Connect Kembali

Komisi Afiliasi Diperebutkan Ekstensi Browser

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Dalam beberapa bulan terakhir, komunitas pembuat konten digital telah diguncang oleh serangkaian gugatan hukum yang diajukan terhadap perusahaan-perusahaan besar seperti PayPal dan Capital One. Inti dari perselisihan ini adalah klaim bahwa ekstensi browser yang mereka miliki, seperti PayPal Honey dan Capital One Shopping, telah secara tidak sah mengambil komisi yang seharusnya menjadi milik para pembuat konten melalui praktik pemasaran afiliasi. Para pembuat konten menuduh bahwa ekstensi-ekstensi ini menggantikan tautan afiliasi mereka dengan tautan milik ekstensi tersebut, sehingga mengalihkan pendapatan yang seharusnya mereka terima.

Pemasaran afiliasi adalah strategi di mana individu atau entitas mempromosikan produk atau layanan dan menerima komisi untuk setiap penjualan yang dihasilkan melalui upaya promosi mereka. Ini sering dilakukan melalui tautan khusus yang melacak sumber rujukan. Menurut data dari Emarketer, pengeluaran untuk pemasaran afiliasi di Amerika Serikat diperkirakan mencapai sekitar $12 miliar pada tahun 2025, meningkat dari $10,72 miliar pada tahun 2024. Pertumbuhan ini mencerminkan peran penting pemasaran afiliasi dalam ekosistem digital saat ini.

Ekstensi browser seperti PayPal Honey dan Capital One Shopping dirancang untuk membantu konsumen menemukan dan menerapkan kode kupon secara otomatis saat berbelanja online. Dengan menawarkan diskon instan, ekstensi ini telah menjadi alat populer bagi konsumen yang ingin menghemat uang. Namun, di balik manfaat bagi konsumen, muncul kekhawatiran tentang bagaimana ekstensi ini mempengaruhi ekosistem pemasaran afiliasi.

Para pembuat konten menuduh bahwa ekstensi-ekstensi ini secara aktif menggantikan tautan afiliasi mereka dengan tautan milik ekstensi tersebut pada saat proses checkout. Akibatnya, komisi yang seharusnya diterima oleh pembuat konten dialihkan ke perusahaan pemilik ekstensi. Dalam salah satu gugatan terhadap PayPal, disebutkan bahwa jika seorang pelanggan mengklik tautan afiliasi milik penggugat dan kemudian pada saat checkout mengklik pop-up dari Honey, maka penjualan tersebut akan dilacak sebagai berasal dari Honey, dan penggugat tidak akan menerima kredit untuk pembelian tersebut.

Perusahaan-perusahaan yang dituduh, seperti PayPal dan Capital One, membantah klaim tersebut. Mereka menyatakan bahwa praktik mereka sesuai dengan standar industri, khususnya konsep “last-click attribution,” di mana kredit untuk penjualan diberikan kepada sumber rujukan terakhir sebelum transaksi terjadi. Juru bicara PayPal Honey menyatakan bahwa mereka mengikuti aturan dan praktik industri, termasuk atribusi klik terakhir yang digunakan secara luas oleh merek-merek besar.

Para ahli hukum menilai bahwa kasus ini akan bergantung pada interpretasi konsep “last-click attribution” dan apakah praktik penggantian tautan afiliasi oleh ekstensi browser dapat dianggap melawan hukum. Robert Freund, seorang pengacara yang berfokus pada isu periklanan dan e-commerce, menyatakan bahwa kesulitan bagi para pembuat konten adalah membuktikan bahwa mereka memiliki hak hukum atas komisi tersebut dan bahwa tindakan Honey menggantikan kode afiliasi mereka adalah tindakan yang melanggar hukum.

Bagi banyak pembuat konten, pemasaran afiliasi merupakan sumber pendapatan utama. Praktik yang diduga dilakukan oleh ekstensi browser ini dapat mengurangi pendapatan mereka secara signifikan. Nate O’Brien, seorang pembuat konten dan pendiri perusahaan pemasaran digital Santrel Media, memperkirakan bahwa berbagai plug-in telah mengurangi sekitar 10% dari potensi pendapatannya dari pemasaran afiliasi.

Sejumlah gugatan hukum telah diajukan di berbagai pengadilan di Amerika Serikat. Di Pengadilan Distrik AS untuk California Utara, beberapa gugatan terhadap PayPal Honey telah digabungkan menjadi satu kasus, dengan penggugat termasuk Wendover Productions, yang memiliki lebih dari 4,7 juta pengikut di YouTube. Selain itu, pada Desember 2024, YouTuber Devin Stone dari kanal LegalEagle mengajukan gugatan class action terhadap PayPal, menuduh bahwa Honey dengan sengaja menggantikan tautan afiliasi milik pembuat konten dengan tautannya sendiri, sehingga merugikan pendapatan para pembuat konten.

Kontroversi ini telah memicu diskusi luas di kalangan pembuat konten dan pemasar digital. Beberapa pembuat konten telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang praktik ekstensi browser ini dan dampaknya terhadap pendapatan mereka. Selain itu, beberapa perusahaan dan platform mungkin perlu mengevaluasi kembali kebijakan mereka terkait atribusi komisi untuk memastikan bahwa para pembuat konten menerima kompensasi yang adil atas kontribusi mereka dalam mendorong penjualan.

Perselisihan antara pembuat konten dan perusahaan pemilik ekstensi browser seperti PayPal dan Capital One menyoroti tantangan dalam ekosistem pemasaran afiliasi, khususnya terkait dengan atribusi penjualan dan distribusi komisi. Hasil dari gugatan-gugatan ini dapat memiliki dampak signifikan pada praktik pemasaran afiliasi di masa depan dan bagaimana pembuat konten serta perusahaan berinteraksi dalam lanskap digital yang terus berkembang.