(Business Lounge Journal – News and Insight)
Bagaimana membaca berita sekarang ini? Jika Anda berada di kota besar, maka saya jamin bahwa Anda tidak lagi hanya mengandalkan televisi untuk mendapatkan berbagai update. Sebab ada banyak cara lain yang dapat kita lakukan untuk membaca berita. Mulai dari mengakses berbagai website, search engine, sosial media, juga berbagai layanan pesan instant.
Mengutip dari survei yang dilakukan Deloitte, sejak tahun 2019 Eropa telah memperoleh 100 juta pengguna digital. Sejumlah 80 hingga 90 persen orang di Timur Tengah telah memiliki ponsel cerdas. Sedangkan Amerika Serikat telah menghabiskan $100 miliar untuk menghadirkan akses ke internet berkecepatan tinggi untuk setiap rumah tangga. Jadi tidak heran bila banyak cara untuk mendapatkan berita setiap harinya.
Sedangkan pengguna internet di Indonesia pun terus mengalami pertumbuhan. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada Digital Outlook 2022 pada bulan lalu, setidaknya 77 persen penduduk Indonesia kini sudah menggunakan internet.
Pembaca Berita
Dalam survei Deloitte maka terdapat 4 kelompok responden. Kelompok pertama adalah Gen X, kelompok kedua adalah Gen Y atau milenial, kelompok ketiga adalah Gen Z yang berusia 20 – 25 tahun, dan kelompok keempat adalah Gen Z yang berusia 14 – 19 tahun.
Beberapa fakta yang dihasilkan dari survei ini:
- Setidaknya 51 persen Gen Z remaja mengakses berita dari media sosial atau layanan pesan setiap hari.
- Sebesar 55% Gen X masih mengikuti berita dari TV
- Sedangkan 41% Gen X mengikuti berita dari media berbasis website
Nampaknya, Gen Z benar-benar mengandalkan sosial media untuk mendapatkan update berita dan budaya dalam keseharian mereka.
Jika demikian, maka dapat dikatakan bahwa kita sedang ada dalam sebuah perubahan cara mengkonsumsi berita. Dapat dikatakan juga bahwa perubahan cara mengkonsumsi berita ini dipelopori oleh para konsumen Gen Z muda. Perangkat seluler, adanya notifikasi serta pemberitahuan berita, dan feedback media sosial sangat berperan untuk membentuk kaum muda tetap update dengan masalah sosial dan peristiwa terkini.
Juga menurut survei, remaja Gen Z (mereka yang berusia 14-19) mengonsumsi lebih banyak berita daripada rekan dewasa Gen Z mereka (mereka yang berusia 20-25). Sekitar delapan dari 10 (78%) Gen Z remaja mendapatkan berita atau peristiwa terkini setiap hari dari setidaknya satu sumber, dibandingkan dengan 69% orang dewasa Gen Z dan 84% konsumen di semua generasi.
Media Sosial
Remaja Gen Z menyukai format berita sosial dan digital, dengan sekitar setengah dari kelompok ini mengatakan bahwa mereka mendapatkan berita setiap hari dari umpan media sosial atau layanan perpesanan dan 40% mendapatkan berita setiap hari dari mesin pencari. Tidak diragukan sebab kita dapat melihat bagaimana menariknya penyajian berbagai berita melalui media sosial yang berfokus pada visual dan video. Hal ini jelas menjadikan berita disampaikan secara langsung, interaktif (memungkinkan memberikan komentar), dan menarik daripada sumber tradisional, seperti berita TV atau surat kabar.
Memang, perangkat seluler telah memegang peranan penting terjadinya perubahan ini. Berbagai gadget telah berfungsi sebagai pintu gerbang bagi berita dan informasi untuk kaum muda: 66% remaja Gen Z yang mengikuti berita atau peristiwa terkini mengatakan sebagian besar berita yang mereka konsumsi berasal dari notifikasi di perangkat seluler mereka, dibandingkan dengan bagian Gen Z dewasa yang sedikit lebih kecil. Lebih dari separuh konsumen berita Gen Z (remaja dan dewasa) mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi berita di smartphone mereka secara eksklusif.
Survei juga menunjukkan bahwa sekitar 40% remaja Gen Z menonton berita TV setiap hari dan rata-rata remaja akan membandingkan berita yang mereka terima dengan dua sumber berita berbeda setiap hari. Namun secara keseluruhan, konsumen Gen Z cenderung tidak suka menonton TV. Walaupun beberapa remaja mungkin tinggal di rumah dengan orang tua Milenial atau Gen X, yang lebih cenderung berlangganan TV berbayar.
Ya, patut diakui bahwa Gen Z memang sangat update dan melek digital. Perilaku konsumsi berita dari kelompok muda ini menghadirkan peluang dan tantangan bagi organisasi berita dan platform digital.