(Business Lounge – News & Insight) Pada minggu lalu, kasus Ebola di Liberia dikabarkan melambat. (Baca: WHO: Kasus Ebola Mulai Melambat di Liberia). Namun sebaliknya di Sierra Leone, kasus ini menyebar sangat memprihatinkan.
Meningkat Sembilan Kali Lipat
Pada Minggu (2/11) sebuah laporan yang dirilis oleh Afrika Governance Initiative (AGI) menyatakan bahwa Ebola telah menyebar hingga sembilan kali lebih cepat pada beberapa bagian di Sierra Leone terhitung sejak dua bulan yang lalu demikian seperti dilansir oleh AFP.
Jika dirata-rata, maka terdapat 12 kasus baru per hari yang muncul di daerah pedesaan sekitar Freetown pada akhir Oktober, dibandingkan dengan 1,3 kasus pada awal September. Terjadi peningkatan Sembilan kali lipat seperti data yang disajikan oleh Afrika Initiative Governance (AGI). Hal ini sangat memprihatinkan sementara perkembangan yang baik terjadi di Liberia.
Penularan juga meningkat dengan pesat di ibukota Freetown, dengan rata-rata jumlah kasus harian enam kali lebih tinggi dari dua bulan yang lalu. Analisis ini didasarkan pada data kementerian Sierra Leone yang mencatatkan kasus Ebola ini dalam rata-rata tiga hari.
Dukungan Amerika Serikat
Terjadinya perlambatan penularan Ebola tidak terlepas dari kontribusi Amerika Serikat yang mengirimkan utusannya untuk memberikan penjelasan terkait penanganan kasus Ebola termasuk praktek penguburan. Terlihat dengan adanya perlambatan tingkat infeksi di beberapa daerah.
AGI merupakan sebuah organisasi yang terbentuk sebagai inisiatif dukungan yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris Tony Blair. Hingga saat ini situasi di Afrika Barat masih dianggap sebagai sebuah krisis.
Kepala eksekutif AGI Nick Thompson juga mengatakan bahwa pemerintah Sierra Leone akan terus membuat langkah nyata dalam menanggulangi penularan Ebola ini dengan mempercepat akses terhadap pengobatan serta pemakaman yang aman dan layak.” Thompson juga menegaskan bahwa kita tidak bisa beristirahat sampai Ebola tidak lagi memiliki tempat untuk bersembunyi. Selain itu, dapat kita lihat dari pertumbuhan kasus baru di beberapa bagian pedesaan Sierra Leone bahwa kita berpacu dengan waktu untuk dapat mengatasi wabah ini.
Data WHO
Hampir 5.000 orang telah tewas oleh virus mematikan tersebut seperti dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sedangkan kasus Ebola yang timbul telah tercatat lebih dari 13.000 kasus. Tetapi jumlah sebenarnya dapat lebih tinggi dari angka tersebut.
Penularan Ebola
Seperti yang telah diketahui bahwa virus Ebola adalah salah satu virus dari sekitar 30 virus yang diketahui menyebabkan sindrom demam berdarah (hemorrhagic fever syndrome). Penyakit ini pertama kali ditemukan di Sudan pada tahun 1976. Virus jenis Sudan, Zaire, dan Ivory Coast berasal dari simpanse di Afrika. Sedangkan jenis Reston ebolavirus pertama kali ditemukan di laboratorium penelitian HIV/AIDS di Virginia, Amerika Serikat pada kera berekor panjang (Macaca fascicularis) yang berasal dari Filipina.
Penularan kepada orang lain terjadi melalui melalui cairan tubuh manusia yang terinfeksi dan memiliki gejala, dan melalui item-item lain yang telah terkontaminasi virus Ebola. Contohnya orang yang merawat anggota keluarga yang terkena virus ebola, pada saat membersihkan muntah atau diare, terjadi kontak dengan virus. Dengan cara itulah, penyakit ditularkan. Virus tersebut masuk ke tubuh melalui hidung atau mulut. Demikian seperti dijelaskan oleh Dr. Nahid Bhadelia, M.D., ahli epidemiologi di Boston Medical Center dan Direktur Pengendalian Infeksi di National Emerging Infectious Disease Laboratories, Boston University.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara