Thailand Tetap Gelar Pemilu Ditengah Kekisruhan

Meski diwarnai banyak kekisruhan dan pendemo pro- dan anti-pemerintah terlibat baku tembak di jalanan Bangkok, Thailand tetap menggelar pemilihan umum nasional.

Pemerintah Thailand menambah jumlah personel polisi dan tentara untuk mengamankan pemilu ini. Sejumlah aparat dikerahkan di tempat pemungutan suara yang didatangi Perdana Menteri Yingluck Shinawatra di dekat rumahnya di utara Bangkok. Pendemo tidak terlihat berada di daerah ini dan pemungutan suara dilangsungkan tanpa gangguan apapun.

Pendemo anti-pemilu berkumpul dekat sejumlah TPS di seluruh Bangkok, termasuk di wilayah Din Daeng. Di daerah ini, dua orang tewas tahun lalu dalam bentrok antara pendemo dan polisi. Media setempat melaporkan kertas suara yang kurang di wilayah Bangkok lainnya.

Situasi di pusat kota Bangkok juga terlihat suram. Warga yang terbiasa melihat turis kini lebih sering melihat reporter dengan jaket pengaman dan helm.

Situasi kian memanas pada Sabtu setelah terjadi baku tembak selama satu jam penuh di utara Bangkok. Warga cemas bahwa pemilu kali ini juga akan diwarnai kekerasan. Baku tembak antara pendemo pro- dan anti-pemilu bermula saat warga lokal dan anggota kelompok pro-pemerintah (yang dikenal dengan nama “Kaus Merah”) berjalan ke sebuah kantor pemerintah daerah. Mereka menuntut pendemo anti-pemilu berhenti memblokir bangunan tersebut dan membuka jalan bagi distribusi kertas suara untuk pemilu.

Suara tembakan terdengar setelah kedua pihak bersitegang. Beberapa penembak terlihat berasal dari pendemo anti-pemilu, yang memang telah bertekad akan menghentikan pemilu dengan cara apapun. Menurut unit tanggap darurat pemerintah kota Bangkok, tujuh orang terluka dalam bentrok ini.

Agence France-Presse/Getty Images
Demonstran pro-pemilu Thailand membidikkan senjata di jalanan Bangkok, Sabtu.

Pemilu kali ini menjadi salah satu pemilu paling kontroversial dalam sejarah Thailand. Pendemo anti-pemerintah, yang dipimpin oleh mantan wakil PM Suthep Thaugsuban, dalam beberapa bulan terakhir telah menyatakan akan menghentikan pemilu ini.

Mereka menuntut pengunduran diri Yingluck untuk digantikan oleh sebuah pemerintahan sementara yang tidak dipilih lewat pemilu. Mereka juga menginginkan reformasi guna mengurangi pengaruh Yingluck dan kakaknya, Thaksin Shinawatra. Mantan PM ini digulingkan lewat kudeta militer 2006 silam. Pendemo meyakini Thaksin masih mengendalikan kekuasaan di Thailand melalui PM Yingluck.

Pihak oposisi telah memboikot pemilu ini. Mereka bergabung dengan para pendemo demi membuat angka partisipasi pemilu rendah, sehingga keabsahan pemilu pun hilang.

Apapun yang terjadi dalam pemilu Senin, jumlah suara yang masuk tidak akan cukup untuk membentuk parlemen baru. Pendemo memblokir pendaftaran kandidat di sejumlah provinsi sebelah selatan Thailand, daerah yang umumnya menentang klan Shinawatra. Dengan demikian, pemilu ini harus disusul oleh serangkaian pemungutan suara khusus.

(FJ/FJ/BL-WSJ)

Foto : Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x