(Business Lounge – Global News) Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras resmi mengundurkan diri sebagai upaya untuk memicu diadakannya kembali pemilihan umum untuk mengembalikan kekuasaan kepada partai yang lebih kuat. Tsipras memang mengalami tekanan dari kelompok garis keras dalam partainya Syriza. Ia telah kehilangan dukungan mayoritas parlemen akibat tidak berhasil menolak dana talangan dari lembaga pemberi pinjaman internasional. Itulah sebabnya ia mengkondisikan untuk diadakannya pemilu kembali.
Pada Kamis (20/8) Tsipras mengumumkan pengunduran dirinya lewat pidato singkat. Tsipras pun mengusulkan untuk pemilihan kembali dapat diadakan pada 20 September mendatang yang mungkin saja dimenangkan kembali olehnya sebab tidak adanya penantang kuat. Namun belum tahu apakah usulan ini akan diterima oleh Presiden Yunani Prokopis Pavlopoulos.
Apakah pemilu akan memperkuat kedudukan Tsipras pada Parlemen? Belum dapat dipastikan, namun Tsipras berharap rakyat Yunani mengerti bahwa negosiasi yang telah dilakukannya dengan Eropa untuk mendapatkan dana sebesar € 86 milyar yang lalu merupakan satu-satunya jalan keluar dari krisis panjang negara.
Bagi Tsipras, pemilu ini akan efektif menjadi referendum baik bagi posisinya sebagai Perdana Menteri juga bagi kesepakatan bailout dengan sisa zona euro. Apabila ia terpilih kembali maka kedudukannya pun semakin kuat.
Yunani telah berkomitmen pada tahun selanjutnya akan melakukan pengurangan ekonomi yang ketat, termasuk kenaikan pajak dan pemotongan untuk hak pensiun. Padahal Tsipras dan partai sayap kiri Syriza pada bulan Januari tahun ini telah sepakat untuk mengakhiri lima tahun diberlakukannya langkah-langkah penghematan yang dituntut para negara kreditor sehubungan pinjaman dana bailout.
Sampai hari ini Tsipras masih sangat populer di kalangan pendukungnya, walaupun bagi banyak orang keputusannya dalam menghadapi zona euro dan kreditur IMF serta serangan oposisi tidak dapat diterima. Namun secara luas, Tsipras diperkirakan akan tetap kembali berkuasa.
Sebuah jajak pendapat dari lembaga Metron Analysis pada 24 Juli mencatat dukungan untuk partai Syriza sebanyak 33,6 persen, menjadi pihak yang paling popular. Namun, hal itu tetap tidak cukup untuk bisa memerintah, tanpa adanya mitra koalisi. Tsipras telah memutuskan mundur untuk dapat kembali berkuasa.
Namun presiden Yunani belum memutuskan apakah akan diadakan pemilu dini atau tidak. Sebab, jika mengacu kepada konstitusi Yunani, apabila sebuah kabinet pemerintahan kemudian mengundurkan diri sebelum genap setahun berkuasa, presiden harus meminta partai kedua terbesar untuk membentuk pemerintahan. Apabila partai kedua terbesar tidak berhasil, maka partai terbesar ketiga pun akan mendapatkan kesempatan.
Tetapi, apabila partai terbesar kedua dan ketiga mengabaikan hal ini, maka pemilihan umum pun akan diadakan segera.
Hingga kini belum diputuskan langkah apa yang akan diambil pemerintah Yunani.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Antara