Warren Buffett

Krisis Kualitas RV Membayangi Nama Besar Warren Buffett

(Business Lounge – Global News) Nama Warren Buffett selama ini identik dengan kehati-hatian investasi dan reputasi jangka panjang. Namun bahkan reputasi investor legendaris itu tak cukup kuat membendung badai kualitas yang tengah mengguncang industri recreational vehicle (RV) di Amerika Serikat. Forest River, anak perusahaan Berkshire Hathaway yang memproduksi RV, kini menjadi sorotan dalam gugatan class action besar yang menyentuh langsung jantung industri—dan menyisakan pertanyaan serius tentang bagaimana masalah lama dapat terus berlangsung di bawah naungan konglomerat paling terkenal di dunia.

Forest River, yang diakuisisi oleh Buffett pada 2005, saat ini menghadapi krisis reputasi terbesar dalam dua dekade terakhir. Perusahaan yang dikenal sebagai salah satu produsen RV terbesar di AS itu dituduh lalai dalam pengawasan mutu produknya. Masalah berkisar dari kabel kelistrikan yang salah pasang, sistem pemanas yang tidak sejajar, hingga atap yang bocor—semuanya menciptakan risiko kebakaran dan kecelakaan yang nyata.

Salah satu pemilik RV, Jay Nelson, yang membeli unit keluaran Forest River, mengalami peristiwa tragis: kendaraannya terbakar. Kebakaran itu diyakini berasal dari instalasi kabel yang tidak sesuai standar. Tak tinggal diam, Nelson menggugat Forest River melalui jalur hukum. Gugatan ini tidak hanya mewakili dirinya sendiri, tetapi mewakili puluhan ribu pemilik RV lain yang diduga mengalami masalah serupa. Dalam dokumen hukum, disebutkan bahwa lebih dari separuh pabrik milik Forest River menunjukkan kesalahan pemasangan kabel berdasarkan audit internal perusahaan.

Forest River membantah sebagian besar tuduhan tersebut. Perusahaan mengklaim bahwa mereka telah mematuhi standar industri dan bahwa kasus seperti yang dialami Nelson adalah pengecualian, bukan gambaran keseluruhan. Namun serangkaian data recall (penarikan produk) yang terus muncul dari tahun ke tahun menunjukkan sebaliknya. Dalam satu dekade terakhir, Forest River tercatat melakukan rata-rata lebih dari 50 recall per tahun. Bahkan pada 2024 saja, recall terbaru mencakup lebih dari 41.000 unit.

Recall ini bukan hanya masalah logistik. Di balik angka-angka tersebut tersembunyi cerita konsumen yang merasa dikhianati. Seperti pasangan Heather Timmerman dan Christy Csernyik, yang kehilangan RV mereka dalam kebakaran. Surat recall baru mereka terima setelah api sudah melalap habis kendaraan tersebut. Bagi mereka, kepercayaan pada sistem bukan hanya terkikis—ia hancur.

Masalah kualitas ini bukan hal baru dalam industri RV. Banyak pabrikan menggunakan sistem kerja berbasis upah per unit (piece-rate), di mana pekerja digaji berdasarkan jumlah kendaraan yang mereka selesaikan. Sistem ini menciptakan tekanan besar untuk kecepatan, bukan ketelitian. Akibatnya, kesalahan kecil dalam produksi sering luput dari perhatian, dan kontrol mutu menjadi lemah.

Denda dari National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) pernah dijatuhkan kepada Forest River pada 2015 sebesar $5 juta karena keterlambatan dalam menyampaikan laporan keselamatan dan ketidakpatuhan terhadap sistem pelaporan recall. Sejak itu, perusahaan mengklaim telah memperbaiki sistem pelaporan dan audit internalnya. Namun gugatan yang diajukan oleh Nelson dan bukti dokumentasi internal menunjukkan bahwa banyak masalah mendasar belum sepenuhnya teratasi.

Warren Buffett sendiri tidak dikenal sebagai pemilik yang terlibat dalam urusan operasional sehari-hari. Ia lebih memilih membiarkan manajemen yang sudah ada menjalankan bisnis sesuai gaya mereka. Dalam kasus Forest River, itu berarti memberikan kepercayaan penuh kepada pendiri dan CEO saat akuisisi, Pete Liegl, yang dikenal karena pendekatan langsung dan efisien. Namun kini, pendekatan tersebut mulai dipertanyakan.

Industri RV telah mengalami lonjakan permintaan besar selama pandemi COVID-19, dengan masyarakat Amerika mencari cara bepergian yang aman dan fleksibel. Namun lonjakan permintaan itu tidak diimbangi dengan peningkatan standar kualitas. Banyak pabrikan, termasuk Forest River, berlomba memenuhi permintaan dengan kapasitas produksi tinggi—yang sering kali berujung pada pengabaian detail teknis yang krusial.

Dengan persidangan gugatan Nelson dijadwalkan pada September 2025 dan sertifikasi class action segera diputuskan, tekanan hukum dan reputasi yang dihadapi Forest River—dan secara tidak langsung, Berkshire Hathaway—semakin intens. Ini bukan sekadar persoalan teknis, tapi juga etika dan kepercayaan konsumen. Apakah merek yang berafiliasi dengan Buffett seharusnya mengabaikan kualitas demi skala produksi?

Pertanyaan lain pun mencuat: seberapa jauh tanggung jawab pemilik perusahaan dalam memastikan keamanan produk konsumen? Apakah pemilik saham besar seperti Buffett hanya bertanggung jawab pada neraca keuangan, atau juga pada kehidupan nyata para pelanggan yang membeli produk dari perusahaan dalam portofolionya?

Di dunia di mana reputasi merek menjadi mata uang utama, krisis kualitas Forest River bisa menjadi pelajaran mahal. Konsumen masa kini menuntut transparansi, akuntabilitas, dan keselamatan—dan mereka tak segan menggugat jika harapan itu tidak terpenuhi. Bahkan untuk perusahaan sekelas Berkshire Hathaway, yang selama ini dikenal sebagai lambang stabilitas dan integritas, tekanan untuk bertindak kini datang dari pengadilan, regulator, dan konsumen itu sendiri.

Jika kasus ini tidak ditangani secara transparan dan tuntas, bukan tidak mungkin seluruh industri RV harus menghadapi momen refleksi besar: bahwa pertumbuhan tanpa kontrol kualitas hanya akan membakar kepercayaan, dan dalam kasus yang lebih literal, membakar produk itu sendiri.