“Uber robotaxi 2027 bekerja sama dengan Nvidia dan Foxconn

Uber, Nvidia, dan Foxconn Bersinergi: Langkah Besar Menuju Era Transportasi Tanpa Pengemudi

Pasar kendaraan otonom global tengah mengalami percepatan luar biasa. Berbagai laporan riset memperkirakan nilai pasar mobil tanpa pengemudi akan melampaui USD 300 miliar pada tahun 2030, seiring peningkatan investasi di sektor kendaraan listrik, kecerdasan buatan (AI), dan infrastruktur digital. Melihat peluang besar ini, Uber Technologies Inc. resmi mengumumkan rencana meluncurkan 100.000 unit Uber robotaxi pada tahun 2027. Proyek ambisius ini melibatkan kolaborasi lintas industri antara Nvidia, Foxconn, dan Stellantis, tiga nama besar dalam dunia teknologi dan otomotif global.

Kolaborasi Strategis Global

Langkah ini menandai babak baru strategi Uber untuk bertransformasi dari sekadar platform ride-hailing menjadi penyedia layanan mobilitas berbasis teknologi otonom. Dalam kemitraan ini, Nvidia akan menjadi pusat penggerak teknologi melalui chip AI dan sistem komputasi canggih yang mampu mengolah data sensor secara real-time. Teknologi ini memungkinkan kendaraan mengenali jalan, lalu lintas, hingga kondisi lingkungan, lalu mengambil keputusan tanpa campur tangan manusia.

Sementara itu, Foxconn akan menangani produksi massal kendaraan listrik yang akan menjadi armada robotaxi Uber. Perusahaan asal Taiwan ini memang tengah memperluas bisnisnya ke sektor otomotif setelah sukses sebagai produsen perangkat elektronik global. Stellantis, grup otomotif yang membawahi merek seperti Jeep, Peugeot, dan Fiat, akan menyediakan platform kendaraan dan sistem integrasi otomotif yang sesuai dengan kebutuhan otonomi Level 4.

Kolaborasi lintas sektor ini memperlihatkan bagaimana batas antara teknologi digital dan industri otomotif semakin kabur, menciptakan ekosistem baru di mana perangkat keras, perangkat lunak, dan data saling terhubung untuk membentuk sistem transportasi cerdas.

Menuju Teknologi Otonom Level 4

Robotaxi Uber akan mengusung teknologi Level 4, artinya kendaraan dapat beroperasi secara mandiri di sebagian besar kondisi jalan tanpa pengemudi. Hanya dalam situasi ekstrem, sistem mungkin memerlukan pengawasan jarak jauh. Jika berhasil diimplementasikan, model ini diyakini dapat menurunkan biaya operasional, meningkatkan keselamatan, serta mempercepat efisiensi transportasi perkotaan.

Selain itu, penerapan armada robotaxi diharapkan menjadi bagian dari strategi jangka panjang Uber untuk mencapai profitabilitas berkelanjutan. Dengan mengurangi ketergantungan pada pengemudi manusia, Uber berpotensi meningkatkan margin dan memperkuat daya saingnya di pasar mobilitas global.

Peluang dan Risiko Ekonomi

Kendati menjanjikan, tantangan tetap besar. Regulasi kendaraan otonom di berbagai negara masih dalam tahap awal, terutama terkait tanggung jawab hukum dan keamanan data. Di sisi lain, potensi disrupsi sosial akibat berkurangnya peran pengemudi manusia menjadi isu yang perlu diantisipasi.

Namun, dari sudut pandang ekonomi, sinergi Uber, Nvidia, Foxconn, dan Stellantis menandai babak baru transformasi mobilitas global. Bila proyek ini terealisasi sesuai jadwal, tahun 2027 dapat menjadi momentum bersejarah menuju era transportasi tanpa pengemudi — dan menjadikan Uber pemain utama dalam ekonomi mobilitas masa depan nanti.