Bila Memutuskan Untuk Memiliki Partner dalam Berbisnis

(Business Lounge – Manage Your Business) Seperti yang pernah dijabarkan sebelumnya bagaimana keputusan membangun sebuah bisnis dapat diumpamakan dengan keputusan untuk menjadi orang tua (Baca: Siap Berbisnis = Siap Menjadi Orang Tua?). Mengapa demikian? Sebab dibutuhkan tidak hanya finansial tetapi juga kesiapan mental atau emosional. Maka demikianlah juga apabila Anda hendak memutuskan untuk ber-partner dalam menjalankan bisnis Anda.

Ada kalanya Anda merasa bahwa Anda membutuhkan partner yang dapat berjalan bersama-sama dengan Anda untuk membesarkan bisnis Anda. Apalagi jika memang pada kenyataannya, Anda tidak cukup kuat untuk membesarkan bisnis Anda seorang diri. Namun segala sesuatu dapat terjadi dalam perjalanan bersama, walaupun ketika memulai kerja sama ada banyak kesepakatan yang telah disetujui bersama, namun cepat atau lambat akan ada banyak hal yang sebelumnya tidak pernah disinggung, atau tidak pernah disepakati, atau yang tidak dibayangkan akan terjadi, lalu kemudian muncul dan menjadi sebuah pemicu terjadinya perdebatan. Ada banyak hal yang dapat memicu perdebatan pada waktu-waktu berikutnya, seperti cara kerja, gaya kepemimpinan, atau pun cara mengambil keputusan. Kelihatannya sederhana namun ketika sebuah permasalahan terjadi maka perbedaan-perbedaan yang ada dapat memicu terjadinya perselisihan. Lalu bagaimana jika terjadi ketidaksepakatan terus menerus? Hal ini tentu saja membawa dampak yang tidak sehat kepada pertumbuhan bisnis Anda.

Sebelum memutuskan untuk memiliki partner maka penting bagi Anda untuk bertanya kepada diri Anda sendiri apakah memang benar bahwa Anda membutuhkan partner untuk membangun usaha Anda? Atau sebenarnya Anda hanya perlu untuk mempekerjakan tenaga profesional? Jika permasalahan adalah masalah pendanaan maka berpartner tidak selalu menjadi jalan keluar. Sebab Anda dapat mencari bentuk pendanaan lainnya. Jika itu masalah skill, strategi bisnis, atau lainnya, maka belum tentu juga berpartner menjadi jalan keluarnya, sebab ada banyak pekerja profesional atau pun konsultan yang dapat mendukung Anda. Tetapi apabila itu berbicara tentang nama besar atau kekuasaan, yaitu ketika Anda ingin menjadi besar atau memonopoli sebuah pasar, maka mungkin Anda membutuhkan partner.

Lakukan Komunikasi Sejelas Mungkin

Ketika Anda sudah yakin dan memutuskan untuk memiliki partner bisnis, maka lakukanlah clear communication sejak awal. Sebuah kesalahan biasanya terjadi ketika kedua pihak yang hendak berpartner belum sepenuhnya saling mengenal dengan benar. Harus dipastikan adanya sebuah hubungan yang terjalin dengan baik hingga setiap pihak dapat dengan nyaman mengekspresikan pendapat dan ide-idenya. Kemudian buatlah sebuah mekanisme untuk komunikasi ini dapat terus terjalin tanpa adanya usaha untuk menyaringnya oleh karena timbulnya ketidakpercayaan. Kembali lagi seperti prinsip di awal bahwa bersiap untuk berbisnis maka berarti bersiap untuk menjadi orang tua.

Tidak Ada Salahnya untuk Melakukan Uji Coba

Jika Anda masih memiliki keraguan sementara Anda yakin bahwa Anda membutuhkan partner bisnis, maka tidak ada salahnya dengan melakukan uji coba melalui proyek kecil secara bersama-sama. Lakukanlah kerja sama ini dengan sebenar-benarnya seperti memang Anda telah ber-partner dengan calon partner Anda ini. Hal ini akan membuat Anda dapat saling mengenal termasuk nilai-nilai yang mungkin berbeda antara Anda. Idealnya kelebihan masing-masing pihak akan saling melengkapi satu dengan yang lain dan tidak tumpang tindih.

Apabila Partner Bisnis Anda adalah Kerabat atau Keluarga

Tidak ada salahnya ber-partner dengan keluarga atau kerabat dekat, tetapi Anda tetap harus memperlakukan mereka layaknya sebagai bisnis partner. Penting bagi Anda untuk tetap bertanya kepada diri Anda, apakah memang benar Anda membutuhkan partner bisnis. Apakah itu sesuai dengan visi yang Anda miliki? Lakukan jalur hukum yang memang harus Anda lakukan, juga semua dokumentasi yang dibutuhkan. Jangan sekali-kali menganggap ‘enteng’ ber-partner dengan kerabat jika Anda tidak mau mendapatkan masalah di kemudian hari.

ruth_revisiRuth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x