(Business Lounge Journal – Entrepreneurship) Ekonomi kreatif adalah added value bukan hanya komoditas saja tapi sesuatu yang sudah dikemas, dijual, diberi story line, lalu dipromosikan diberikan kenikmatan dalam penyajian. Suasana itu yang harus diciptakan, sebagai salah satu contoh ekonomi kreatif adalah industri kopi. Umumnya petani sudah terbiasa menjual biji kopi untuk diekspor oleh para pedagang, kemudian dibeli dengan harga mungkin sekitar 3-5 dolar per kg. Namun dengan ekonomi kreatif, per kg kopi bisa menjadi 70 cangkir, kalau dibagi 15 gr per cangkirnya. Nilai per kg kopi sekarang menjadi 140 dollar bila harga satu cangkir kopi 2 dollar, disini kopi memiliki nilai lebih karena ekonomi kreatif.
Sekarang ini ekonomi kreatif juga membuat banyak merk kopi yang muncul seperti Janji Jiwa, Kenangan, Otten Coffee, Coffindo, sampai di tempat seperti Tarutung ada Brew Brother Coffee sebagai kreatifitas anak bangsa. Penyerapan biji kopi yang terbaik di Indonesia di dalam negeri sekarang meningkat pesat karena tumbuhnya ekonomi kreatif ini. Sudah barang tentu hal ini berati peningkatan juga bagi para petani terjadi. Tentu saja pertumbuhan ekonomi kreatif seperti ini perlu disertai juga peningkatan kemampuan para petani memproduksi kopi-kopi yang berkualitas tinggi yang bisa memenuhi permintaan pasar dalam negeri.
Pada ekonomi kreatif yang memiliki 16 sub sektor, sangat diperlukan sumber daya manusia untuk percepatan ekonominya. Namun tentu saja ekonomi kreatif akan sangat terbantu dengan digitalisasi. Melalui ekonomi kreatif, dilahirkan dari gagasan ide atau keahlian orang dalam menciptakan sesuatu. Hal ini lebih berharga daripada sesuatu yang diciptakan secara sempurna oleh mesin. Di sinilah peran ekonomi kreatif secara estetika untuk memberikan added value dari sebuah karya.
Ekonomi kreatif bukanlah high intensive capital, sehingga potensi berkontribusi ke PDB sangatlah cepat dibandingkan industri lainnya. Karena tidak padat modal ini membuat replikasi ekonomi kreatif demikian cepat dibandingkan industri lainnya seperti pertambangan yang membutuhkan modal yang besar.
Keunggulan ekonomi kreatif lainnya adalah menggunakan kekayaan lokal Indonesia, ini membuat ekonomi kreatif tidak bertumpu kepada impor, dan menciptakan keunggulan lain yaitu ekonomi kreatif bisa dilakukan di seluruh pelosok negeri. Dengan jumlah suku, bahasa, budaya dan kekayaan alam yang demikian beragam, Indonesia memiliki masa depan yang besar untuk ekonomi kreatif.
Penting bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk membangun kepercayaan, kekayaan produk dan jasa saja tidaklah cukup. Diperlukan kedisiplinan, ketekunan untuk membangun kepercayaan. Membangun kepercayaan sama artinya dengan membangun sebuah merk, di dalamnya mengandung janji yang harus dipenuhi. Kepercayaan adalah unsur utama saat kita melakukan penjualan melalui jalur digital saat ini.
Apa yang Dilakukan Pelaku Ekonomi Kreatif Saat Pandemi?
Pandemi terjadi setelah Indonesia memiliki tren yang positif dalam pengadaan internet untuk komunikasi digital. Indonesia memahami pentingnya hyper connectivity untuk ekonomi bertumbuh. Kebutuhan komunikasi digital menuntut ketersediaan infrastruktur digital. Pemerintah sudah bersiap melakukan transformasi digital sejak sebelum pandemi. Tren positif dalam hal ini adalah saat ini tinggal 15,07 persen desa dan kelurahan dari total 83.218 desa dan kelurahan yang belum memiliki infrastruktur 4G sebagai syarat komunikasi digital. Sejumlah 12.548 desa dan kelurahan menjadi prioritas untuk pembangunan infrastruktur digital. Daerah ini terdiri dari 9.113 desa di wilayah 3T merupakan daerah tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia. Serta 3.435 desa kelurahan di wilayah komersial atau non 3T. Diharapkan pada tahun 2022 seluruh Indonesia telah dilengkapi infrastruktur digital 4G.
