(Business Lounge Journal – Human Resources)
Secara global, semakin banyak perusahaan yang mengakhiri kebijakan kerja jarak jauh dan mewajibkan karyawan mereka masuk kantor lima hari seminggu. Namun sebagai antisipasi, mereka juga menciptakan lebih banyak pengecualian.
Korn Ferry baru saja merilis report mereka dan memperkirakan akan munculnya “new hybrid hierarchy” di mana para star talent akan mendapatkan jadwal yang lebih fleksibel sementara karyawan lainnya harus masuk kantor. Dalam laporan tersebut Korn Ferry menyatakan bahwa “dalam upaya mendapatkan pekerja yang sangat terampil, para profesional akuisisi talenta mengharapkan untuk mengizinkan beberapa staf bekerja jarak jauh lebih sering daripada yang lain.”
Perbedaan juga terjadi antara pekerja dengan upah rendah dan tinggi, dengan eksekutif sering mendapatkan jadwal yang lebih fleksibel daripada mereka yang berada di bawah. “Sebagian besar, pengaturan orang-orang di tingkat senior tidak terlalu jelas bagi kebanyakan orang,” kata Ron Porter, mitra senior di Korn Ferry dan ahli HR.
Di beberapa perusahaan, para pekerja berkinerja tinggi sudah ditawari jadwal fleksibel sebagai bonus atas kerja keras mereka, sementara mereka yang berkinerja menengah tidak mendapatkan hak untuk bekerja jarak jauh, seperti yang juga dilaporkan oleh Wall Street Journal.
“Risikonya adalah ketidaksetaraan dari semuanya,” kata Porter serta dampak negatif pada moral. Mark Royal, mitra klien senior di Korn Ferry, mengatakan bahwa kesenjangan tersebut “pasti akan menciptakan beberapa kepekaan.”
Laporan ini muncul ketika perusahaan besar seperti Amazon dan J.P Morgan Chase mengakhiri kerja jarak jauh, dengan mendapat banyak penolakan dari karyawan yang menginginkan lebih banyak fleksibilitas. Royal mengatakan “kandidat memprioritaskan pengaturan kerja yang fleksibel ketika memilih, bertahan, atau berpotensi meninggalkan pekerjaan.”
Berbagai Spekulasi
Bisa dikatakan perusahaan memang akan berbuat berbagai cara untuk dapat mempertahankan para talent mereka. Namun, munculnya new hybrid hierarchy ini, akan dapat memiliki dampak signifikan terhadap budaya kerja, produktivitas, dan kesejahteraan karyawan.
-
Dampak Positif:
- Meningkatkan daya tarik perusahaan: Bagi talenta terbaik, fleksibilitas kerja menjadi faktor penting dalam memilih tempat kerja.
- Meningkatkan produktivitas: Bagi pekerja yang produktif, lingkungan kerja yang fleksibel dapat meningkatkan fokus dan efisiensi.
- Meningkatkan keseimbangan hidup: Fleksibilitas kerja dapat membantu karyawan menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dengan tanggung jawab keluarga dan pribadi.
-
Dampak Negatif:
- Meningkatkan ketidaksetaraan: Kesenjangan dalam perlakuan dapat menimbulkan perasaan tidak adil dan demotivasi bagi karyawan yang tidak mendapatkan fleksibilitas yang sama.
- Menghambat kolaborasi: Kerja jarak jauh yang terlalu sering dapat menghambat komunikasi dan kolaborasi di tempat kerja.
- Memperkuat segregasi: Pemisahan antara pekerja yang bekerja di kantor dan yang bekerja jarak jauh dapat menciptakan segregasi sosial dan budaya di dalam perusahaan.
Munculnya hierarki hibrida baru menghadirkan tantangan dan peluang bagi perusahaan. Perusahaan perlu mempertimbangkan secara matang dampak dari kebijakan ini terhadap karyawan, budaya kerja, dan kinerja bisnis secara keseluruhan. Penting untuk memastikan bahwa kebijakan fleksibilitas kerja diterapkan secara adil, transparan, dan konsisten, serta didukung oleh infrastruktur dan budaya kerja yang mendukung produktivitas dan kolaborasi.