(Business Lounge – Global News) Alan G. Lafley, CEO Procter & Gamble Co, telah bersiap untuk digantikan suksesinya David Taylor yang memang telah dipersiapkan oleh Lafley.
Memilih Suksesi dari Dalam
Alan George “A.G.” Lafley sebenarnya telah pensiun pada tahun 2010, namun ia dipandang penting untuk bergabung kembali dengan peritel raksasa ini pada tanggal 23 Mei 2013. Lafley bergabung sekaligus mempersiapkan CEO selanjutnya yang dipilih dari dalam P&G sendiri. Pada enam tahun terakhir ini, P&G memang memiliki concern tersendiri untuk memilih pemimpin dari internal mereka. Sehingga dengan digantikannya Lafley oleh Taylor maka berarti untuk kali yang kedua Procter & Gamble Co menunjuk pemimpinnya dari internal mereka sendiri. Perusahaan berpendapat bahwa mereka perlu memastikan perubahan yang terjadi.
David Taylor yag telah bergabung dengan P&G selama 35 tahun akan menjabat sebagai CEO Procter & Gamble Co efektif 1 November mendatang. Sedangkan Lafley akan menjabat sebagai executive chairman, demikian dilansir oleh WSJ. Namun demikian Lafley mengatakan bahwa ia akan bersama-sama menjalankan P & G dengan Taylor selama diperlukan.
Antara Lafley dan Taylor
“Ini telah disusun dan diorganisir sehingga perusahaan akan memiliki dua dari kami secara penuh untuk bisnis ini. Ini fleksibel, dan saya akan berada di sini cukup lama untuk memastikan transisi berjalan dengan sangat baik,” demikian dikatakan Lafley (68 tahun) seperti dilansir oleh WSJ. “Dua kepala akan menjadi lebih baik dari satu,” demikian ia melanjutkannya.
Lafley dan Taylor telah bekerja bersama-sama selama 20 tahun sehingga bagi Taylor, Lafley adalah seorang mentor dan akan tetap bertindak sebagai mentor ketika Taylor berperan sebagai CEO dan Lafley sebagai executive chairman. Dalam posisinya, Lafley akan bertindaksebagai penasihat untuk hal-hal yang berkaitan dengan strategi, inovasi dan merger, serta akuisisi. Lafley juga mengatakan bahwa ia juga akan membantu menilai talent dan akan terus melatih dan menjadi mentor bagi Taylor.
Penyumbang CEO Dunia
Perusahaan produk konsumen terbesar di dunia ini telah lama melahirkan puluhan eksekutif yang meninggalkan perusahaan dan sukses menjadi CEO di beberapa perusahaan, seperti Unilever PLC, Microsoft Corp, dan Estee Lauder Cos. Tapi untuk suksesinya sendiri, P&G memiliki requirement-nya tersendiri. Mengapa demikian? P&G menyadari benar bahwa kepemimpinan yang baru haruslah sesuai dengan budaya perusahaan.
Perusahaan telah melalui tiga CEO dalam 15 tahun ini, termasuk dua orang yang memegang jabatan tersebut selama 10 tahun dan lebih. Sedangkan lainnya adalah Durk Jager yang menjabat sebagai CEO hanya dalam 17 bulan sebelum kemudian disingkirkan oleh dewan pada tahun 2000. Robert McDonald menjabat selama kurang dari empat tahun sebelum pensiun di saat situasi ketika pemegang saham dan karyawan merasa tidak puas pada tahun 2013. Pada umumnya, P & G lebih menyukai pemimpin yang melayani.
Tentang David Taylor
David Taylor adalah mantan manajer pabrik manufaktur yang beralih ke brand management dan meniti karier di jajaran P&G. Taylor di usianya yang ke-57 dipandang ideal untuk memimpin karena memiliki rekor memperluas beberapa merek inti produk rumah tangga milik P&G dan mengawasi divestasi bisnis yang berkinerja buruk. Dia membuat perluasan produk termasuk air-freshener line Febreze, yang mencapai penjualan hingga USD 1 miliar dalam penjualan pada tahun 2011, dan ia memimpin keputusan untuk menghentikan merek seperti Iams dan makanan hewan Eukanuba, yang dijual P&G pada tahun lalu hingga lebih dari $ 3 miliar. Dalam perannya saat mengawasi bisnis kecantikan dan perawatan P&G, Taylor pun baru-baru ini terlibat dalam kesepakatan senilai USD 13 miliar untuk melepaskan 43 merek kecantikan yang dibuat oleh hampir sepertiga dari beauty division tersebut.
David Taylor dipandang mampu dan mendapatka kepercayaan untuk memimpin P&G di masa mendatang.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image :business lounge