Seorang siswa yang menggunakan masker untuk mencegah penularan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS), diperiksa suhunya di sebuah sekolah dasar di Seoul, Korea Selatan, Selasa (9/6). Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengatakan ada delapan kasus MERS baru, menambah total kasus MERS menjadi 95, namun kasus per harinya menurun drastis dari 23 kasus sehari sebelumnya. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji.

Korea Selatan Lakukan Terapi Plasma Pada Pasien MERS

(Business Lounge – Global News) Dua rumah sakit Korea Selatan sedang menerapkan pengobatan eksperimental untuk menangani pasien Middle East Respiratory Syndrome (MERS), yaitu dengan menyuntikkan mereka plasma darah dari pasien yang sudah pulih, demikian dikatakan kementerian kesehatan pada hari Selasa setelah dilaporkannya empat kasus baru, demikian dilansir oleh Reuters.

Prosedur telah dilakukan pada dua pasien yang menyetujui perawatan MERS ini selain perawatan yang ada yang telah diberikan, demikian dikatakan kepala kementerian kebijakan kesehatan masyarakat, Kwon Jun-wook dalam sebuah jumpa pers. Dikatakan juga bahwa percobaan pengobatan ini memiliki dasar klinis yang cukup tentang hasil pengobatan plasma di antara para ahli di negara itu sehingga memberikan keyakinan yang mendalam pada para staf medis.

Pengobatan plasma sebelumnya digunakan pada pasien SARS dengan beberapa hasil positif pada pasien dengan sakit parah yang menyebabkan penurunan angka kematian hingga 23 persen, demikian dijelaskan pada konferensi pers tersebut. Terapi Plasma memang belum banyak dilakukan pada pasien MERS, dengan hasil studi klinis yang masih sedikit, demikian juga dikabarkan Eom Joong-sik, seorang profesor penyakit menular pada perguruan tinggi medis Universitas Hallym.

Tiga tahun setelah virus MERS pertama muncul pada manusia, tidak ada obat atau vaksin yang dapat melindungi orang yang terinfeksi virus tersebut, dan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan vaksin tersebut pun masih sangat sedikit, meskipun detil ilmiah cukup tersedia.

Kasus MERS pertama dikonfirmasi di Korea Selatan pada 20 Mei. Empat kasus baru dilaporkan pada hari Selasa (16/6), sehingga total kasus menjadi 154 pada wabah yang dikatakan terbesar di luar Arab Saudi. Kementerian itu juga mengatakan tiga pasien lagi yangterinfeksi MERS telah meninggal dunia sehingga total korban tewas telah mencapai 19 orang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut wabah Korea Selatan ini “besar dan kompleks” dan semua yang diduga dapat terpapar adalah mereka semua yang mengunjungi fasilitas kesehatan tempat pasien pertama datang. Sehingga kementerian kesehatan pun kemudian mengkarantina lebih dari 5.500 orang baik di rumah atau pada tempat-tempat fasilitas kesehatan.

Sebagian besar infeksi MERS yang menyebabkan kematian terjadi di Arab Saudi, dengan 1.000 orang telah terinfeksi sejak 2012, dan 454 telah meninggal. MERS disebabkan oleh coronavirus dari keluarga yang sama seperti virus yang mematikan pada wabah SARS tahun 2003 di Tiongkok.

Namun peningkatakn jumlah kasus sudah menurun tajam sebagai tanda bahwa langkah-langkah pengendalian wabah telah bekerja, demikian dikatakan WHO. WHO telah menjadwalkan pertemuan komite darurat MERS pada Selasa (15/6) di Jenewa untuk memberikan update rekomendasi tindakan teknis epidemiologi yang dapat diambil di masa depan dalam menanggapi wabah.

nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x