Hari minggu kemarin referendum dilaksanakan oleh pemberontak Ukraina yang bertujuan untuk mereka membentuk pemerintahan sendiri.. Minggu malam setelah selesainya referendum, perhitungan suara langsung dilakukan. Roman Lyagin, ketua komisi referendum di Donetsk mengatakan bahwa jumlah yang berpartisipasi sekitar 75 persen dan sekitar 90 persen dari jumlah tersebut menyetujui Donetsk merdeka dari Ukraina. Dia sampaikan bahwa hasil ini bisa dianggap final.
Keterangan dari Luhansk mengenai hasil referendum disebutkan bahwa partisipasi yang terakhir sudah mencapai 89 persen dan 96 persen menyetujui kemerdekaan. Propinsi Donetsk dan Luhansk merupakan dua provinsi yang mengikuti referndum dan memiliki penduduk sekitar lima juta orang dari seluruh penduduk Ukraina yang berjumlahse 46 juta orang.
Dalam pelaksanaannya referendum ini tidak memiliki daftar pemilih resmi, sehingga mereka bisa memilih tidak di satu lokasi tertentu saja. Surat suara juga tidak beramplop, pilihan dari pemilih akan langsung terlihat. Bahkan ada pemilih yang langsung mengisi beberapa surat suara. Selain itu tidak ada satupun pengamat internasional yang hadir.
Sekalipun sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin meminta supata referendum ini dtunda, mereka tetap melaksanakan referendum kemerdekaan. Laporan tersebut sedang dipelajari oleh pemerintah Rusia, disampaikan oleh Dmitry Peskov, Jurubicara Putin. Tapi dia tegaskan juga bahwa setelah operasi militer dilanjutkan Kiev, tidak ada pilihan lain bagi penduduk di Ukraina timur.
Sikap dari Uni Eropa dan Amerika Serikat adalah menolak akan pelaksanaan referendum itu. Menlu Swedia Carl Bildt mengatakan bahwa angka angka referendum ini kemungkinan palsu dan tidak ada yang meyakini kebenarannya. Demikian juga Presiden Perancis Francois Hollande menyampaikan bahwa referendum ini nihil dan tidak berlaku.
Senin ini dilakukan pertemuan di Brussel oleh para menteri luar negeri dari Uni Eropa untuk membicarakan sanksi baru bagi Rusia.
Arum/Journalist/VM/BL
Editor: Iin Caratri
Image: Antara