Fakta Menarik tentang Warga Asia di Amerika Serikat

(Business Lounge Journal – Do You Know?)

Tahukah Anda bahwa jumlah warga keturunan Asia di Amerika Serikat kini hampir mencapai 25 juta orang? Angka ini menjadikan mereka sekitar 7% dari total populasi AS. Populasi ini tidak hanya besar, tapi juga sangat beragam—berasal dari berbagai negara di Asia Timur, Selatan, Tenggara, hingga Asia Tengah, dengan latar belakang budaya, bahasa, dan sejarah yang unik satu sama lain.

Berikut beberapa fakta menarik yang dapat Anda ketahui:

Populasi yang Tumbuh Cepat
Sejak tahun 2000, jumlah warga Asia di AS telah lebih dari dua kali lipat—dari 11,9 juta menjadi 24,8 juta pada 2023. Peningkatan ini terjadi baik pada mereka yang lahir di AS maupun yang merupakan imigran. Artinya, komunitas Asia semakin berkembang dan berperan aktif dalam masyarakat Amerika.

Kelompok Terbesar: Tionghoa, India, dan Filipina
Dari semua kelompok asal Asia, warga keturunan Tionghoa adalah yang terbesar, dengan jumlah sekitar 5,5 juta orang (22% dari populasi Asia di AS). Disusul oleh warga keturunan India (5,2 juta) dan Filipina (4,6 juta). Jika digabungkan dengan kelompok Vietnam, Korea, dan Jepang, enam kelompok ini mencakup 86% dari total populasi Asia di negara tersebut.

Semakin Banyak yang Lahir di AS
Meski mayoritas warga Asia di AS masih merupakan imigran, jumlah mereka yang lahir di AS terus meningkat. Pada tahun 2000, sekitar 63% warga Asia adalah imigran; sekarang jumlah itu menurun menjadi 54%. Menariknya, beberapa kelompok seperti Hmong mengalami penurunan signifikan dalam jumlah imigran, sementara kelompok Thailand relatif stabil.

Bahasa dan Identitas Ras
Sekitar 80% warga Asia mengidentifikasi diri mereka sebagai “Asia saja” dan bukan Hispanik. Sisanya mengidentifikasi sebagai multirasial atau Hispanik. Dalam hal bahasa, 74% dari mereka yang berusia 5 tahun ke atas dapat berbahasa Inggris dengan lancar. Namun, tidak sedikit pula yang tetap menggunakan bahasa ibu di rumah, seperti Tionghoa, Tagalog, Vietnam, Korea, dan Hindi.

Di Mana Mereka Tinggal?
California menjadi rumah bagi populasi Asia terbesar di AS, dengan sekitar 7,1 juta jiwa. Negara bagian lain dengan jumlah besar adalah New York, Texas, New Jersey, dan Washington. Sementara itu, Hawaii adalah satu-satunya negara bagian di mana mayoritas penduduknya adalah warga Asia—lebih dari separuhnya!

Usia dan Pendidikan
Median usia warga Asia di AS adalah 34,7 tahun—lebih muda dari rata-rata nasional. Tapi ada perbedaan mencolok antara yang lahir di AS dan yang imigran. Imigran cenderung jauh lebih tua dibandingkan generasi kedua. Dalam hal pendidikan, warga Asia dikenal berprestasi. Lebih dari separuh (56%) yang berusia 25 tahun ke atas memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi. Kelompok keturunan Taiwan, misalnya, mencatat angka luar biasa: 83% memiliki gelar sarjana.

Pendapatan dan Ekonomi
Rata-rata rumah tangga yang dipimpin oleh warga Asia memiliki pendapatan tahunan sebesar $105.600—jauh di atas rata-rata nasional ($75.500). Namun, seperti halnya pendidikan, ada perbedaan antar kelompok. Rumah tangga keturunan India dan Taiwan memiliki pendapatan tertinggi, sementara kelompok seperti Mongolia dan Burma cenderung memiliki pendapatan lebih rendah.

