(Business Lounge Journal – News and Insight)
Artificial Intelligence (AI) sering dipuji sebagai inovasi terbesar abad ini, tetapi bukan berarti teknologi ini selalu digunakan dengan cerdas. Tahun 2025, untuk pertama kalinya, digelar AI Darwin Awards – penghargaan satir yang menyoroti penggunaan AI paling konyol dan berujung bencana.
Jika Darwin Awards klasik biasanya “menghormati” manusia yang tersingkir dari gene pool karena kebodohan mereka sendiri, versi AI ini menyoroti kegagalan paling spektakuler dalam penerapan kecerdasan buatan.
Berikut enam nominasi utama yang masuk dalam daftar perdana AI Darwin Awards 2025:
Taco Bell dan Drive-Thru AI
Jaringan makanan cepat saji Taco Bell sempat percaya diri dengan sistem pemesanan otomatis berbasis AI di lebih dari 500 gerai. Hasilnya? Kekacauan. Pelanggan melakukan trolling massal, termasuk ada yang memesan 18.000 gelas air dalam satu kali order. Akhirnya, fitur ini dihentikan, meninggalkan reputasi buruk dan deretan meme internet.
OpenAI GPT-5: Diretas dalam Satu Jam
OpenAI meluncurkan GPT-5 dengan penuh gegap gempita, hanya untuk diretas dalam 60 menit setelah rilis. Peneliti menemukan celah yang memungkinkan AI tersebut melakukan tugas berbahaya tanpa sadar, hanya dengan mengeksploitasi kemampuan penalarannya. Alih-alih menjadi terobosan keamanan, GPT-5 justru memperlihatkan betapa rapuhnya AI jika tidak diuji secara matang.
Superhost Airbnb dan Klaim Palsu Rp240 Juta
Seorang Superhost Airbnb mencoba menipu pengguna dengan klaim kerusakan properti senilai £12.000 (sekitar Rp240 juta). Ia memanipulasi foto menggunakan AI agar terlihat ada kerusakan pada meja, kasur, dan peralatan rumah tangga. Sayangnya, editing AI terlalu “kreatif” – tiap foto menunjukkan pola kerusakan berbeda-beda, sehingga Airbnb langsung mencium gelagat penipuan.
Pengacara MyPillow dan Kasus Hukum Fiktif
Saat menghadapi kasus pencemaran nama baik, tim pengacara CEO MyPillow, Mike Lindell, menggunakan AI untuk membantu menulis dokumen hukum. Hasilnya bencana: lebih dari 30 kutipan salah, misquote, hingga kasus pengadilan fiksi yang sama sekali tidak ada. Pengadilan tentu tak menerima “dongeng AI” ini, dan Lindell diperintahkan membayar ganti rugi $2 juta kepada Dominion Voting Systems.
McDonald’s dan Password 123456
McDonald’s sempat bangga dengan chatbot perekrutan mereka, Olivia, yang berhasil mengumpulkan data jutaan kandidat kerja. Namun, ada satu masalah fatal: sistem keamanan lemah dengan password admin “123456”. Akibatnya, data pribadi 64 juta pelamar bocor. Kasus ini menjadi pelajaran mahal bahwa AI secanggih apapun tidak berguna tanpa keamanan dasar.
Microsoft dan Pesan PR yang Buruk
Ketika Microsoft memangkas 9.000 karyawan, seorang produser eksekutif di divisi gim menyarankan para korban PHK untuk “menggunakan ChatGPT atau Copilot agar beban emosional bisa berkurang.” Alih-alih menenangkan, pernyataan ini dianggap dingin dan tidak manusiawi. Postingan itu segera dihapus, tetapi citra buruk sudah telanjur menyebar luas.
AI: Cerdas atau Ceroboh?
AI Darwin Awards bukan sekadar hiburan, tapi juga peringatan: teknologi secanggih apapun tetap bisa menghasilkan blunder besar jika diterapkan tanpa etika, keamanan, atau logika. Tahun ini membuktikan bahwa meski AI semakin mirip manusia, ia juga bisa melakukan kesalahan yang sama bodohnya – bahkan lebih spektakuler.

