Interview with HE Igor Driesmans European Union Ambassador to ASEAN

(Business Lounge Journal – Interview Session)

Business Lounge Journal berkesempatan menyambangi Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN, H.E. Igor Driesmans. Duta Besar Igor menjabarkan bagaimana ASEAN merupakan kawasan yang strategis dan penting bagi Uni Eropa. Dari sisi ekonomi, maka kesatuan seluruh negara di ASEAN dipandang sebagai kekuatan perekonomian kelima di dunia. “Bahkan dikatakan akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat jika tren saat ini terus berlanjut,” demikian dikatakan Duta Besar Igor. “Bahwa apa yang telah kita lihat selama setahun terakhir, pada dasarnya pertumbuhan akan terus berlanjut bahkan hingga hari ini, ketika banyak ekonomi di seluruh dunia mengalami kesulitan, ekonomi di Asia Tenggara terus bertumbuh,” lanjut Duta Besar Igor.

Duta Besar Igor juga memaparkan bahwa saat ini prognosis terbaru negara-negara ASEAN adalah 5% dari PDB dan juga inflasi masih relatif terkendali jika dibandingkan dengan negara-negara di belahan dunia lain termasuk Uni Eropa.

Selain itu Duta Besar Igor menjelaskan bahwa kondisi stabilitas politik di Asia Tenggara sangatlah penting. Hal ini disebabkan banyaknya barang yang masuk sering melewati Asia Tenggara, yaitu melewati Laut Cina Selatan. “Itulah sebabnya mengapa kami sangat tertarik untuk terlibat dengan ASEAN dan mendorong pembangunan ekonomi, keamanan politik, dan komunitas ASEAN. Sebab ASEAN merupakan jangkar stabilitas politik di dunia,” terang Duta Besar Igor.

Ketika ditanyakan oleh Alfred Pakasi, News Director Vibiz Media, bagaimana hubungan kemitraan antara ASEAN dan Uni Eropa, maka Duta Besar Igor menyampaikan bahwa sepertinya kemitraan Uni Eropa dan ASEAN belum cukup diketahui. Namun Duta Besar Igor menegaskan bahwa Uni Eropa adalah mitra ASEAN yang sangat komprehensif. Bahkan mitra yang paling komprehensif dari semua mitra ASEAN yang ada, bahkan lebih dari China, Amerika, atau mitra lainnya.

Dijelaskan oleh Duta Besar Igor, “Kami memiliki dialog di 20 area berbeda. Kami memiliki portofolio Development Corporation terbesar dan kami aktif di hampir semua topik yang ada.” Ada dua hal kemitraan penting yang disebutkan oleh Duta Besar Igor: konektivitas dan transisi menuju ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Uni Eropa mendukung bukan saja konektivitas dalam ASEAN, tetapi juga konektivitas dengan Uni Eropa. Baru saja Uni Eropa menandatangani EU-ASEAN Comprehensive Air Transport Agreement di Bali. Ini merupakan kesepakatan yang sangat besar bagi industri penerbangan baik bagi Uni Eropa maupun bagi para penumpang. Sebab perjanjian ini akan membantu para penumpang yang ingin melakukan perjalanan ke Eropa bolak-balik dapat memperoleh harga yang lebih murah. Selain itu, konektivitas di ASEAN memungkinkan barang diangkut dengan truk dari satu negara ke negara lain, dan kemudian ke negara berikutnya tanpa banyak Administrasi Kepabeanan. “Jadi kami pikir, hal  itu bagus untuk bisnis. Bagus untuk integrasi ASEAN dan juga bagus untuk Uni Eropa,” ujar Duta Besar Igor.

Mengenai transisi menuju ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan, Uni Eropa telah bekerja dengan negara-negara ASEAN sejak lama. Beberapa proyek yang dikembangkan seperti: proyek yang mendorong lebih banyak energi terbarukan, proyek energi bersih, proyek untuk mendukung penggunaan lahan gambut yang berkelanjutan, proyek mitigasi kabut asap, juga reboisasi. Salah satu contoh yang disebutkan oleh Duta Besar Igor adalah pengelolaan lahan gambut. Apalagi, lahan gambut ini merupakan salah satu kawasan yang juga menjadi prioritas Presiden Jokowi. Mengapa demikian? Karena sifatnya, lahan gambut memiliki kemampuan untuk menyerap karbon. Sehingga bilamana lahan gambut dieksploitasi dengan cara yang salah, akan mengakibatkan banyak CO2 yang masuk ke udara.

Dalam pengelolaan lahan gambut, maka Uni Eropa telah bekerja sama dengan masyarakat sipil dan komunitas lokal untuk memastikan berlangsungnya pertukaran pengalaman dan keahlian tentang bagaimana melakukan dan mengelola dan menggunakan lahan gambut tersebut secara berkelanjutan. Sehingga dalam jangka panjang, dipastikan negara-negara di ASEAN tidak menjadi penghasil emisi CO2 yang besar.

Tidak hanya masalah konektivitas dan transisi ekonomi, ASEAN dan Uni Eropa juga melakukan kerja sama dalam hal penelitian dan inovasi. Kedua hal ini, telah menjadi jauh lebih penting dibandingkan 10 hingga 15 tahun yang lalu. Mengingat betapa pentingnya penelitian dan inovasi, Uni Eropa pun menganggarkan budget secara global dengan peningkatan hingga 30%.

Pada tahun lalu dua hal yang menjadi prioritas Uni Eropa adalah jenis transisi kembar, yaitu transisi hijau dan transisi digital. Ketika lembaga-lembaga ASEAN mengajukan permohonan untuk beberapa hibah dari Uni Eropa, maka negara-negara mereka jauh lebih berhasil daripada banyak negara lainnya. Negara-negara ASEAN memiliki tingkat keberhasilan 25 persen, sementara negara-negara di luar ASEAN memiliki skor jauh di bawah. Sejumlah  46 proyek ASEAN yang melibatkan penelitian ASEAN dan lembaga inovasi telah dipilih untuk proyek bersama dengan institusi di Eropa.

Duta Besar Igor juga menjelaskan, “Ketika saya mengatakan 46 proyek, maksud saya proyek ini bernilai lebih dari lima juta Euro. Sangat substansial. Sekarang di luar penelitian itu sendiri, kami telah membangun kemitraan yang kuat dalam hal pertukaran pelajar dan akademik.” Duta Besar Igor menyebutkan bahwa sejak tahun 2014 setidaknya 5500 orang pelajar ASEAN dan akademisi muda telah bepergian ke Eropa untuk mendapatkan beasiswa. Sehingga dapat dikatakan telah terjalin kerja sama yang sangat baik di bidang pendidikan.

Duta Besar Igor menegaskan bahwa Uni Eropa telah mendukung ASEAN di bidang pendidikan. Sehingga mahasiswa dari ASEAN dapat belajar dan bekerja dengan lebih mudah di salah satu negara di Eropa. “Jadi kami telah bekerja dengan ASEAN dalam hal itu (pendidikan) dan saya pikir itu adalah jenis kerja sama yang sangat bermanfaat yang kami miliki,” terang Duta Besar Igor.