Agama dan Kepercayaan
Dalam hal keyakinan, sekitar sepertiga warga Asia di AS menganut agama Kristen. Agama lain yang cukup banyak dianut adalah Buddha, Hindu, dan Islam. Namun, ada juga cukup banyak yang tidak terafiliasi dengan agama manapun, terutama di kalangan keturunan Tionghoa dan Jepang. Sementara itu, hampir tiga perempat warga Filipina beragama Katolik, dan lebih dari separuh warga Korea adalah Protestan.

 

Fakta-fakta ini diambil dari hasil tabulasi data Biro Sensus Amerika Serikat dan penelitian Pew Research Center yang dilakukan pada tahun 2022 dan 2023. Informasi ini menunjukkan betapa kompleks dan beragamnya identitas warga Asia di AS—sebuah komunitas yang terus berkembang, beradaptasi, dan memberi kontribusi besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Amerika.

Orang Indonesia di AS

Menurut data Pew Research Center tahun 2023, jumlah warga keturunan Indonesia di Amerika Serikat mencapai sekitar 147.000 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 91.500 orang lahir di Indonesia, sementara sisanya merupakan generasi kedua atau ketiga yang lahir di AS. Meskipun jumlah ini relatif kecil dibandingkan dengan kelompok Asia lainnya, komunitas Indonesia di AS memiliki keunikan tersendiri. Mereka tersebar di berbagai negara bagian, dengan konsentrasi terbesar di California (khususnya Los Angeles, San Francisco Bay Area, dan Inland Empire), New York, Texas, Washington, dan Pennsylvania.

Komunitas Indonesia di AS juga dikenal aktif dalam bidang kewirausahaan, pendidikan, dan budaya. Mereka sering mengadakan festival budaya, bazar makanan, serta kegiatan seni dan musik untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat luas di Amerika Serikat.

Telah Menjadi Warga Negara AS

Sebagian besar orang Asia di Amerika Serikat memang sudah menjadi warga negara AS, tetapi tidak semuanya.

Berdasarkan data Pew Research Center dan Biro Sensus AS:

  • Di antara imigran Asia (mereka yang lahir di luar AS), sekitar 60–70% telah menjadi warga negara Amerika Serikat melalui proses naturalisasi. Angka ini cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok imigran dari wilayah lain seperti Amerika Latin.
  • Sementara itu, semua orang Asia yang lahir di AS otomatis merupakan warga negara Amerika berdasarkan prinsip jus soli (hak kewarganegaraan berdasarkan tempat lahir).

Artinya, jika kita melihat seluruh populasi Asia di AS (baik yang lahir di sana maupun yang imigran), mayoritas besar—kemungkinan lebih dari 70%—adalah warga negara Amerika Serikat.

Faktor yang memengaruhi apakah seseorang menjadi warga negara atau tidak meliputi:

  • Lamanya tinggal di AS,
  • Status visa awal (misalnya pelajar, pekerja, atau pengungsi),
  • Keinginan untuk menetap permanen,
  • Kemampuan bahasa dan syarat administrasi untuk naturalisasi.

Dengan populasi yang terus berkembang, warga keturunan Asia telah menjadi bagian penting dalam lanskap sosial, budaya, dan ekonomi Amerika Serikat. Mereka bukan hanya sekadar angka dalam statistik, tetapi juga mewakili beragam cerita tentang migrasi, integrasi, dan kontribusi di negeri rantau. Dari pendidikan hingga penghasilan, dari identitas hingga keberagaman agama—komunitas Asia di AS menunjukkan dinamika yang mencerminkan wajah Amerika masa kini: multikultural, terbuka, dan terus berubah.

Memahami fakta-fakta ini bukan hanya membantu kita mengenali peran diaspora Asia di Amerika, tetapi juga memberi perspektif lebih luas tentang bagaimana mobilitas global dan pertukaran budaya membentuk masyarakat modern. Dan tentu saja, di tengah keberagaman ini, komunitas Indonesia pun memiliki tempat tersendiri sebagai bagian dari mozaik besar tersebut.