Fonterra

Fonterra Lepas Bisnis Konsumen ke Lactalis Global

(Business Lounge – Global News) Fonterra Co-Operative Group, koperasi susu asal Selandia Baru yang dikenal sebagai salah satu produsen susu terbesar di dunia, resmi mengumumkan kesepakatan strategis dengan perusahaan Prancis, Lactalis Group, untuk melepas lini bisnis konsumen dan usaha terkait dengan nilai transaksi mencapai 2,23 miliar dolar AS. Langkah ini menandai salah satu restrukturisasi besar dalam sejarah panjang Fonterra, sekaligus memperlihatkan arah baru perusahaan yang ingin lebih fokus pada kekuatan intinya di sektor bahan baku susu dan produk berbasis bisnis-ke-bisnis.

Seperti dilaporkan Bloomberg dan Reuters, keputusan menjual bisnis konsumen bukanlah langkah yang datang tiba-tiba. Selama beberapa tahun terakhir, Fonterra menghadapi tekanan dari dinamika global industri susu, termasuk persaingan ketat, fluktuasi harga komoditas, dan perubahan pola konsumsi di berbagai pasar utama. Produk-produk konsumen Fonterra yang sebelumnya dikenal luas dengan merek-merek seperti Anchor, Anlene, dan Fernleaf, memang memberi kontribusi signifikan dalam membangun citra merek. Namun, profitabilitas sektor ini semakin tertekan oleh biaya operasional yang meningkat dan persaingan dengan pemain global lainnya.

Dengan menjual bisnis konsumen ke Lactalis, Fonterra berharap dapat memperkuat posisi keuangan, mengurangi utang, dan mengarahkan modal ke sektor yang dianggap lebih strategis, yaitu penjualan bahan baku susu untuk industri makanan dan minuman internasional. Financial Times menyoroti bahwa strategi ini sejalan dengan upaya Fonterra untuk mengembalikan fokus pada kompetensi utama: produksi dan distribusi susu berkualitas tinggi yang digunakan oleh berbagai perusahaan multinasional di sektor makanan olahan.

Sementara itu, Lactalis, yang dikenal sebagai salah satu raksasa global dalam industri susu dengan merek-merek besar seperti Président dan Parmalat, melihat akuisisi ini sebagai peluang memperluas pijakan di kawasan Asia-Pasifik. Pasar Asia, khususnya Asia Tenggara dan Tiongkok, tengah menunjukkan pertumbuhan permintaan produk susu yang tinggi, baik untuk produk sehari-hari maupun suplemen nutrisi. Dengan tambahan portofolio dari Fonterra, Lactalis dapat memperkuat rantai distribusi dan meningkatkan penetrasi merek mereka di wilayah yang semakin strategis.

Menurut laporan The Wall Street Journal, bagi Lactalis, kesepakatan ini bukan hanya soal ekspansi geografis, melainkan juga soal menguasai portofolio merek yang sudah memiliki reputasi kuat dan loyalitas konsumen. Dengan brand recognition yang sudah mapan, Lactalis tidak perlu membangun dari awal, melainkan bisa langsung mengintegrasikan lini produk tersebut ke dalam jaringan globalnya.

Bagi Selandia Baru sendiri, penjualan bisnis konsumen ini memiliki dampak simbolis sekaligus praktis. Selama bertahun-tahun, merek-merek Fonterra menjadi representasi kualitas susu Selandia Baru di pasar internasional. Dengan beralihnya kepemilikan, ada kekhawatiran bahwa identitas tersebut akan berkurang. Namun, manajemen Fonterra menegaskan bahwa kerja sama dengan Lactalis justru dapat membuka peluang lebih besar bagi peternak susu Selandia Baru untuk menjangkau pasar global.

Investor menyambut positif langkah ini. Seperti dilaporkan CNBC, saham Fonterra sempat menguat setelah pengumuman transaksi karena pasar melihat kesepakatan ini akan memperkuat neraca keuangan perusahaan. Manajemen juga menegaskan bahwa dana dari penjualan akan digunakan untuk menurunkan beban utang dan memperkuat investasi di sektor bahan baku, yang dianggap lebih tahan terhadap fluktuasi permintaan konsumen.

Namun, tantangan tetap ada. Industri susu global tengah menghadapi berbagai risiko, mulai dari perubahan preferensi konsumen terhadap produk berbasis nabati, hingga isu keberlanjutan dan jejak karbon dari industri peternakan. Fonterra perlu memastikan bahwa fokus barunya mampu menjawab tuntutan zaman, bukan hanya dari sisi keuntungan finansial, tetapi juga dari aspek keberlanjutan jangka panjang.

Lactalis di sisi lain akan menghadapi pekerjaan besar dalam mengintegrasikan bisnis Fonterra ke dalam sistem globalnya. Proses integrasi akuisisi sering kali menghadapi hambatan, baik dari sisi operasional, budaya perusahaan, maupun regulasi di berbagai negara. Meski demikian, reputasi Lactalis sebagai pemain global berpengalaman diyakini dapat membantu transisi ini berjalan relatif mulus.

Secara keseluruhan, kesepakatan Fonterra dan Lactalis ini menunjukkan bagaimana industri global susu semakin terkonsolidasi, dengan pemain besar memperluas jaringan melalui akuisisi. Bagi Fonterra, langkah ini merupakan upaya untuk memperbaiki struktur bisnis dan menguatkan posisi sebagai pemasok utama bahan baku susu dunia. Bagi Lactalis, akuisisi ini mempertegas ambisi mereka menjadi pemimpin tak terbantahkan di industri susu global, dengan kekuatan merek yang semakin beragam dan jangkauan pasar yang semakin luas.