(Business Lounge – Business Insight) Mobil listrik yang dahulu sepertinya masih merupakan masa depan otomotif yang masih jauh, sekarang sudah mulai direalisasikan. Adalah produsen mobil Tesla yang menjadi pelopor dan terus berinovasi namun kelihatannya akan disusul oleh perusahaan otomotif lainnya dengan segera masing-masing dengan mobil listriknya. Tidak berhenti dengan hadirnya mobil listrik, para perusahaan otomotif terus melakukan perkembangan untuk meningkatkan efisiensi baterai mobil dan juga metode pengisian ulang baterai. Layaknya perangkat mobile lainnya, mobil listrik diharapkan juga memiliki wireless charger.
Hal inilah yang menginspirasi perusahaan mobil asal Jerman Daimler untuk mengembangkan teknologi pengisian baterai mobil listrik secara nirkabel, tanpa koneksi kabel. Untuk mewujudkan rencananya ini, Daimler yang dikenal dengan Mercedez Benz-nya bekerjasama dengan Qualcomm Inc, sebuah perusahaan teknologi prosesor mobile. Kerjasama ini adalah bagian dari langkah Daimler dalam mengembangkan mobil pintarnya.
Dalam siaran pers bersama, Daimler dan Qualcomm menyatakan bahwa mereka sedang menerapkan teknologi nirkabel untuk mengisi ulang kendaraan listrik (Electric Vehicle) dan plug-in hibrida tanpa harus menggunakan kabel. Kedua perusahaan ini menilai teknologi isi daya secara nirkabel cocok diterapkan untuk kendaraan listrik. Thomas Weber dari pihak Daimler menyatakan bahwa perusahaannya berusaha untuk terus berada di ujung tombak teknologi dan terus memberikan pengalaman yang tak tertandingi bagi pelanggannya. Sebagai produsen mobil berteknologi tinggi, Daimler ingin meningkatkan keahliannya dalam segi piranti lunak dan juga telekomonikasi.
Teknologi yang disebut Halo Wireless Electric Vehicle Charging (WEVC) ini memungkinkan mobil listrik untuk diisi ulang baterainya tanpa menggunakan colokan listrik, namun hanya dengan parkir di atas wireless charger yang terdiri dari dua komponen, satu pelat dasar yang menyambung ke jaringan listrik, dan satu charging pad yang tertanam di mobil. Suplai energi listrik yang diterima akan diteruskan ke baterai oleh sebuah unit controller. Teknologi Halo WEVC ini nantinya akan diterapkan pertama kali pada kendaraan kecil.
Pada perkembangan selanjutnya, teknologi Qualcomm Halo ini juga dapat ditanam di jalanan, dengan demikian baterai mobil-mobil listrik ini akan terus terisi selagi melaju di jalan. Akan tetapi untuk mewujudkan hal ini diperlukan jangka waktu yang lebih panjang, karena memerlukan dukungan infrastruktur.
Selain mengembangkan teknologi WEVC, kedua perusahaan juga bekerjasama untuk mengembangkan teknologi Qualcomm WiPower yang memungkinkan pen-charger-an tanpa kabel perangkat elektronik seperti smartphone di dalam mobil, serta meningkatkan konektivitas internet 3G/4G di dalam mobil. Kedepannya kedua perusahaan ini juga berencana untuk menciptakan teknologi mobil pintar bebas emisi.
Belum diketahui kapan tepatnya teknologi ini akan diterapkan pada produk Daimler, yang jelas Daimler dan perusahaan otomotif lainnya harus siap bersaing dengan perusahaan teknologi seperti Google dan Apple yang juga tengah mengembangkan teknologi smart car-nya.
Rebecca Hayati/VMN/BL/Managing Partner E-Commerce
Editor: Ruth Berliana
Image: wikipedia