(Business Lounge – Global News) Sony Group mengambil langkah besar dalam merombak arah bisnisnya dengan resmi mencatatkan saham unit finansialnya, Sony Financial Group, di Tokyo. Nilai kapitalisasi perusahaan itu diperkirakan mencapai sekitar 9,5 miliar dolar AS, dan pencatatan saham ini menjadi awal dari proses pemisahan yang dijadwalkan efektif mulai Rabu. Langkah strategis ini mempertegas fokus Sony pada bisnis hiburan dan gim yang selama ini menjadi mesin utama pertumbuhan dan identitas globalnya.
Dalam pengumuman resminya, Sony menyatakan bahwa sekitar 84 persen saham Sony Financial akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen dalam bentuk saham. Mekanisme ini memperlihatkan bahwa Sony tidak membuka saham unit finansialnya kepada publik sebelum pencatatan, melainkan memilih untuk langsung memberikan kepemilikan kepada investor yang sudah menjadi bagian dari induk perusahaan. Cara ini dianggap lebih efisien karena tidak hanya menjaga struktur kepemilikan tetap terkendali, tetapi juga memberi nilai tambah langsung bagi para pemegang saham lama.
Keputusan Sony untuk melepas bisnis finansial bukanlah langkah yang diambil tiba-tiba. Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan asal Jepang ini semakin menegaskan strategi menjadikan hiburan sebagai fokus utama. Investasi besar dilakukan di bidang gim, musik, dan film untuk menguatkan posisinya dalam ekosistem hiburan global. Sony sendiri telah mengeluarkan miliaran dolar untuk akuisisi perusahaan dan pengembangan konten, dengan tujuan memperluas pengaruhnya di industri yang terus tumbuh pesat.
Salah satu contoh nyata adalah akuisisi saham di Bandai Namco Holdings senilai sekitar 460 juta dolar AS pada Juli lalu. Bandai Namco dikenal sebagai pemilik sejumlah judul gim legendaris seperti “Pac-Man” dan “Tekken.” Dengan langkah itu, Sony berusaha memperdalam kolaborasi dalam dunia gim dan memperluas konten eksklusif yang bisa mendukung pertumbuhan layanan gim dan jaringan miliknya.
Pergeseran fokus ini juga tercermin dalam kinerja keuangan. Pada Agustus, Sony menaikkan proyeksi laba operasi untuk bisnis gim sepanjang tahun setelah mencatat lonjakan laba lebih dari dua kali lipat pada kuartal yang berakhir Juni. Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan dari layanan jaringan, termasuk PlayStation Plus, serta penjualan judul perangkat lunak pihak ketiga. Tidak hanya itu, laba dari divisi musik dan film juga menunjukkan kenaikan, memperlihatkan kontribusi signifikan dari seluruh segmen hiburan terhadap arus kas perusahaan.
Berbanding terbalik, Sony Financial menghadapi tekanan. Pada kuartal yang berakhir Juni, unit finansial ini membukukan kerugian bersih akibat penurunan pendapatan. Meski begitu, manajemen memperkirakan perbaikan akan terjadi ke depan. Untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2026, Sony Financial menargetkan laba bersih meningkat 4,1 persen menjadi 82,00 miliar yen atau setara 548 juta dolar AS. Bisnis asuransi dan perbankan online yang menjadi inti unit ini diharapkan tetap stabil dalam jangka menengah.
Pasar merespons pencatatan saham Sony Financial dengan hati-hati. Saham dibuka pada ¥205,0 dan kemudian bergerak di sekitar ¥198,5, dengan kapitalisasi pasar diperkirakan sekitar ¥1,419 triliun. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Sony Financial juga mengumumkan rencana untuk membeli kembali sahamnya sendiri senilai hingga ¥100 miliar sebelum 8 Agustus 2026. Langkah buyback ini bertujuan meningkatkan efisiensi modal sekaligus memberi dukungan harga saham di pasar.
Bagi Sony Group, pemisahan bisnis finansial adalah cara untuk memusatkan energi pada bidang di mana mereka memiliki keunggulan kompetitif yang jelas: hiburan. Dunia gim, musik, dan film adalah industri dengan prospek pertumbuhan jangka panjang yang didorong oleh digitalisasi dan perubahan pola konsumsi. Dengan semakin banyak konsumen beralih ke layanan streaming, platform digital, dan ekosistem gim online, Sony melihat peluang besar untuk memperkuat posisi di sektor ini.
Keputusan ini juga bisa dipandang sebagai jawaban atas dinamika pasar. Kompetitor global Sony seperti Microsoft dengan Xbox, Disney di sektor hiburan, hingga Apple yang merambah konten digital, semuanya terus berupaya memperluas ekosistem hiburan mereka. Dengan melepas bisnis finansial, Sony membebaskan sumber daya finansial dan manajerial untuk fokus bersaing di medan utama tersebut.
Namun, pemisahan ini bukan tanpa risiko. Bisnis finansial memberikan diversifikasi yang stabil bagi Sony, terutama karena industri hiburan memiliki volatilitas tinggi. Penjualan gim atau film bisa berfluktuasi tergantung tren, sementara asuransi dan layanan perbankan cenderung memberikan pendapatan lebih konsisten. Kehilangan sebagian diversifikasi ini dapat membuat pendapatan Sony lebih terpapar pada fluktuasi siklus hiburan.
Meski demikian, langkah ini dipandang wajar mengingat ambisi jangka panjang Sony. Dengan kapitalisasi pasar global yang harus terus tumbuh, investor menuntut kejelasan arah strategis. Fokus pada hiburan memungkinkan Sony memperkuat narasi bahwa mereka adalah perusahaan hiburan digital yang terintegrasi, bukan konglomerasi dengan portofolio tersebar.
Selain itu, pemisahan ini memberi kesempatan bagi Sony Financial untuk berkembang sebagai entitas independen. Dengan manajemen tersendiri dan kebebasan untuk menentukan arah bisnis, unit ini berpotensi lebih gesit dalam bersaing di pasar finansial Jepang yang ketat. Rencana buyback saham juga memberi sinyal bahwa perusahaan berkomitmen meningkatkan nilai bagi pemegang saham barunya.
Kesuksesan langkah ini akan diukur dari dua sisi, seberapa jauh Sony mampu memperkuat dominasi di dunia hiburan, dan seberapa baik Sony Financial bertahan serta berkembang setelah berdiri sendiri. Jika keduanya berjalan baik, pemisahan ini bisa menjadi contoh strategi konglomerasi Jepang dalam merampingkan bisnis untuk fokus pada keunggulan inti.
Dari perspektif industri, langkah Sony ini sejalan dengan tren global di mana banyak perusahaan besar melakukan spin-off atau divestasi unit yang tidak dianggap inti. Investor lebih menghargai perusahaan yang jelas fokusnya dan memiliki strategi pertumbuhan yang terarah. Dengan pasar hiburan digital yang diperkirakan tumbuh triliunan dolar dalam dekade mendatang, Sony tampaknya ingin memastikan mereka berada di garis depan persaingan.
Keputusan Sony untuk mencatatkan Sony Financial adalah momen penting dalam sejarah panjang perusahaan ini. Dari awal sebagai produsen elektronik hingga menjadi raksasa hiburan, Sony terus berevolusi mengikuti perubahan zaman. Kini, dengan melepaskan sebagian beban diversifikasi, perusahaan menegaskan komitmen untuk menjadi salah satu pemimpin global di dunia hiburan interaktif dan konten digital.