUMN), sudah seharusnya didukung juga oleh Negara dalam penyelesaian masalahnya. Dalam kasus ini tidak hanya perusahaan Merpati dan Negara yang merugi, tapi masih banyak sektor lain yang dirugikan, seperti para penumpang yang masih terlantar kejelasan penerbangannya hingga saat ini, ratusan karyawan yang belum juga menerima gaji selama 3 bulan dan ancaman PHK atas ratusan karyawan Merpati dapat berdampak terhadap mental dan psikologis bangsa serta rusaknya citra “maskapai pelat merah” atas tidak adanya tanggung jawab Negara terhadap para “korban” dari kasus ini.

Negara sebagai pemegang saham terbesar Merpati sudah seyogyanya ikut tangung renteng atas kisruh yang terjadi di Merpati, karena setiap keputusan yang diambil oleh manajemen Merpati, sudah pasti dijalankan setelah ada persetujuan dari pemegang saham, dalam hal ini Negara sebagai pemegang saham terbesar. Kontrol Negara yang diprediksi lemah dan penerapan tata kelola perusahaan yang terabaikan bisa menjadi salah satu faktor penyebab runtuhnya maskapai pelat merah yang telah banyak berjasa terhadap daerah perintis di Negara ini.

(Stephanie Rebecca/Journalist Business Lounge)

Editor : Iin Caratri

Foto: wikimedia.org

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x