(Business Lounge Journal – Global News) Presiden Jokowi dalam kunjungan kenergaraannya ke Amerika Serikat yang saat ini sedang berlangsung, selain akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Jokowi juga memiliki agenda untuk mengunjungi silicon valley dan bertemu dengan para petinggi raksasa teknologi dunia seperti Apple, Google, Microsoft, dan lainnya, demikian seperti dilansir oleh setkab.go.id. Beberapa agenda yang telah disampaikan di setkab.go.di adalah kunjungan Presiden Jokowi ke kantor pusat Apple di Cupertino, California yang juga diikuti makan malam bersama CEO Apple Tim Cook. Salah satu topik pemicaraan adalah rencana Apple untuk berinvestasi dalam membeli timah dari Indonesia.
Sementara itu perbincangan dengan Facebook dan Microsoft adalah mengenai kerja sama untuk mewujudkan pendidikan teknologi yang mumpuni di universitas-universitas di Indonesia.
Sedangkan bersama Google, Presiden akan mendiskusikan distribusi akses internet ke daerah terpencil, seperti Papua. Presiden Jokowi memang berkeinginan agar desa-desa di Indonesia mulai memahami dan juga terlibat dalam penggunaan teknologi digital dan seperti dilansir oleh setkab.go.id bahwa Google berkeinginan untuk membantunya.
Salah satu proyek yang memang sedang digiatkan Google dalam membantu daerah terpencil untuk memperoleh akses internet adalah melalui Project Loon.
Google: Tentang Project Loon
Seperti yang dibahas Google dalam websitenya tentang loon bagaimana Google beranjak dari sebuah keadaan bahwa dua–pertiga dari penduduk dunia belum memiliki akses Internet. Sehingga Googe membuat sebuah proyek yang dinamakannya Project Loon, yaitu sebuah balon yang bergerak di dalam jaringan di angkasa yang dirancang untuk menghubungkan orang di daerah pedesaan dan terpencil, membantu untuk mengisi daerah-daerah yang tidak terjangkau jaringan internet, atau juga membantu mereka yang mengalami gangguan sehingga tidak dapat online setelah adanya bencana.
Balon Project Loon mengambang di stratosfer, dua kali ketinggian pesawat terbang dan cuaca.
Bagaimana Loon Bergerak?
Bergerak di Stratosfer. Terletak di ujung ruang angkasa, antara ketinggian 10 km dan 60 km, stratosfer menyajikan tantangan rekayasa yang unik: tekanan udara adalah 1% pada permukaan laut, dan atmosfer tipis ini memberikan perlindungan yang kurang dari radiasi UV dan ayunan suhu yang dramatis, yang dapat mencapai suhu terendah -80 °C. Dengan hati-hati merancang pelindung balon untuk dapat menahan kondisi tersebut, Project Loon mampu memanfaatkan angin stratosfer yang stabil dan tetap jauh di atas cuaca peristiwa, satwa liar, dan pesawat terbang.
Solar Panels. Elektronik setiap balon didukung oleh serangkaian panel surya yang akan efektif menangkap sinar matahari saat musim dingin berlangsung pada posisi yang lebih tinggi. Rangkaian ini dibagi menjadi dua bagian yang menghadap arah yang berlawanan, memungkinkan kita untuk menangkap energi dalam setiap orientasi oleh karena balon berputar perlahan oleh angin. Panel memproduksi sekitar 100 Watts daya saat sinar matahari penuh, yang cukup untuk menjaga elektronik Loon yang berjalan sementara juga pengisian baterai untuk digunakan pada malam hari. Dengan bergerak dengan angin dan pengisian di bawah sinar matahari, Project Loon mampu untuk memiliki daya sendiri menggunakan sumber energi terbarukan sepenuhnya.
Electronics. Sebuah kotak kecil yang berisi elektronik balon digantung di bawah gelembung envelope, , seperti keranjang yang dibawa oleh balon udara panas. Kotak ini berisi papan sirkuit yang mengontrol sistem, antena radio untuk berkomunikasi dengan balon lain dan dengan antena Internet di tanah, dan baterai lithium ion untuk menyimpan tenaga surya sehingga balon dapat beroperasi sepanjang malam.citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Google




