Australia, Indonesia, Malaysia Uji Coba Sistem Pelacakan Jet Terbaru

(Business Lounge – News & Insight) Australia pada Minggu (1 Maret) mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan Indonesia dan Malaysia tengah melakukan uji coba sebuah sistem yang pertama di dunia yang berfungsi untuk meningkatkan pelacakan pesawat selama melintasi lautan, yang memungkinkan pihak berwenang untuk segera bereaksi terhadap situasi abnormal seperti hilangnya MH370. Ini meningkatkan tingkat pelacakan minimum untuk pesawat terbang yang melintasi lautan menjadi 15 menit dari interval saat ini 30 sampai 40 menit.

Teknologi “dapat meningkatkan pemantauan realtime apabila ada situasi yang tidak normal,” demikian dikatakan Deputi Perdana Menteri Australia Warren Truss seperti dirilis oleh AFP. “Untuk pertama kalinya di dunia , ketiga negara akan menguji coba metode baru untuk melacak pesawat melalui langit di atas daerah laut,” demikian dikatakan Truss kepada wartawan.

“Sekarang inisiatif ini mengadaptasi teknologi yang ada yang digunakan oleh lebih dari 90 persen pesawat penumpang jarak jauh dan akan memperhatikan kontrol lalu lintas udara serta dapat merespon lebih cepat saat pesawat menemui kesulitan atau menyimpang dari rencana penerbangannya.” Uji coba ini dilakukan hampir setahun setelah Malaysia Airlines MH370 hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing dengan 239 orang di dalamnya pada Maret lalu.

Pencarian besar-besaran telah dilakukan baik melalui udara dan laut tetapi belum menuai hasil.

Sistem yang baru ini memang bukan untuk menemukan MH370 tetapi akan membantu untuk meningkatkan metode terbaru dari pelacakan sementara sebuah solusi lain sedang dikembangkan, demikian juga dikatakan ketua Airservices Australia Marsekal Angus Houston seperti dilansir oleh AFP.

Jika pesawat menyimpang lebih dari 200 meter dari level seharusnya atau dua mil di laut dari track yang diharapkan, sistem secara otomatis akan memantau jet lebih dekat, seperti setiap lima menit atau hampir terus-menerus, tambahnya.

“Ini merupakan sebuah langkah besar ke depan. Ini bukan hanya mengubah segalanya, ini merupakan sebuah sistem yang dibuat, saya pikir, pemantauan pesawat selama berada di wilayah kelautan akan jauh lebih efektif,” kepala badan pengawas lalu lintas udara mengatakan. “Kami akan memiliki fakte yang dekat dengan tempat pesawat mengalami kesulitan, ini tentu sangat berbeda dengan kasus MH370 yang memiliki posisi terakhir berada di Selat Malaka.”

Uji coba, menggunakan automatic dependent surveillance contract (ADSC) sebuah teknologi otomatis ini akan dimulai pada pelayanan lalu lintas udara pusat di timur kota Brisbane sebelum diperluas ke Melbourne di selatan negara itu dan ke Indonesia dan Malaysia.

Jet jarak jauh yang menggunakan teknologi yang ada termasuk pesawat berbadan lebar seperti Boeing 380, 777, 330, 340 dan 350 model, kata Truss.

uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x