Maersk

Maersk Raup Manfaat dari Peningkatan Permintaan India

(Business Lounge – Global News) Maersk melaporkan bahwa permintaan pengiriman dari India meningkat tajam, seiring membaiknya prospek kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan India. Di tengah ketidakpastian akibat tarif tinggi dan proteksi perdagangan, harapan bahwa AS dan India dapat mencapai kesepakatan baru telah memicu optimisme di kalangan pelaku logistik global. Perusahaan pelayaran dan logistik seperti Maersk kini berada di posisi strategis — berpotensi menjadi saluran utama bagi lonjakan ekspor-impor India jika tarif dilonggarkan atau bea masuk dikurangi.

Kenaikan permintaan ini tercermin dalam tingginya volume kargo yang dibukukan Maersk, terutama rute yang menghubungkan pelabuhan di India dengan Amerika, Eropa, dan Asia lainnya. Layanan “MECL” (yakni jalur laut-ke-laut yang melibatkan India) mencatat sejumlah minggu dengan aktivitas pengiriman konsisten dan peningkatan order. Hal ini menunjukkan bahwa eksportir dan importir India mulai mempersiapkan diri menyambut peluang pasar internasional pasca-perundingan tarif. Bagi Maersk, gelombang permintaan ini bisa memperkuat segmen lautan (oceans), yang selama ini menjadi tulang punggung pendapatan perusahaan.

Situasi ini terjadi di tengah latar belakang turbulensi dalam hubungan dagang AS–India. Pemerintah AS di 2025 pernah menaikkan bea masuk barang impor dari India hingga 50%, sebagai bagian dari kebijakan proteksionis terhadap negara-negara yang dinilai memiliki ketidakseimbangan perdagangan besar dengan AS. Kebijakan ini sempat menekan ekspor India, terutama sektor padat karya seperti tekstil dan produk ekspor massal lainnya. Namun laporan terbaru menyebut bahwa negosiasi untuk menurunkan tarif kini sedang berlangsung — yang berarti industri ekspor India bisa bangkit kembali jika tarif diturunkan, sekaligus memulihkan rantai pasok global yang sempat terguncang akibat tarif tinggi.

Jika kesepakatan dagang tercapai, efeknya bisa meluas: volume ekspor India ke AS dan negara lain bisa melonjak, seiring percepatan arus barang. Dalam skenario ini, Maersk akan mendapat manfaat signifikan: dari peningkatan permintaan kontainer, freight forwarding, hingga logistik darat dan penyimpanan. Perusahaan juga bisa memperkuat posisinya sebagai mitra utama untuk ekspor India, terutama untuk komoditas konsumen, produk manufaktur, dan barang antara yang membutuhkan jaringan logistik global.

Meski demikian, ada tantangan yang tetap harus diperhitungkan. Ketidakpastian regulasi perdagangan — karena negosiasi masih berlangsung — bisa membuat lonjakan permintaan bersifat temporer atau terfragmentasi. Selain itu, tekanan geopolitik, fluktuasi harga bahan bakar, dan risiko gangguan logistik di jalur laut (seperti kondisi di Selat Hormuz atau krisis di Jalur Suez) tetap bisa mempengaruhi volume pengiriman secara signifikan. Maersk, walaupun berada di posisi kuat, harus menjaga fleksibilitas operasional dan kesiapan menghadapi volatilitas global.

Secara strategis, prospek perfilman dagang AS–India menawarkan pelajaran penting bagi perusahaan logistik global: diversifikasi pasar dan fleksibilitas rantai suplai bisa menjadi penentu keberhasilan dalam kondisi geopolitik yang dinamis. India, dengan populasi besar dan basis manufaktur yang terus berkembang, berpeluang menjadi pusat perdagangan dan ekspor utama dalam dekade mendatang — dan pemain seperti Maersk yang agresif menyiapkan infrastruktur global bisa menikmati keuntungan besar.