Saham B&M European

Saham B&M European Value Retail Anjlok

(Business Lounge – Global News) Saham B&M European Value Retail anjlok pada perdagangan terbaru setelah perusahaan memperingatkan bahwa laba tahunannya kemungkinan akan menurun. Peringatan tersebut muncul di tengah tekanan dari deflasi harga dan performa bisnis yang melemah di pasar domestik Inggris, yang menjadi pusat utama operasinya.

Dalam pernyataannya, B&M mengatakan pihaknya memperkirakan laba yang disesuaikan akan turun dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan tantangan ekonomi yang dihadapi sektor ritel diskon setelah periode inflasi tinggi dan perubahan perilaku belanja konsumen. Investor merespons cepat terhadap kabar tersebut, menyebabkan saham B&M turun tajam di Bursa London.

Perusahaan yang dikenal sebagai salah satu jaringan toko diskon terbesar di Inggris ini selama beberapa tahun terakhir menikmati lonjakan penjualan karena konsumen mencari alternatif belanja murah di tengah tekanan biaya hidup. Namun, ketika inflasi mulai melambat dan harga grosir menurun, perusahaan menghadapi dinamika baru: deflasi harga yang menekan margin keuntungan.

Analis pasar menyebut bahwa deflasi, meskipun menguntungkan bagi konsumen, bisa menjadi tantangan besar bagi peritel seperti B&M. Harga barang yang menurun berarti perusahaan harus menjual lebih banyak volume untuk mencapai tingkat pendapatan yang sama. Di sisi lain, kenaikan biaya operasional, terutama upah dan logistik, membuat tekanan terhadap laba semakin berat.

Kinerja bisnis B&M di Inggris disebut sebagai sumber utama pelemahan. Meskipun permintaan terhadap produk kebutuhan sehari-hari tetap stabil, segmen barang musiman dan rumah tangga menunjukkan perlambatan. Penjualan di beberapa area regional juga terdampak oleh kompetisi yang meningkat dari pemain diskon lain seperti Aldi dan Lidl, serta tekanan dari e-commerce.

Dalam laporan terbarunya, manajemen B&M menegaskan bahwa mereka masih berkomitmen menjaga posisi sebagai pengecer bernilai terbaik, namun mengakui bahwa kondisi pasar tahun fiskal berjalan “lebih menantang daripada yang diperkirakan.” Perusahaan berencana memperketat efisiensi rantai pasokan dan memperluas lini produk dengan margin lebih tinggi sebagai upaya menstabilkan profitabilitas.

Meski menghadapi tekanan di Inggris, B&M tetap melihat peluang pertumbuhan di pasar internasionalnya, terutama di Prancis. Operasi di sana relatif lebih stabil, dengan penjualan yang menunjukkan pertumbuhan moderat. Namun, skala bisnis internasional B&M masih terlalu kecil untuk sepenuhnya menutupi penurunan di pasar domestik.

Beberapa analis menyebutkan bahwa reaksi pasar terhadap pengumuman ini menunjukkan kekhawatiran investor terhadap kemampuan B&M mempertahankan pertumbuhan jangka panjang. Setelah periode ekspansi pesat pasca-pandemi, kini perusahaan dihadapkan pada fase normalisasi yang menuntut strategi baru untuk menjaga loyalitas pelanggan dan mempertahankan margin.

Selain itu, lingkungan ritel Inggris secara umum tengah mengalami tekanan struktural. Konsumen semakin beralih ke platform daring dan diskon ekstrem, sementara biaya operasional fisik seperti sewa toko dan energi tetap tinggi. Dalam konteks ini, peringatan laba dari B&M dianggap sebagai tanda bahwa sektor ritel bernilai sedang memasuki masa transisi yang sulit.

Namun, beberapa pengamat juga menilai pelemahan saham B&M bisa menjadi kesempatan bagi investor jangka panjang. Dengan model bisnis yang efisien dan basis pelanggan yang besar, perusahaan ini masih memiliki potensi untuk memulihkan margin ketika kondisi pasar stabil. Upaya perusahaan dalam mengoptimalkan rantai pasok dan mengelola biaya juga dipandang positif oleh sebagian analis.

Untuk saat ini, B&M harus menghadapi kenyataan bahwa pertumbuhan luar biasa beberapa tahun terakhir tidak mudah dipertahankan dalam kondisi ekonomi yang berubah cepat. Dengan harga barang yang menurun dan kompetisi yang meningkat, perusahaan perlu menyeimbangkan strategi harga agresif dengan inovasi produk serta efisiensi operasional yang berkelanjutan.

Penurunan saham B&M menjadi pengingat bahwa sektor ritel diskon, meskipun populer di masa inflasi, tetap rentan terhadap siklus ekonomi dan perubahan pola konsumsi. Di tengah tekanan deflasi dan ketidakpastian pasar, perusahaan seperti B&M kini ditantang untuk membuktikan bahwa mereka dapat beradaptasi tanpa kehilangan karakter utamanya sebagai penyedia nilai terbaik bagi konsumen.