(Business Lounge – Global News) Saham Deliveroo melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir setelah muncul laporan bahwa DoorDash sedang mempertimbangkan akuisisi terhadap perusahaan pengiriman makanan berbasis di Inggris tersebut. Lonjakan saham ini terjadi meskipun DoorDash belum memberikan pernyataan resmi terkait pendekatan tersebut, menurut laporan dari Bloomberg dan Financial Times.
Pada penutupan perdagangan hari Selasa, saham Deliveroo tercatat naik lebih dari 10 persen di Bursa Efek London, mencatatkan harga tertinggi sejak pertengahan 2021. Spekulasi pasar terkait potensi kesepakatan ini mulai beredar sejak awal pekan, mendorong volume transaksi saham Deliveroo melonjak di atas rata-rata harian. Para analis melihat bahwa kemungkinan akuisisi oleh DoorDash dapat menjadi langkah strategis besar dalam konsolidasi industri pengiriman makanan global yang semakin kompetitif.
Menurut sumber yang dikutip oleh The Wall Street Journal, DoorDash telah melakukan pendekatan informal kepada manajemen Deliveroo dan para pemegang saham utamanya. Namun hingga saat ini belum ada indikasi bahwa proses ini telah memasuki tahap uji tuntas atau negosiasi harga. Baik DoorDash maupun Deliveroo menolak memberikan komentar resmi terkait rumor tersebut.
Jika kesepakatan ini terealisasi, maka akuisisi Deliveroo oleh DoorDash akan menjadi salah satu konsolidasi terbesar di sektor layanan pesan-antar makanan di Eropa. DoorDash, yang berbasis di San Francisco dan merupakan pemimpin pasar di AS, selama ini menghadapi kesulitan untuk membangun kehadiran yang signifikan di pasar Eropa. Mengakuisisi Deliveroo akan memberinya akses instan ke basis pelanggan dan infrastruktur logistik di Inggris, Italia, Belanda, UEA, dan sejumlah pasar lainnya.
Deliveroo sendiri merupakan pemain dominan di Inggris, bersaing ketat dengan Just Eat dan Uber Eats. Namun sejak IPO-nya pada 2021 yang sempat diwarnai kekecewaan pasar, saham Deliveroo relatif lesu sebelum akhirnya bangkit dalam beberapa bulan terakhir berkat efisiensi operasional dan peningkatan profitabilitas. Perusahaan yang didirikan oleh Will Shu ini juga telah mulai mencatatkan laba operasional di sejumlah pasar kunci.
Para analis dari Barclays menilai bahwa valuasi Deliveroo saat ini masih tergolong rendah dibandingkan prospeknya, terutama jika dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya di Amerika Serikat. “Jika DoorDash memang mengincar ekspansi internasional yang lebih agresif, maka Deliveroo adalah target yang logis baik secara strategis maupun finansial,” ujar laporan riset tersebut.
Namun potensi akuisisi ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai regulasi. Otoritas persaingan usaha di Inggris dan Uni Eropa dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan sikap yang semakin ketat terhadap merger dan akuisisi besar di sektor digital. Komisi Persaingan dan Pasar Inggris (CMA) kemungkinan akan meninjau secara ketat kesepakatan ini jika benar-benar diajukan, terutama karena akan mengurangi jumlah pemain besar dalam sektor pesan-antar makanan lokal.
Di sisi lain, akuisisi ini dapat membantu Deliveroo mengatasi tekanan dari investor yang menginginkan profitabilitas yang lebih tinggi dan jalan keluar strategis, termasuk potensi privatisasi atau merger. Setelah tiga tahun menjadi perusahaan publik, Deliveroo belum benar-benar memberikan pengembalian yang konsisten kepada para pemegang sahamnya.
Menurut CNBC, dalam konteks makro saat ini—di mana perusahaan teknologi harus lebih disiplin secara fiskal dan menunjukkan hasil jangka pendek—konsolidasi dianggap sebagai cara yang efisien untuk mempercepat pertumbuhan dan memperluas pasar tanpa harus membangun dari nol. DoorDash, yang saat ini memiliki kapitalisasi pasar lebih dari $45 miliar, memiliki sumber daya finansial untuk mendanai akuisisi seperti ini baik dengan kas internal maupun penerbitan saham baru.
Spekulasi merger ini juga datang pada saat para pemain industri menghadapi tantangan dari perlambatan ekonomi global, inflasi, dan perubahan perilaku konsumen. Banyak konsumen mulai mengurangi pengeluaran untuk layanan non-esensial seperti pengiriman makanan instan, memaksa perusahaan-perusahaan seperti DoorDash dan Deliveroo untuk melakukan efisiensi biaya, menaikkan tarif layanan, atau berinovasi dalam produk dan layanan mereka.
Deliveroo belakangan ini juga fokus memperluas layanan ke kategori lain seperti bahan makanan dan produk ritel lewat kemitraan dengan supermarket besar, termasuk Sainsbury’s dan Waitrose. Sementara DoorDash di AS telah berekspansi ke pengiriman kebutuhan harian, menyaingi Amazon dan Walmart dalam lini logistik instan.
Meski belum pasti apakah pendekatan DoorDash akan berujung pada transaksi akuisisi penuh, lonjakan harga saham Deliveroo mencerminkan optimisme investor bahwa masa depan perusahaan bisa lebih cerah di bawah entitas global yang lebih besar dan lebih stabil secara finansial. Saham DoorDash sendiri tidak banyak berubah pasca rumor tersebut beredar, menunjukkan bahwa pasar masih menunggu konfirmasi lebih lanjut.
Dengan pasar global pengiriman makanan diperkirakan tumbuh dengan laju tahunan sekitar 10 persen selama lima tahun ke depan, konsolidasi semacam ini diperkirakan akan terus terjadi. Dalam lanskap yang semakin padat dan menuntut efisiensi skala, langkah DoorDash terhadap Deliveroo, jika terwujud, bisa menjadi salah satu akuisisi paling signifikan dalam industri ini sejak Uber mengakuisisi Postmates pada 2020.