(Business Lounge Journal – News and Insight)
Sean Doyle, CEO British Airways sangat yakin bahwa para wisatawan kaya akan segera kembali melancong dan membeli kursi premium mereka, baik untuk mengunjungi teman atau kerabat, bahkan hanya sekedar bersantai. Hal ini dipercaya akan mendukung bisnis penerbangan pada masa ke depan, demikian seperti dilansir oleh The Guardian. Hal ini sebenarnya nampak bertentangan dengan beberapa riset yang sebelumnya menunjukkan bahwa industri penerbangan akan kehilangan banyak klien penting mereka yang menjadi sumber keuntungan. Namun Doyle sangat yakin bahwa perjalanan korporat akan kembali setelah pandemi virus corona, walaupun ia sendiri pun belum jelas benar bagaimana bentuknya.
Pada tahun 2018, British Airways melakukan pembaruan besar-besaran untuk kabin, kursi, dan kelas bisnisnya dengan mengeluarkan biaya sebesar £ 6,5 miliar (setara dengan lebih dari 130 triliun rupiah). Doyle yakin bahwa investasi yang telah dilakukan British Airways tersebut akan segera terbayar melalui segmen rekreasi premium yang diyakininya akan segera pulih.
Doyle mengatakan bahwa dia yakin pekerjaan kantor akan segera pulih. Selama ini berbagai pertemuan telah diadakan secara online, namun berbagai jajak pendapat mengatakan bahwa banyak orang telah menjadi sangat muak dengan rapat Zoom. Karena itu, Doyle yakin bahwa perjalanan bisnis akan segera pulih karena orang melakukan bisnis dengan orang, bukan dengan organisasi. Walaupun ia menyadari bahwa “kita tidak akan pernah kembali ke masa lalu”.
Doyle sangat optimis dengan pemulihan industri penerbangan, terutama setelah komentar dari presiden komisi Eropa, Ursula von der Leyen, pada akhir pekan bahwa turis AS yang divaksinasi akan disambut di Eropa pada musim panas ini. Mengingat tingginya tingkat vaksinasi di Inggris dan AS, maka diyakini bahwa kemungkinan untuk membuka koridor udara dari kedua negara tersebut dapat dilakukan.
Di satu sisi, British Airways juga telah bekerja untuk mengurangi biaya tes Covid-19 yang diperlukan untuk perjalanan, yang “rumit dan mahal” dan sering kali menjadi alasan bagi banyak calon penumpang untuk membatalkan perjalanannya. British Airways juga melakukan penelitian untuk menunjukkan bahwa sejumlah tes yang dilakukan untuk tujuan perjalanan liburan internasional sudah tidak lagi diperlukan. Maskapai berbendera Inggris ini merasa peraturan harus dibuat lebih sederhana dan lebih mudah diakses.
Harga saham IAG (International Airlines Group), pemilik British Airways, naik lebih dari 4% pada hari Senin (26/4) setelah komentar Von der Leyen. Tui, perusahaan paket liburan terbesar di Eropa, pada hari Senin juga mengalami kenaikan hampir 7%.