Kesiapan ini memberikan keuntungan bagi para pelaku ekonomi kreatif dengan memanfaatkan komunikasi digital. Mereka melakukan inovasi melalui berjualan secara digital. Tantangan masuk pasar digital tidaklah mudah, para pelaku ekonomi kreatif melakukan kreasi dalam hal produk dari segi desain, kemasan, cerita dibalik produk itu dan usaha lainnya untuk membangun kepercayaan pelanggan.
Bangga Buatan Indonesia
Selama pandemi pemerintah lebih gencar lagi untuk mencanangkan gerakan mencintai produk Indonesia, khususnya produk-produk buat UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam lamannya ditulis bagaimana visi gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI). Bangga Buatan Indonesia merupakan gerakan nasional berbentuk gotong royong dari UMKM untuk UMKM Indonesia.
Para pengusaha UMKM Indonesia terbukti tahan krisis ekonomi sejak 1998, dan saat ini juga paling terdampak pandemi COVID-19. Perkembangan teknologi internet dan imbauan social distancing selama pandemi menegaskan bahwa merambah perdagangan online menjadi cara paling efektif bertahan dan meraih penjualan maksimal ke depannya. Pelaku UMKM, marketplace, pemerintah, dan seluruh masyarakat Indonesia diharapkan terlibat dalam gerakan nasional untuk mencapai hasil yang diharapkan. Konsumen diharapkan lebih memilih barang-barang buatan dalam negeri, terlebih produk UMKM. Termasuk pemerintah yang akan mengutamakan produk UMKM untuk pengadaannya. UMKM dan ekonomi Indonesia akan berjaya di negeri sendiri.
Apresiasi Kreasi Indonesia
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada Jumat, 28 Mei 2021 lalu meluncurkan Apresiasi Kreasi Indonesia 2021. Apresiasi Kreasi Indonesia adalah bentuk pendampingan kepada para pelaku ekonomi kreatif yang memiliki produk dan jasa yang sudah berjalan selama minimal satu tahun. Program ini menjangkau beberapa daerah seperti Banyuwangi, Medan, Palembang, Bandar Lampung, Banyumas, Pekalongan, Bogor, Surabaya, Malang, Denpasar, Lombok, Bandung, Semarang, Surakarta, Makassar, dan Balikpapan.
Indonesia Trade Centre (ITC)
Kementrian perdagangan telah memiliki atase perdagangan yang bisa dimanfaatkan dan juga Indonesia Trade Centre (ITC) yang tersebar di 33 perwakilan di 40 negara. ITC bertugas melakukan business matching kepada para pelaku, para buyer dan seller. Mereka adalah ujung tombak perdagangan Indonesia, mereka melihat produk-produk yang potensial, kearifan lokal di seluruh Indonesia. Kemudian memasarkan dan melakukan business matching dengan para pelaku di luar negeri.
Indonesia Trade Centre (ITC) sangat bersemangat memberikan perhatian khusus kepada kearifan lokal Indonesia. Kemudian sesuai arahan Presiden, menekankan diplomasi ekonomi melalui perwakilan Indonesia ini baik di KBRI maupun KJRI. Kordinasi juga dilakukan lintas kementrian dan lembaga seperti kementrian luar negeri. Kementrian perdagangan juga memiliki balai latihan ekspor atau nama lengkapnya Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BB PPEI) Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJ PEN) Kementerian Perdagangan. Balai ini memberikan coaching, pelatihan, pendampingan, pelatihan, asistensi yang sangat bermanfaat bagi para pelaku perdagangan, yang ingin melakukan ekspor ke manca negara. Tidak hanya untuk makanan olahan tapi juga untuk produk-produk lain, khususnya ini untuk para pelaku UMKM. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan ekspor, yang akan membanggakan Indonesia.
Pandemi tidak menjadi alasan untuk kita menjadi terpuruk, pandemi ini justru menjadi kesempatan untuk kita bangkit dengan berbagai inovasi. Dengan semangat itu terlihat bahwa produk lokal Indonesia menjadi semakin disukai paling tidak oleh pasar Indonesia sendiri yang berjumlah 250 juta orang. Saatnya mencintai dan bangga produk-produk Indonesia sendiri dan tetap optimis berjalan kepada Indonesia maju yang berada di depan kita semua.