Perubahan Protokol Kokpit Beberapa Maskapai

(Business Lounge – Business Insight) Beberapa maskapai penerbangan di seluruh dunia merevisi protokol kokpit mereka. Hal dilakukan setelah terjadinya kecelakaan penerbangan Germanwings 9525 (4U9525) pekan lalu. Jaksa Perancis dan Jerman percaya bahwa kecelakaan itu sengaja disebabkan oleh co-pilot Andreas Lubitz, 27 tahun. Perekam suara kokpit mengungkapkan bahwa Lubitz telah mengunci pintu kokpit ketika pilot tengah pergi ke toilet. Para penyelidik mengatakan mereka bisa mendengar pilot berulang kali mencoba untuk mendobrak pintu setelah ia terkunci.

Baik Easy jet maupun Jetstar segera menerapkan prosedur baru yang berlaku di kokpit setiap pesawat.

Kebijakan baru di EasyJet

Tepat setelah kecelakaan pesawat Lufthansa di Pegunungan Alpen, Prancis yang menewaskan 150 orang, maskapai penerbangan milik Inggris, easyJet mengatakan pada minggu lalu bahwa perusahaan dengan segera menerapkan kebijakan baru untuk keharusan adanya dua anggota awak di kokpit setiap saat.

“EasyJet dapat mengkonfirmasi bahwa, dimulai dari esok hari (Jumat/26 Maret 2015) … hal itu akan mengubah prosedur,” demikian dikatakan perusahaan penerbangan itu dalam sebuah pernyataan, setelah peneliti mengatakan mereka percaya co-pilot penerbangan Germanwings Lufthansa sengaja menjatuhkan pesawat. EasyJet memang bersegera mengambil tindakan mengingat maskapai penerbangan berbiaya rendah ini mengangkut hampir 65 juta orang di seluruh Eropa selama setahun tearkhir dan memiliki 8.000 karyawan serta 200 armada pesawat Airbus.

Ryanair yang berbasis di Irlandia dan yang merupakan pesaing EasyJet, telah memiliki kebijakan kokpit yang sama. “Ryanair membutuhkan dua orang untuk berada di kokpit setiap saat,” demikian dikatakan juru bicara perusahaan seperti dilansir oleh AFP. “Jika pilot harus pergi ke kamar mandi maka pengawas awak kabin perlu untuk berdiri di kokpit hingga pilot kembali,” tambah juru bicara tersebut.

Jetstar Asia juga mengubah kebijakan kokpitnya

Maskapai penerbangan Jetstar Asia juga mengemukakan hal yang sama bahwa sejak Selasa tengah malam (31 Maret) perusahaan memberlakukan hal yang sama bahwa diperlukan dua awak yang berwenang untuk berada di kokpit setiap saat, demikian dinyatakan perusahaan seperti dilansir oleh AFP.

Protokol kokpit baru Jetstar Asia akan memerlukan anggota kru operasional untuk memasuki kokpit penerbangan jika pilot perlu meninggalkan kokpit untuk alasan apapun. Anggota kru operasi harus tetap di dek penerbangan sampai pilot kembali.

“Keselamatan dan keamanan pelanggan kami dan awak adalah prioritas nomor satui,” demikian pernyataan perusahaan. “Atas nama Jetstar Asia, kami memperluas simpati kami yang terdalam kepada keluarga dan orang yang dicintai dari orang-orang di dalam pesawat 4U9525.”

Keputusan serupa telah diumumkan oleh Air Transat milik Kanada, Norwegian Air Shuttle, dan Icelandair.

Pada umumnya prosedur maupun protokol dibuat berdasarkan term and condition yang sudah melalui berbagai review dalam waktu yang tentu saja tidak singkat. Namun tidak mustahil terjadi sebuah penyesuaian pada waktu yang singkat apabila menyangkut keselamatan baik orang (dalam hal ini penumpang) maupun kelangsungan hidup perusahaan.

uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x