Reverse Mentoring: Strategi P&G Membangun Kepemimpinan yang Agile dan Melek Digital

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Selama bertahun-tahun, mentorship atau program pembimbingan telah menjadi bagian penting dari budaya pembelajaran di Procter & Gamble (P&G). Namun kini, pendekatan tersebut berkembang ke arah yang lebih progresif — pembimbingan dilakukan secara terbalik. Para ahli teknis justru menjadi mentor bagi para eksekutif puncak.
Pendekatan ini bukan sekadar inovasi dalam pengembangan SDM, tetapi strategi nyata untuk mempercepat transformasi digital, memperluas cara pandang, dan mempersiapkan para pemimpin P&G menghadapi masa depan bisnis yang semakin didorong oleh teknologi.

Membangun Wawasan Teknologi dari Dalam: CIO Technical Advisory Board

Salah satu contoh paling menarik dari reverse mentoring di P&G adalah pembentukan CIO Technical Advisory Board, sebuah dewan penasihat yang berfungsi sebagai think tank internal bagi para pemimpin perusahaan. Dewan ini terdiri dari para teknolog senior dengan latar belakang dan pengalaman yang beragam. Mereka memberikan masukan strategis kepada Chief Information Officer (CIO) serta jajaran eksekutif lainnya terkait tren teknologi jangka pendek maupun jangka panjang yang relevan dengan strategi bisnis perusahaan.

“Kami membantu membentuk teknologi yang dibutuhkan P&G untuk menang di pasar,” jelas Seba Borgnia, Lead of the CIO Technical Advisory Board sekaligus Chief Enterprise Architect. Menurutnya, peran dewan ini tidak hanya menyesuaikan teknologi dengan kebutuhan bisnis, tetapi juga memengaruhi arah perkembangan teknologi di industri.

Beberapa isu penting yang pernah dibahas meliputi tata kelola kecerdasan buatan (AI governance), pengembangan kerangka kerja berbasis agen digital (agentic frameworks), hingga potensi penerapan quantum computing dalam industri barang konsumsi. “Dewan ini bukan sekadar forum diskusi teknologi,” tambah Borgnia. “Kami menggunakannya untuk memperluas wawasan para pemimpin tentang the art of what’s possible — seni memahami apa yang mungkin dilakukan teknologi bagi bisnis.”

Selain memberi dampak langsung pada strategi teknologi perusahaan, keanggotaan dalam dewan ini juga menjadi wadah pengembangan profesional yang bergengsi. Banyak talenta teknis muda di P&G menjadikannya sebagai aspirasi karier jangka panjang.

Meningkatkan Keterampilan Digital melalui Mentorship Terbalik

Program reverse mentoring juga diterapkan di divisi Baby Care Product Supply, yang meluncurkan inisiatif pembelajaran digital pada Januari 2024. Program ini memasangkan para pemimpin senior dengan digital mentors — karyawan muda yang memiliki literasi teknologi tinggi — berdasarkan kebutuhan pengembangan keterampilan masing-masing.

Salah satu pesertanya, Cem Canikoglu, HR Senior Director for Global Baby Care Product Supply, awalnya ingin belajar mengotomatiskan laporan kerja. Berkat bimbingan dari mentornya, Michal Foltys, ia berhasil memangkas waktu kerja berjam-jam menjadi hitungan menit dengan memanfaatkan alat digital yang sudah ada.
“Hasilnya bukan hanya peningkatan produktivitas,” ujarnya, “tetapi juga dorongan untuk menjadi teladan dalam mendigitalkan pekerjaan.”

Kisah serupa datang dari Edoardo Rubbiani, Baby Care Process & Engineering Senior Director sekaligus Global Data Activation Leader. Ia bermitra dengan dua spesialis data, Pathik Chamaria dan Pruthvi Raj Rudrarapu, untuk memperdalam pemahaman tentang data dan otomatisasi.
“Pelatihan eksternal memang penting, tetapi reverse mentoring mempercepat pembelajaran saya dan membantu saya memahami tantangan nyata dalam mengadopsi budaya digital,” ungkapnya.
Rubbiani menegaskan bahwa transformasi digital bukan hanya soal teknologi, melainkan perubahan cara berpikir di seluruh organisasi.

Sementara itu, Julia Semenchenko, Senior Director of Supply Network Operations for Europe Baby Care, mengaku pengalaman bersama mentor digitalnya, Daniel Dolz, telah meningkatkan kepercayaan dirinya dalam menerapkan kecerdasan buatan (AI).
“Pendekatannya yang inspiratif dan interaktif membuat saya benar-benar memahami bagaimana AI dapat diterapkan secara nyata dalam pekerjaan kami,” katanya. Hasilnya pun konkret: Semenchenko berhasil menggunakan AI untuk meningkatkan kualitas acara bisnis yang baru-baru ini digelar oleh timnya.

Budaya Belajar Dua Arah untuk Masa Depan

P&G membuktikan bahwa reverse mentoring bukan sekadar tren pembelajaran, melainkan alat strategis untuk mendorong inovasi, inklusi, dan kepemimpinan masa depan. Dengan membuka ruang bagi suara dari setiap level organisasi, perusahaan ini membangun budaya di mana setiap perspektif — baik dari pemimpin senior maupun generasi muda — memiliki kontribusi dalam membentuk arah bisnis ke depan.

Pada akhirnya, masa depan organisasi tidak hanya ditentukan oleh seberapa canggih teknologinya, tetapi juga oleh sejauh mana para pemimpinnya bersedia belajar, beradaptasi, dan mendengarkan dari bawah ke atas.