(Business Lounge – Essay On Global)
Fenomenal, pasti. Itulah yang ada dalam benak saya ketika mendengar adanya ratusan ribu pedagang yang memberikan makanan dan modalnya untuk rakyat Indonesia pada saat Pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia yang ketujuh. Hal yang lebih mengagumkan, semuanya diberikan secara gratis. Bagi saya, hal seperti itu mungkin suatu hal yang sangat mengharukan, bagaimana bangsa Indonesia sangat bermurah hati kepada sesamanya, dan bagaimana mereka mau untuk membagikan apa yang mereka punya untuk merayakan kegembiraan bersama.
Pesta Rakyat
Saya sangat terkesan dengan para pedagang tersebut. Bagaimana mereka dengan tidak hitung-hitungan membagikan makanan dan modal mereka, dan dengan sukarela mereka memberikan itu semua karena sebuah kegembiraan yang melimpah. Berhenti sampai disitu saja? Tidak. Masih banyak kemurahan hati bangsa Indonesia yang tercatat dalam sejarah pada tanggal 20 Oktober 2014. Berbagai artis tanah air, seperti J-Flow, Olga Lydia, Kikan Namara, Pop The Disco, Omni, Pop Out, Wong Pitu, Sigit Wardana, The Bandit, Kill the DJ, Saykoji, Soul ID, Yacko, Mike Mohede Indonesian Idol, Michael Indonesian Idol, Marcell, Vicky Shu, Delon, Vidi Aldiano, Syahrini, Nidji, GIGI, Deadsquad, Slank,Oppie Andaresta, dan lain-lain ikut memeriahkan suasana dengan berbagai cara, mulai dari memandu acara sampai menyanyi dengan musik yang lengkap tanpa dibayar sepeserpun.
Gotong Royong
Apakah yang membuat mereka begitu bermurah hati? Karena sesungguhnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang bergotong royong. Ya, gotong royong sudah menjadi budaya bangsa Indonesia sejak dahulu. Pasti masih ingat peribahasa yang kita sering dengar pada saat duduk di bangku sekolah “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, yang berarti senang dan susah ditanggung bersama-sama. Tak heran, bangsa Indonesia yang merayakan sukacitanya pada tanggal 20 Oktober 2014 kemarin, pastilah merayakannya bersama-sama, serempak di seluruh Indonesia, menyambut datangnya seorang pemimpin negara yang baru, yang lahir dari rakyat.
Gotong royong yang menjadi budaya bangsa Indonesia, memang pernah luntur dan banyak orang menjadi individualis. Namun, budaya tersebut tidaklah hilang lenyap begitu saja. Budaya itu tetap kuat dan tercermin ketika seluruh bangsa Indonesia menyambut datangnya Presiden Indonesia yang baru, yaitu Joko Widodo. Budaya gotong royong itu tidak memandang orang, terbukti pada tanggal 20 Oktober 2014, semua rakyat turun ke jalan, tidak memandang apapun profesinya, mereka bersukacita bersama-sama. Para penjaja makanan bermurah hati memberikan piring dan modalnya, para profesional turun ke jalan dan bersorak bersama, dan para wanita yang berpakaian rapi dengan tidak segan mau memunguti sampah yang berserakan. Itulah bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
Kesederhanaan dari Rakyat
Joko Widodo, pemimpin yang lahir dari rakyat, telah mengingatkan Indonesia kembali akan keindahan gotong royong, dan indahnya kebersamaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Jokowi, seorang pemimpin dengan segala kesederhanaannya, telah menyadarkan masyarakat untuk mengerti, bahwa hidup dengan bergotong royong, akan mempermudah dalam menyelesaikan masalah yang ada. Jokowi mengerti gotong royong, karena memang dia lahir dari rakyat Indonesia. Ya, Jokowi mengerti gotong royong karena Jokowi adalah kita, yang mengerti akan seluk beluk rakyat Indonesia, dan yang akan memperjuangkan hidup kita demi masa depan Indonesia yang cerah.
Kemurahan dan Harapan
Rakyat dengan senang bermurah hati, mereka memberikan dagangannya, memberikan keahliannya, memberikan tenaga-nya yang tercermin pada sebuah Pesta Rakyat spontanitas pada saat pelantikan Presiden Jokowi. Terungkap dari beberapa warga yang sempat berjumpa dengan businesslounge.co Vibiz Media Network, mereka merasa ingin memberi apa yang bisa diberikan karena sebuah harapan, mereka ingin turut berperan walau setitik dari apa yang bisa disumbangkan agar harapan itu terwujud, sebuah harapan perubahan bagi bangsa ini atas kepemimpinan sosok sederhana Jokowi.
Fanya Jodie/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara