(Business Lounge – Global News) Pada Maret 2025, harga di toko-toko Inggris mengalami penurunan sebesar 0,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini lebih kecil dibandingkan penurunan tahunan sebesar 0,7% yang tercatat pada Februari. Menurut Reuters, peritel mempertahankan harga rendah untuk mendorong penjualan.
The Guardian mengutip pernyataan British Retail Consortium (BRC) yang memperingatkan bahwa harga kemungkinan akan meningkat dalam waktu dekat akibat pajak baru yang dikenakan pada pemberi kerja, peningkatan kontribusi jaminan sosial, dan biaya tambahan lainnya yang dihadapi oleh para peritel.
Helen Dickinson, Kepala Eksekutif BRC, menyatakan bahwa biaya tambahan yang signifikan ini mulai berlaku pada 6 April, yang diperkirakan akan mempercepat laju inflasi. Sementara itu, harga makanan mengalami kenaikan sebesar 2,4%, dengan minuman beralkohol dan non-alkohol juga mengalami peningkatan harga akibat perubahan bea dan tingginya harga gula global. Di sisi lain, harga pakaian dan alas kaki terus menurun karena lemahnya permintaan konsumen.
The Times melaporkan bahwa para peritel menerapkan promosi musiman untuk menarik pembeli menjelang Paskah yang jatuh pada akhir April.
Penurunan harga di toko-toko Inggris pada Maret mencerminkan upaya peritel dalam memberikan diskon besar, terutama pada sektor pakaian dan alas kaki, untuk mendorong permintaan konsumen. Namun, dengan adanya tekanan biaya yang meningkat, termasuk kontribusi asuransi nasional yang lebih tinggi dan kenaikan upah minimum, peritel mungkin akan menaikkan harga untuk memulihkan keuntungan mereka. Situasi ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh sektor ritel Inggris dalam menyeimbangkan antara menarik konsumen melalui harga yang kompetitif dan mengelola peningkatan biaya operasional.
Selain itu, peritel juga menghadapi perubahan perilaku konsumen yang semakin beralih ke belanja daring, menuntut strategi penjualan yang lebih inovatif dan efisien. Tekanan dari pesaing daring dan perubahan preferensi belanja ini memaksa peritel tradisional untuk beradaptasi dengan cepat, baik melalui peningkatan kehadiran digital maupun penyesuaian model bisnis mereka. Investasi dalam teknologi dan logistik menjadi krusial untuk memenuhi ekspektasi konsumen yang menginginkan kenyamanan dan kecepatan dalam berbelanja.
Di tengah tantangan ini, beberapa peritel mulai mengeksplorasi strategi diferensiasi, seperti menawarkan produk eksklusif, meningkatkan layanan pelanggan, dan menciptakan pengalaman berbelanja yang unik di toko fisik. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan membedakan mereka dari pesaing, baik daring maupun luring. Namun, implementasi strategi ini memerlukan investasi tambahan dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan serta preferensi konsumen.
Pemerintah Inggris juga diharapkan dapat memainkan peran dalam mendukung sektor ritel melalui kebijakan yang meringankan beban pajak dan biaya operasional lainnya. Dialog antara pemerintah dan peritel menjadi penting untuk menemukan solusi yang seimbang antara kebutuhan fiskal negara dan keberlangsungan bisnis ritel. Langkah-langkah seperti insentif pajak, subsidi untuk pelatihan tenaga kerja, dan dukungan untuk inovasi dapat membantu peritel menghadapi tantangan saat ini dan di masa depan.
Meskipun penurunan harga di toko–toko Inggris pada Maret memberikan manfaat jangka pendek bagi konsumen, tantangan struktural dan biaya yang meningkat menuntut peritel untuk terus beradaptasi dan berinovasi. Keseimbangan antara menjaga harga tetap kompetitif dan memastikan keberlanjutan bisnis menjadi kunci dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.