Pearl Lam Galleries – Art Stage Jakarta 2016 (Business Lounge Journal).

Industri Seni Indonesia Butuhkan “International Platform” – ASJ 2016

Pearl Lam Galleries – Art Stage Jakarta 2016 (Business Lounge Journal).
Pearl Lam Galleries – Art Stage Jakarta 2016 (Business Lounge Journal).

(Business Lounge Jakarta – Event) Art Stage Jakarta memang baru diadakan untuk pertama kalinya di Indonesia. Bertempat di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, acara ini pun menjadi acara pameran karya seni terbesar di nusantara.

Menempati arena sebesar 3000m2, pameran ini diikuti 49 galeri dari 16 negara. Sejumlah 16 di antaranya berasal dari dalam negeri, sedangkan lainnya berasal dari Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Perancis, dan negara-negara lainnya.

Dua alasan menghadirkan Art Stage Jakarta

Bukan hal yang mudah untuk dapat menghadirkan Art Stage di Jakarta. Lorenzo Rudolf selaku penggagas dan Presiden Art Stage Singapore, dalam kata pengantarnya menyampaikan ada 2 alasan mengapa ia berjuang begitu rupa untuk menyelenggarakan Art Stage Jakarta pada tahun ini.

  1. Alasan pribadi, bagaimana ia mencintai seni Indonesia serta mengagumi seniman dalam negeri.
  2. Alasan rasional, seniman Indonesia membutuhkan panggung dan infrastruktur berkelas internasional.

Lorenzo Rudolf untuk pertama kalinya mengamati karya seni nusantara pada tahun 2007, saat ia mengadakan pameran besarnya yang pertama di Shanghai yang diikuti oleh Ugo Untoro, seorang seniman Jawa Tengah. Sejak itu, keikutsertaan seniman Indonesia tidak luput dari perhatian Lorenzo. Terdorong keinginan membantu para seniman nusantara untuk dapat dikenal di manca negara, Lorenzo pun bekerja sama dengan para kolektor dalam negeri yang didalangi oleh Deddy Kusuma yang pada saat itu juga sedang berjuang memperkenalkan hasil karya anak bangsa ke luar Indonesia. Lorenzo pun untuk pertama kalinya pada tahun 2008 mengunjungi Indonesia.

Sejak saat itu kedua belah pihak pun terus bekerja sama menghadirkan para seniman Indonesia pada berbagai pameran karya seni berkelas dunia. Beberapa nama seperti Agus Suwage dengan karya seninya yang bertajuk “Luxury Crime” pernah sangat terkenal di Paris atau Andi Firman yang instalasinya menarik perhatian banyak pengunjung pada Art Stage Singapore yang pertama di tahun 2011.

Art Porters – Art Stage Jakarta 2016 (Business Lounge Journal).
Art Porters – Art Stage Jakarta 2016 (Business Lounge Journal).

Membutuhkan infrastruktur dan podium pentas bertaraf internasional               

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah salah satu pasar seni terbesar di Asia setelah Tiongkok. Beberapa kekuatan yang telah sangat mendukung seni Indonesia sekarang ini menurut Lorenzo adalah seniman yang potensil serta kolektor yang kuat yang tidak hanya ingin mengkoleksi berbagai karya seni tetapi juga memberikan dukungan pada para seniman lokal. Lagi menurut Lorenzo, bahwa adanya kerja sama antara seniman dan kolektor belum didukung infrastruktur yang ada pada kelas yang seharusnya. Inilah yang menggerakkan Lorenzo untuk membantu kedua belah pihak.

“Pada beberapa tahun lalu, galeri Indonesia mulai pergi ke pasar internasional, namun masih lebih banyak lagi yang harus pergi ke luar, ke dunia internasional. Kami ingin melihat setiap pameran diwakili oleh galeri Indonesia galeri,” demikian dikatakan Lorenzo dalam pengantar yang dibawakannya.

Lorenzo beserta dengan timnya semakin bertambah serius dengan merekrut orang-orang penting yang dapat menganalisa pasar seni Indonesia hingga kemudian memutuskan untuk mengadakan Art Stage Jakarta yang pertama kali di Indonesia.

Aditya Novali - Courtesy of Melani S.
Aditya Novali – Courtesy of Melani S.

Memutuskan menggunakan brand Art Stage

Brand Art Stage telah semakin dikenal di dunia sejak Art Stage Singapore diadakan untuk pertama kalinya pada tahun 2011. Merasa membutuhkan sebuah brand yang kuat, yang telah dikenal di pasar, dan yang sudah menjadi identitas penting di dunia seni, untuk mendukung pameran seni bertaraf internasional yang pertama di Indonesia. Maka diputuskan untuk memakai brand Art Stage yang kemudian karena diadakan di Jakarta maka lahirlah brand Art Stage Jakarta.

“Namun, walaupun menggunakan brand Art Stage, acara ini bukanlah copy dari apa yang kami lakukan di Singapura. Ini benar-benar unik,” demikian dituturkan Lorenzo. “Seniman membutuhkan pasar dan itu menjadi filosofi dalam mengadakan Art Fair,” demikian lanjut Lorenzo.

Namun demikian, Lorenzo tidak setujua jika Art Fair hanya menjadi tempat untuk jual dan beli karya seni, walaupun hal tersebut adalah sesuatu yang penting bagi sebuah Art Fair. Tetapi tujuan yang dimiliki Lorenzo melebihi hal tersebut, bagaimana Art Fair menjadi sebuah tempat untuk mengubah logika, ide, pendapat, alasan, juga sebagai tempat bertemu, tempat untuk mengenal satu dengan yang lain, tempat menjalin persahabatan, dan beberapa hal lainnya. Inilah yang ditegaskannya menjadi konsep yang diterapkan pada Art Stage Jakarta sehingga baik seniman, galeri, para pelaku seni professional, dan kolektor telah menjadi pendukung dalam Art Stage Jakarta yang telah berlangsung pada tanggal 5 – 7 Agustus 2016.

Ruth Berliana/VMN/Business Lounge Journal

ASJ Photo Gallery