(Business Lounge – News & Insight) Menteri Luar Negeri AS John Kerry menemui Menteri Luar Negeri Iran Mohamad Javad Zarif pada Minggu (21/9) seperti dilansir oleh abcnews. Pertemuan ini diadakan di New York saat sidang umum PBB akan diadakan pada minggu ini. Pertemuan Kerry dan Zarif berlangsung terkait dengan pendekatan pribadi AS untuk dapat memperoleh kata sepakat dari Iran atas negosiasi yang sedang dilangsungkan antara PBB dan Iran yang berfokus pada pengurangan aktivitas nuklir Iran sehigga sanksi atas Iran pun dapat diakhiri.
Sebenarnya pembicaraan ini telah berlangsung selama berbulan-bulan setelah gagal mendapatkan kesepakatan pada akhir Juli yang lalu. Iran memang terlihat enggan untuk memenuhi permintaan negara-negara yang merasa kuatir dengan aktivitas nuklir Iran walaupun sebenarnya ada kemajuan yang dilakukan Iran namun belum sesuai dengan apa yang diharapkan PBB. Akhirnya PBB pun kembali membawa Iran ke meja perundingan pada Jumat lalu (19/9) dengan memutuskan memberikan batas waktu baru untuk Iran melakukan permintaan PBB yang diwakili oleh Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Inggris, Perancis dan Jerman. PBB memberikan batas waktu baru untu Iran hingga sebelum 24 November.
Adapun Iran diminta untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat memperkaya uranium ke tingkat kedua yang dapat dipergunakan untuk menyiapkan bahan bakar reaktor atau inti hulu ledak nuklir. Di satu sisi, Iran selalu berpendapat bahwa program pengayaan ini hanya untuk tujuan damai, tetapi banyak negara yang kuatir bahwa hal ini dapat digunakan untuk membuat bom. Dengan kesepakatan apa pun yang Iran berikan, maka Iran berharap bahwa itu akan mengakhiri sanksi yang telah melumpuhkan perekonomian Iran.
Para diplomat mengatakan kepada The Associated Press bahwa Amerika berupaya untuk meminta Iran meniadakan pipa yang menghubungkan sentrifugal dan mengurangi jumlah mesin sentrifugal dari 19,000 hingga tidak lebih dari 1,500. Namun sepertinya Iran belum melunak dalam hal ini.
Hal lainnya yang akan dinegosiasikan Amerika adalah terkait dibangunnya pabrik pengayaan bawah tanah dekat desa Fordo dan reaktor yang sedang dibangun di dekat kota Arak. Amerika ingin fasilitas Fordo bawah tanah ini dikonversi ke penggunaan non-pengayaan dan reaktor diubah untuk mengurangi seminimal mungkin produksi plutonium, sebagai alternatif untuk senjata nuklir.
Topik pembicaraan lainnya yang juga dikemukakan oleh Reuters adalah permintaan Amerika untuk Iran dapat ikut serta menanggulangi permasalahan keamanan Suriah dan Irak terkait dengan sepak terjang ISIS di sana.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: youtube