(Business Lounge – World Today) – Para pemberontak pro-Rusia yang berada di bagian selatan Ukraina meningkatkan risiko konflik dengan menjadikan para pemerhati militer Barat sebagai sandera mereka.
Semakin bertambah banyaknya jumlah tahanan kaum milisi yang banyak terdapat di kota Slovyansk telah membuat wajah pemberontakan anti-Kiev penuh noda konflik bersenjata. Padahal, Kremlin menyebut para aktivis itu sebagai sosok-sosok warga biasa yang kehilangan harapan.
Kaum milisi mendesak agar digelarnya referendum untuk menentukan nasib Donetsk dan mengecam warga pribumi. Kremlin pun menolak untuk mengakui adanya pemerintahan Kiev yang baru dan melukiskan mereka sebagai pemberontak kudeta bersenjata.
Kegagalan Rusia dalam memaksa kaum milisi untuk membebaskan para sandera dapat mendorong Amerika Serikat dan Eropa untuk memberikan sanksi perekonomian lebih berat terhadap Rusia, sama beratnya seperti yang pernah diberikan kepada Iran sebelumnya. Menurut pada pejabat Barat, langkah tersebut dianggap sebagai upaya penghabisan.
Para inspektur tersebut adalah anggota militer negara masing-masing dan bagian dari tim pemeriksa di bawah otoritas pakta Lembaga Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) yang disebut Dokumen Wina. Pakta tersebut menjadi pedoman dalam bertukar informasi militer dan menjadi tuan rumah bagi tim pengawas. Mereka bukan bagian dari misi pengawasan khusus OSCE yang berisi warga biasa dan juga beroperasi di Ukraina bagian selatan.
Para sandera Eropa menggelar jumpa pers di Slovyansk dengan diawasai oleh para pemberontak pro-Rusia yang telah menuding mereka mata-mata Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Total anggota kelompok 13 orang termasuk lima serdadu Ukraina yang mengawal tim.
Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier menyebut jumpa pers di Slovyanks sebagai hal yang “menjijikkan”. Ia mengatakan, tugas Rusia untuk memaksa para milisi membebaskan sandera. Petinggi Jerman lain, Gernot Erler, memperingatkan, Jerman dapat mulai membicarakan penerapan sanksi ekonomi atas Rusia pekan ini.
Kementerian Luar Negeri Rusia Sabtu pekan lalu mengatakan akan mengambil sejumlah langkah untuk membereskan situasi menyangkut para sandera Eropa. Namun, mereka sepertinya menyalahkan pemerintah Ukraina karena telah mengundang tim pengawas untuk datang.
Kementerian menyiratkan bahwa Kiev seharusnya lebih berhati-hati dalam mendatangkan tim penilik ke lokasi “yang pihak berwenangnya tidak memegang kendali dan meluncurkan aksi militer terhadap rakyatnya sendiri”.
Ukraina dan Rusia adalah anggota OSCE dan penanda tangan Dokumen Wina.
Fanny Sue/VM/BL-WSJ
Editor : Fanya Jodie
Foto : ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich