(Business Lounge Journal – Medicine)
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit Chikungunya pertama kali diidentifikasi pada tahun 1952 di Tanzania, Afrika. Virus penyebab Chikungunya, yaitu virus chikungunya (CHIKV), termasuk dalam keluarga Togaviridae dan genus Alphavirus.
Nama “chikungunya” berasal dari bahasa Makonde, yang berarti “yang membungkuk,” merujuk pada gerakan tubuh penderita yang membungkuk akibat rasa sakit yang parah pada sendi. Sejak penemuannya, epidemi Chikungunya telah terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Asia, Eropa, dan Amerika.
Penyakit ini memiliki gejala yang mirip dengan demam dengue dan sering terjadi dalam wabah di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia sebagai negara tropis, Chikungunya merupakan penyakit endemic. Kasus Chikungunya sering terjadi di berbagai daerah, terutama selama musim hujan ketika populasi nyamuk meningkat. Selain penularan melalui gigitan nyamuk, virus ini tidak menular antar manusia.
Dalam lima tahun terakhir, jumlah penderita Chikungunya di Indonesia bervariasi setiap tahunnya tergantung pada musim dan kondisi lingkungan. Data spesifik tentang jumlah penderita bisa berubah-ubah, namun pada tahun-tahun sebelumnya, terdapat ribuan kasus tercatat setiap tahun, dengan beberapa wabah besar terjadi. Misalnya, menurut laporan Kementerian Kesehatan RI dan berbagai sumber kesehatan, terjadi lonjakan kasus pada tahun 2020 dan 2021.
Gejala
Gejala Chikungunya biasanya muncul 2 hingga 12 hari setelah terpapar virus dan dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Beberapa gejala utama meliputi:
- Demam Tinggi: Suhu tubuh bisa mencapai 39°C atau lebih.
- Nyeri Sendi dan Otot: Nyeri sendi yang parah sering menjadi ciri khas penyakit ini, terutama di tangan dan kaki.
- Rash (Ruam kulit): Beberapa penderita mungkin mengalami ruam yang muncul setelah demam.
- Kelelahan: Penderita sering merasa sangat lelah dan lemah.
- Sakit Kepala: Rasa sakit di kepala juga sering terjadi.
- Mual dan Muntah: Beberapa orang mungkin mengalami masalah gastrointestinal ini.
Pencegahan terbaik adalah menghindari gigitan nyamuk dengan langkah-langkah seperti:
- Menggunakan obat nyamuk (repellent).
- Mengenakan pakaian yang menutupi kulit.
- Menghindari genangan air di lingkungan rumah.
- Menggunakan kelambu saat tidur.
Pengobatan Chikungunya
Dalam proses penyembuhan dari Chikungunya, meskipun tidak ada obat spesifik yang menyembuhkan virus tersebut, konsumsi nutrisi yang tepat dapat membantu mendukung sistem kekebalan tubuh dan mempercepat pemulihan. Berikut adalah beberapa nutrisi dan jenis makanan yang dapat bermanfaat:
- Cairan
- Air Putih: Penting untuk menjaga hidrasi.
- Electrolyte Drinks: Mengganti elektrolit yang hilang jika mengalami demam atau berkeringat
- Vitamin dan Mineral
- Vitamin C: Membantu meningkatkan sistem imun. Sumber: jeruk, kiwi, stroberi, paprika, dan brokoli.
- Vitamin D: Mendukung fungsi imun. Sumber: ikan berlemak, telur, dan paparan sinar matahari.
- Vitamin E: Membantu meningkatkan respons imun dan bersifat antiradang.
- Zinc: Penting untuk penyembuhan dan fungsi imun. Sumber: daging, makanan laut, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Makanan
- Konsumsi protein untuk membantu memperbaiki jaringan dan mendukung fungsi imun. Sumber: daging, ikan, telur, susu, atau alternatif nabati seperti tahu dan lentil.
- Omega-3: Mengurangi peradangan. Sumber: ikan berlemak seperti salmon, chia seeds, dan kenari.
- Buah dan Sayuran Berwarna Warni: Kaya antioksidan dan membantu mengurangi peradangan. Contohnya termasuk berry, sayuran hijau, dan paprika.
- Konsumsi makanan yang mudah dicerna seperti bubur, sup, atau yogurt dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan.
Jangan lupa, istirahat yang cukup sangat penting dalam proses pemulihan, hindari makanan olahan, makanan tinggi gula dan lemak jenuh yang dapat meningkatkan peradangan.
Beberapa individu mengalami respon imun yang berlebihan atau tidak seimbang terhadap virus, yang juga dapat merusak jaringan sendi dan memperpanjang nyeri. Nyeri sendi pasca-chikungunya dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan, dan dalam beberapa kasus, dapat bertahan hingga lebih dari setahun. Jika penderita mengalami nyeri sendi yang berkepanjangan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat dan pemantauan lebih lanjut.