(Business Lounge – Global News) Raksasa elektronik asal Korea Selatan, LG Electronics Inc., memperkirakan penurunan laba operasional kuartal terbarunya akan lebih kecil dari perkiraan pasar, menandakan ketahanan bisnis perusahaan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan perlambatan permintaan konsumen. Dalam panduan awal yang dirilis perusahaan, LG memproyeksikan laba operasional kuartalan turun sekitar 8,4% dibandingkan tahun sebelumnya — jauh lebih baik dari ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan dua digit.
Menurut laporan The Wall Street Journal dan Reuters, LG memperkirakan laba operasional mencapai sekitar 800 miliar won, atau setara dengan 580 juta dolar AS, untuk kuartal ketiga. Angka ini menunjukkan kinerja yang relatif stabil, mengingat tekanan biaya produksi dan melemahnya permintaan global untuk produk elektronik rumah tangga seperti televisi, mesin cuci, dan pendingin udara.
Pendapatan kuartalan LG diperkirakan tumbuh sekitar 3% menjadi 21,5 triliun won, didorong oleh bisnis komponen kendaraan listrik yang terus berkembang serta penjualan perangkat premium di pasar utama seperti Amerika Utara dan Eropa. “Kinerja ini menunjukkan kemampuan LG untuk menjaga profitabilitas melalui portofolio bisnis yang lebih seimbang,” tulis analis Nomura Securities dalam catatannya.
Sektor perangkat rumah tangga (Home Appliance & Air Solution), yang selama ini menjadi penyumbang utama pendapatan LG, menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah dua kuartal berturut-turut mengalami tekanan. Permintaan di Amerika Utara dan Asia Tenggara meningkat menjelang musim liburan, sementara strategi harga yang lebih selektif membantu menahan penurunan margin. LG juga terus memperkuat lini produk premiumnya, termasuk kulkas dan mesin cuci Signature serta perangkat rumah pintar berbasis platform ThinQ AI.
Namun, sorotan utama investor justru tertuju pada divisi Vehicle Component Solutions, yang kini menjadi pendorong utama pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Bisnis ini mencatat pertumbuhan pendapatan dua digit karena meningkatnya kontrak pasokan komponen untuk kendaraan listrik dari produsen global seperti General Motors dan Hyundai Motor. LG kini memegang posisi strategis dalam rantai pasok otomotif global, dengan portofolio yang mencakup baterai, sistem infotainment, dan modul daya listrik.
Analis Bloomberg Intelligence menilai kinerja LG di sektor otomotif akan menjadi pembeda utama dibandingkan para pesaingnya yang lebih bergantung pada pasar elektronik konsumen. “Divisi otomotif LG sedang menjadi katalis baru. Pertumbuhan stabil di sektor ini membantu menutupi penurunan siklus di produk rumah tangga,” tulis laporan tersebut.
Sementara itu, divisi Home Entertainment, yang menangani bisnis televisi, masih menghadapi tantangan akibat kompetisi ketat dari merek Tiongkok dan melemahnya permintaan pascapandemi. Namun LG berhasil mempertahankan pangsa pasar di segmen premium berkat lini TV OLED yang terus berkembang. Model terbaru dengan panel generasi keempat dan teknologi kecerdasan buatan α11 AI Processor membantu meningkatkan margin melalui diferensiasi produk dan harga premium.
Di sisi lain, divisi LG Business Solutions, yang memproduksi monitor, panel digital, dan perangkat komersial, menunjukkan kinerja campuran. Permintaan monitor gaming dan display publik meningkat, namun pasar PC dan laptop masih lemah. LG kini tengah melakukan reposisi segmen ini untuk fokus pada solusi B2B seperti layar pintar untuk kantor dan ruang konferensi, serta sistem energi terintegrasi untuk bangunan komersial.
Analis memperkirakan bahwa meskipun laba operasional LG sedikit turun, hasil ini menunjukkan ketahanan yang lebih baik dibandingkan banyak pesaing di sektor teknologi konsumen global. “Pasar memperkirakan penurunan laba dua kali lipat dari angka ini,” ujar ekonom Korea Investment & Securities. “Fakta bahwa LG mampu menahan penurunan hingga di bawah 10% menandakan efisiensi operasional yang signifikan.”
Keberhasilan ini sebagian besar dikaitkan dengan upaya LG memperketat manajemen biaya, meningkatkan efisiensi logistik, dan menyesuaikan tingkat produksi dengan permintaan pasar. Perusahaan juga mengambil langkah lebih agresif dalam mengelola persediaan dan mempercepat otomatisasi pabrik di Korea dan Vietnam.
LG tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang. Dalam pernyataan resminya, perusahaan menyebutkan bahwa transformasi menuju model bisnis berbasis solusi dan layanan terus berlanjut. Salah satu fokusnya adalah memperluas ekosistem perangkat terhubung melalui LG ThinQ Platform, yang kini digunakan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh dunia. “Kami sedang membangun bisnis yang tidak hanya menjual produk, tetapi juga menawarkan pengalaman hidup yang cerdas dan berkelanjutan,” kata seorang juru bicara perusahaan.