Popularitas Jaguar XJ dan XF Untungkan Bisnis Jaguar Land Rover

Produsen mobil mewah asal Inggris, Jaguar Land Rover (JLR) melaporkan kenaikan laba hingga lebih dari 50 persen atau dua kali lipat dalam tiga bulan terakhir di tahun 2013. Tercatat, JLR membuat keuntungan sebesar GBP 842 juta dari pendapatan sebesar GBP 5,3 miliar, naik dari GBP 404 juta untuk kuartal yang sama pada tahun 2012.

Penjualan selama kuartal ketiga naik 27 persen secara year on year menjadi 112.172 kendaraan, karena didorong oleh popularitas Jaguar XJ dan XF, dan Range Rover Sport.

Hasil yang diraih JLR ini juga membantu kenaikan laba perusahaan induknya asal India, Tata Motors menjadi GBP 470 juta. CEO JLR, Ralf Speth mengatakan hasil yang diraih perusahaannya adalah bukti dari baiknya kualitas mobil buatan mereka. Tata Motors membeli JLR pada tahun 2008 dari Ford seharga USD 2,3 miliar (GBP 1,15 miliar). Sejak di bawah Tata Motors, JLR telah banyak berinvestasi dengan melakukan penelitian dan membuat mobil model baru.

Selama tahun 2013, JLR menjual menjual 425.006 mobildan kendaraan sport. Penjualan terkuat terjadi di Brazil, Cina, India, dan Amerika Serikat. Keuntungan di operasi Tata Motors didorong oleh kenaikan laba sebesar INR 19,5 miliar, sebagai akibat dari penjualan saham Tata yang berada di anak perusahaannya yang berbasis Korea Selatan untuk diberikan kepada anak perusahaan lain yang berbasis di Singapura.

Laba kuartalan Tata sendiri naik 195 persen dan mengalahkan perkiraan analis. Namun, penjualan Tata di pasar dalam negeri dikatakan tidak memuaskan alias sedang sekarat. Tata Motors terus mencatat penurunan penjualan di India, di mana tingginya harga bahan bakar dan kenaikan suku bunga telah membuat penjualan mobil terus menurun.

Penjualan truk dan bus Tata juga jatuh di belakang ekonomi India yang melemah. Pekan lalu, di Delhi Motor Show, Tata Motors meluncurkan model mobil baru pertama setelah empat tahun berupaya membalikkan penurunan penjualan.

BBC melansir, peluncuran kendaraan adalah bagian dari rencana turnaround Tata karena investor khawatir perusahaan akan menunda penggantian direktur perusahaan yang lama, Karl Slym, yang meninggal di Bangkok beberapa waktu lalu.

Tata sendiri telah mendirikan sebuah panel yang dipimpin oleh Chairman Tata Group, Cyrus Mistry, untuk mengawasi pelaksanaan operasi dan strategi sebagai langkah sementara setelah kematian Slym.

(ja/IC/bl)

Pic: netcarshow.com

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x