(Business Lounge – News & Insight) Telah terjadi penurunan yang cukup significant pada industri pariwisata Thailand terhitung sejak Januari tahun ini. Hal ini disebabkan berkurangnya jumlah wisatawan yang mengunjungi Thailand. Pada bulan Agustus, angka wisatawan turun 11,9 persen dari tahun sebelumnya dan pada bulan September, kunjungan wisatawan merosot 7 persen tahun-ke-tahun.
Kondisi politik Thailand telah memjadi sebab terjadinya penurunan jumlah wisatawan Thailand, hal ini diumumkan oleh Departemen Pariwisata Thailand pada Selasa (14/10) seperti dilansir oleh Channel News Asia. Thailand pun kuatir mereka akan melewatkan puncak musim liburan tahunan negara itu yang akan dimulai pada November.
Namun pada bulan Oktober ada peningkatan wisatawan asing sebesar 10 persen diakibatkan datangnya pengunjung dari Tiongkok selama liburan Golden Week. Thailand menyadari bahwa diperlunya pengembalian citra Thailand untuk dapat meningkatkan arus wisatawan kembali.
Untuk menghilangkan ketakutan, pemerintah Thailand telah menugaskan Kementerian Pariwisata Negara itu untuk menemukan cara-cara baru yang dapat mendorong wisatawan datang mengunjungi si negeri gajah putih tersebut. Maka diumumkan sejumlah inisiatif untuk memulihkan kembali pariwisata Thailand. Salah satunya dengan mempromosikan 12 kota Thai pada 12 bulan ke depan.
Pemerintah Thailand yakin bahwa Thailand akan tetap populer di kalangan wisatawan internasional selama musim puncak liburan. Kondisi darurat militer yang diberlakukan di Thailand diyakini akan membawa dampak positif dan memberikan rasa aman pada para wisatawan.
Namun demikian, tolok ukurnya tetap adalah angka wisatawan yang telah menurun. Sehingga menjadi perhatian khusus dari pemerintah oleh karena sektor pariwisata selama ini telah menjadi penyumbang pemasukan Thailand.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana

