Bisakah Titik Akupuntur Menurunkan Tekanan Darah?

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan yang semakin banyak dialami orang Indonesia. Gaya hidup serba cepat, stres pekerjaan, kebiasaan makan tinggi garam, hingga kurang tidur membuat tensi mudah naik tanpa disadari. Di tengah kebutuhan mencari cara yang lebih alami, akupuntur kembali menjadi sorotan—bukan hanya sebagai terapi tradisional, tetapi juga sebagai metode yang mulai diteliti secara ilmiah. Pertanyaannya, benarkah titik akupuntur bisa menurunkan tensi?

Untuk menjawab ini, kita perlu memahami dulu bagaimana akupuntur bekerja. Dalam praktiknya, terapis memasukkan jarum-jarum halus ke titik tertentu di tubuh. Dalam konsep Pengobatan Tradisional Tiongkok, titik-titik ini berada di jalur energi yang disebut meridian. Ketika meridian terblokir, tubuh jadi tidak seimbang, termasuk dalam hal tekanan darah. Dengan menstimulasi titik tersebut, aliran energi diyakini kembali lancar.

Namun, penjelasan versi medis modern lebih konkret. Akupuntur ternyata bisa memengaruhi sistem saraf, terutama sistem saraf simpatis, yaitu bagian yang bertugas membuat tubuh “siaga” dan meningkatkan detak jantung. Ketika saraf simpatis terlalu aktif, tekanan darah pun melambung. Stimulasi jarum pada titik tertentu dapat membantu menurunkan aktivitas ini sehingga pembuluh darah lebih rileks dan tekanan darah turun secara bertahap. Selain itu, akupuntur juga memicu pelepasan endorfin, hormon yang membuat tubuh lebih tenang dan nyaman. Dan seperti yang kita tahu, stres adalah salah satu pemicu utama tensi naik.

Dalam praktik sehari-hari, ada beberapa titik yang terkenal digunakan oleh terapis untuk membantu menurunkan tensi. Walaupun tidak perlu menghafal namanya, Anda mungkin penasaran: titik di lipatan siku, bagian dalam lengan bawah, punggung kaki, dan area sekitar lutut adalah wilayah yang sering ditusuk. Jangan membayangkan rasa sakit yang ekstrem; jarumnya sangat kecil dan sensasinya biasanya hanya seperti dicubit halus atau hangat. Banyak pasien mengaku merasa sangat rileks setelah beberapa menit, bahkan ada yang tertidur selama sesi berlangsung.

Lalu, apakah benar-benar efektif? Sejumlah penelitian memang menemukan bahwa akupuntur bisa menurunkan tekanan darah sekitar 5–10 mmHg, terutama jika dilakukan secara rutin. Tentu saja, hasil ini berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang merasakan penurunan cukup cepat, ada pula yang perlu beberapa sesi sebelum tensinya lebih stabil. Yang jelas, akupuntur bekerja lebih kuat pada mereka yang tensinya dipengaruhi stres, ketegangan, atau pola hidup tidak teratur.

Meski begitu, penting ditekankan bahwa akupuntur bukan pengganti obat dokter, terutama pada hipertensi sedang hingga berat. Terapi ini lebih tepat dianggap sebagai pelengkap. Ibaratnya, jika obat adalah fondasi utama, maka akupuntur adalah bantuan tambahan agar tubuh lebih tenang dan respons pengobatan lebih baik. Bahkan, banyak dokter modern yang tidak menolak akupuntur, selama dilakukan oleh praktisi bersertifikasi dan dengan jarum steril.

Pada akhirnya, akupuntur memang punya potensi yang menarik: alami, minim efek samping, dan sekaligus memberi efek relaksasi yang dibutuhkan tubuh. Untuk Anda yang ingin mengelola tensi tanpa sepenuhnya bergantung pada obat, akupuntur bisa menjadi salah satu pilihan, asalkan tetap dipadukan dengan diet rendah garam, tidur cukup, olahraga ringan, dan kontrol kesehatan rutin.

Dengan pendekatan yang tepat, akupuntur tidak hanya menjadi tradisi lama, tetapi juga bagian dari gaya hidup sehat masa kini.